Suka Halimah

2.5K 72 0
                                    

Karena pertemuan pertama adalah kisah klasik yang menimbulkan cinta bermula dari mata hingga turun ke hati

***

Furqon Pov

Sudah tiga minggu aku belajar wudhu, shalat, dan mengaji. Dengan telaten dan penuh kesabaran Arif selalu menegurku jika bacaanku salah, walau pun usianya lebih muda dariku, tapi pengetahuan agamanya lebih luas. Satu minggu yang lalu aku di ajak Arif ke Pondok Pesantren
Al-Ikhlas, bertemu dengan Kiyai Ahmad dan Ustadz Zulkifli. Aku biasa memanggil Kiyai Ahmad dengan panggilan Abah karena beliau yang memintanya, sedangkan Ustadz Zulkifli memintaku untuk memanggilnya Ustadz Zul, biar lebih akrab katanya.

Aku belajar ilmu agama setelah pulang sekolah, awalnya diantar Arif ke Ponpes Al-Ikhlas. Tapi sekarang aku sudah mulai ke sana sendiri, tak perlu di antar Arif lagi. Dan belakangan ini, Arif mulai sibuk dengan tugas sekolahnya, dan sering pergi kerja kelompok dengan teman-teman barunya.

Perlu diketahui Arif pindah sekolah, dulu dia tinggal di Solo dengan ayah tirinya. Tapi sekarang dia pindah ke Jakarta tinggal dengan Halimah, yaaa otomatis dia juga harus pindah sekolah. Entah ada masalah apa dia dengan ayah tirinya, jika disinggung tentang ayah tirinya, dia
pasti langsung bad mood. Di Ponpes Al-Ikhlas aku mempunyai banyak teman yang semuanya laki-laki. Tentu saja, semuanya laki-laki karena memang wilayah santri putra, dan santri putri di
pisah.

Mereka sangat baik dan menyambutku dengan hangat, teman dekatku di Ponpes Al-Ikhlas bernama Azka, nama lengkapnya Azka Nur Bakhtiar. Kulitnya kuning langsat, tubuhnya tinggi tegap, suaranya dalam mengaji bikin hati adem, udah ganteng, pinter pula, dia juga fasih berbicara bahasa Arab, dan satu lagi yang nggak boleh terlewat, Azka itu Hafiz Quran.

Wow banget bin sangat kan? Gaya ngomong Azka itu berwibawa banget, kadang aku yang tidak seberapa ini suka niru dia. Azka memang patut dicontoh, di Ponpes Al-Ikhlas aku belajar sama ustadz Zul. Dia mengajarkanku banyak hal... mulai dari Tajwid, sejarah kebudayaan islam, hal-hal yang membatalkan shalat dan wudhu, adab berbicara, keikhlasan, menundukan pandangan, mengontrol emosi, dan yang lebih penting belajar tentang cinta menurut pandangan Islam.
Aku ikut belajar Amsilati di Ponpes Al-Iklhas, itu program untuk pemula yang hendak belajar kitab kuning. Sumpah itu puyeng banget, belajar jurumiyah, Irab, dan berbagai macam kitab yang tak ku hafal satu-satu namanya.

Beruntung Azka selalu setia membantu dan menjelaskan dengan sabar, alhamdulillah Allah masih memberi aku kesempatan untuk memperbaiki diri, dan aku baru sadar ketika sibuk bermalas-malasan orang-orang di sini sibuk menimba ilmu. Jam tiga dini hari sudah terbangun, katanya santri harus selalu bangun pagi, ya karena kalo nggak bangun otomatis kita akan kena siram dan mendapat hukuman, itu jawaban
simpel dari si Rahmat yang berbanding terbalik dengan Azka.

Rahmat itu kurang disiplin kalo ngomong pasti sekenanya saja, sukanya betele-tele dan yang paling parah si Rahmat paling suka gangguin Azka, karena menurutnya Azka adalah makhluk tersabar yang pernah dikenalnya dan nggak pernah marah. Jadi dia jelmaan makhluk yang datang untuk menguji kesabaran Azka, begitu katanya. Banyak ilmu yang aku dapat selama belajar di ponpes Al-Ikhlas, yang mulai saat ini sudah ku terapkan di hidupku.

Jika berbicara dengan orang, pakenya aku kamu supaya lebih enak gitu.. buka lu gua, kecuali kalo di sekolah masih pake lu gua. Hebohnya 12 IPS 5 kalo sampe seorang Furqon ngomongnya alim banget pake aku kamu. Pernah waktu itu aku ngomong pake aku kamu keceplosan sebenernya.

"Ehh Aji aku pinjem pulpen kamu dong" teriak ku pada Aji yang duduk di kursi paling depan.

Kelas 12 IPS 5 menjadi hening dalam seketika. Seluruh siswa siswi menengok ke arahku.

Salahkah Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang