Luka

4.1K 117 0
                                    

Ada harapan dari sebuah luka, semoga dengan hadirnya luka hati semakin kuat dalam cobaan rasa
***


Furqon terkekeh geli melihat tingkah Ismi. "Iyalah nama Ismi di kelas ini kan cuma lu doang."

"Mau ngapain?," tanya Ismi penasaran

"Ada urusan apa? " sambungnya lagi

"Nanti gua jelasin, sekarang ikut gua " jawab Furqon dengan memperlihatkan senyum manisnya.

"Ke mana?."

"Taman sekolah."

"Cuma berdua?."

"Iya."

"Aku nggak mau kalo cuma berdua," jawab Ismi tegas.

"Terus?."

"Ajak Halimah juga."

Furqon berdecak sebal. Bagaimana dengan pengungkapan cintanya, jika di antara mereka ada orang lain? Pasti tidak nyaman, tapi apa mau dikata dengan berat hati Furqon mengatakan iya.

"Halimah ayo," ajak Ismi seraya berdiri dan mengulurkan tangannya pada Halimah, dan gadis itu pun membalas uluran tangan Ismi.

Jujur Ismi merasa tak nyaman jika diajak berdua-duaan di Taman sekolah, Apalagi
dengan lelaki di depannya ini, perasaannya jadi tidak enak. Bahkan Ismi sendiri tak kenal dengan lelaki ini, dan merasa tak pernah punya urusan dengannya.

Sementara Halimah hanya bisa ikut dengan pasrah, jujur dia tak mau ikut, tapi dia tak mungkin menolak permintaan teman dekatnya ini. Ismi menggenggam erat tangan Halimah seolah-olah takut jika Halimah akan kabur dan meninggalkan mereka hanya berdua. Mereka bertiga berjalan keluar kelas menuju ke Taman sekolah. Furqon sendiri saat ini sedang was-was, deg-degan, hatinya terus berkecamuk tak karuan. Dia memikirkan reaksi Ismi.

Tanpa terasa mereka sudah sampai di Taman Sekolah. Furqon bersyukur dalam hati karena Taman sekolah hari ini sepi tak seperti biasanya. Sepertinya semesta ikut mendukung, pikirnya. Jantungnya terus beremuruh, dia tak akan berlama-lama lagi. Hari ini dia akan mengungkapkan semuanya.


Furqon mengajak Ismi untuk duduk di bangku Taman. Bangku tersebut menurut Furqon sangat pas untuk tempat pengakuan cintanya, karena terletak di bawah rindangnya pohon dan di sekelilingnya banyak  bunga. Bunga di Taman ini sangat cantik dan indah yang sengaja ditanam dan ditata rapi untuk menonjolkan nilai estetika taman ini.

Ismi pun duduk di bangku tersebut, tentu saja ditemani Halimah yang duduk di
sebelahnya. Bangku tersebut memang panjang terbuat dari kayu jati yang cukup untuk menampung empat orang. Furqon menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan, dia berusaha untuk menetralkan jantungnya yang terus berdetak dengan cepat tanpa terkendali, jantungnya terus bergemuruh hebat. Dia berusaha menenangkan dirinya.

Furqon berlutut di hadapan Ismi, sontak kedua gadis itu terkejut dengan kelakuan lelaki yang berada di depan mereka. Furqon berlutut dan tangan kanannya memegang setangkai bunga mawar merah yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

"Ismi, beradanya gua di sini, di hadapan lu dengan memegang setangkai bunga mawar ini, gua mau mengungkapkan semua perasaan yang selama ini terpendam." Furqon menjeda kalimatnya dan menegakkan dadanya serta tak lupa dia menyodorkan setangkai bunga mawar yang dipegangnya kepada Ismi.

Salahkah Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang