Resiko

1.9K 70 0
                                    

Tangisan adalah bahasa saat mulut tak mampu untuk berkata, dan hanya air mata yang dapat memperlihatkan kesedihan yang semakin menjelma menghimpit jiwa.
***

Seorang lelaki terdiam dalam sujudnya, di atas sajadahlah dia berdoa, menghadap pencipta dan memohon ampun atas dosanya. Bulir bening mengalir di kedua pipi mulusnya, bak air terjun yang mengucur dengan deras dan kencangnya.

Isakan kesedihan tak mampu ditutupinya, saat dia mencurahkan permasalahan hidupnya pada sang Khalik, disitulah ada rasa lega yang menyapa hatinya. Jam dinding menunjukkan pukul 01:15, saat matahari tenggelam ditelan kegelapan malam, sunyi mengisi gelapnya gelas waktu, jarum jam terus berputar tanpa hentinya, untaian tasbih terus dikumandangkan dari bibir seorang lelaki yang memiliki badan tegap dan senyum syahdu.

Arli menangis terisak dalam heningnya malam, matanya terlihat bengak, dia beristigfar karena telah terlarut dalam kesedihan. 'Maafkanlah hambamu yang lemah ini, yang telah berlarut-larut dalam kesedihan. Kuatkanlah hambamu dalam menghadapi semua cobaan yang Engkau berikan, selamatkanlah gadis itu dari ketidaksadarannya, bangunkanlah dia dari komanya' Arli membatin.

Arli melipat sejadahnya dan menaruh peci hitam miliknya di atas meja belajarnya. Lalu berjalan menuju kasur empuk miliknya, merebahkan tubuhnya dan mulai membaca doa untuk melanjutkan tidurnya.

***


Kegelapan malam telah berganti dengan sinar jingga yang menerobos pagi, suara burung bernyanyi-nyanyi menghiasi angkasa, mentari telah menampakkan diri. Pertanda bahwa aktivitas manusia telah terjadi.

"Pagi yang dingin" ucap Furqon sambil berjalan menuju kelasnya.

"Padahal udah jam 7, tapi udara dingin menembus tulang sang pria tampan ini" ucap Furqon pada dirinya sendiri dengan cengar-cengir tak jelas.

Furqon bahagia, dan sangat bahagia.

Mau tau kenapa?

Karena anak-anak cewek di sekolahnya mulai belajar untuk menjaga martabat mereka sebagai wanita.

Tidak ada lagi bisik-bisik histeris yang menyambutnya dipagi hari.

"Aduuhhh kok makin hari Furqon makin cakep aja"

"Gila, sekarang dia tambah alim dan makin W.O.W"

"Itu calon imam gua"

"Aduhh suami gua tuh"

"Asli meleleh gua"

"Kok muka dia lebih bersinar yah, calon laki gua itu mah"

"Aduhhhh lumer deh gua"

"Pagi-pagi liat yang begini mah, bikin otak fresh"

Tidak ada lagi yang memujinya dan memujanya seperti itu, teriakan histeris dari mereka pun sudah tak ada lagi.
Ehhh anjirr cakep gile, pangeran gua itu mah, Furqon kayak Lee Min Ho, Aje gile Furqon ganteng banget...
Sudah tidak ada lagi bisik-bisik tetangga dan jeritan dengan suara TOA. Hahaha, anak perempuan di sekolahnya sudah mulai tobattt, Alhamdulillah

Furqon berjalan pelan dan tersenyum ramah pada mereka yang dilihatnya.

"Asalamu'alaikum pak Ustadz" sapa salah satu siswi berhijab syar'i

Salahkah Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang