Hijrah hati menuju Allah dan Rasul-Nya berkaitan dengan keimanan. Kuatnya keimanan ditentukan kuatnya dalam berhijrah, begitupun sebaliknya. Maka, sikap istiqamah diiringi niat yang kuat dan ikhlas karena Allah semata menjadi kunci sukses dalam berhijrah.
***"
Tentu aku akan membantumu Furqon, tapi niatmu untuk berubah tentulah salah. Niatmu salah dalam berhijrah Furqon" ucap Halimah dengan tegas
"Lalu yang benar bagaimana?" Tanya Furqon frustrasi
"Niatkan hijrahmu untuk Allah bukan untuk Ismi"
"Untuk Allah?"
"Iya"
"Tapi gua ehh ralat aku masih nggak ngerti"
“Jadikanlah Allah sebagai puncak tujuan akhir hijrah! Bagi orang-orang yang rindu
perjumpaan dengan-Nya, karena Dia yang awal Dia pula yang paling akhir. Dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah sebagai puncak tujuan akhir. (An Najm:42) Karena apapun tujuan hijrah,
bila menjadikan selain Allah sebagai tujuan niscaya akan sia-sia dan berujung dengan kekecewaan""Jadi mesti karena Allah"
"Iya, dan perlu kamu ketahui hijrah kepada Allah maknanya adalah meninggalkan apa-apa yang dibenci Allah menuju apa-apa yang dicintai-Nya, yaitu meninggalkan kemaksiatan menuju ketaatan."
Menuju ketaatan? Apa gua bisa? batin Furqon bertanya-tanya.
"Meninggalkan apa-apa yang dibenci Allah kepada apa-apa yang dicintai-Nya itulah yang dikenal dengan istilah al firar ila Allah (berlari menuju Allah). Hal itu Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), "Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya
aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu." (QS. Adz Dzariyat : 50)""Berlari kepada Allah? Caranya gimana?" tanya Furqon kebingungan.
"Dengan hijrah hati"
"Hijrah hati?"
"Iya, hijrah hati karena Allah"
"Aduhhhhh makin puyeng nih"
"Masih belum paham?"
"Yah begitulah"
"Hijrah dengan hati kepada Allah menuntut kita untuk memiliki kesadaran dan ilmu mengenai apa yang Allah benci dan apa yang Allah cintai. Karena hakikat hijrah ini adalah meninggalkan perkara yang dibenci-Nya menuju perkara yang dicintai-Nya. Perkara yang dibenci Allah itu meliputi syirik, kekafiran, kemunafikan, dan kemaksiatan. Adapun perkara yang dicintai Allah itu mencakup tauhid, keimanan, ikhlas, mengikuti tuntunan, dan melakukan ketaatan-ketaatan."
"Aku bukan orang taat Halimah, aku itu nggak pernah shalat intinya nggak pernah deket sama Allah, dan sering ngelakuin dosa" Furqon menundukan kepalanya, dia begitu malu dengan dirinya sendiri.
"Kalau begitu mulai dari sekarang berhijrahlah, perjalanan menuju Allah memang rentan dengan ujian dan cobaan. Maka siapa pun harus sabar, tabah dan tawakal dalam menghadapinya. Terkadang Allah sengaja menguji hamba-Nya dengan berbagai macam cobaan dan ujian hanya karena Ia ingin tahu sejauh mana kesungguhan niat hamba-Nya. Maka barang siapa yang memperoleh hidayah, maka ia akan kuat menghadapinya. Sebaliknya, bagi yang tidak mendapatkan hidayah akan berpaling dari Allah. Naudzubillah min dzalik."
"Apa aku bisa?"
"Pasti bisa jika kamu mau berusaha menguatkan hati dan terus bertawakal. Setelah berusaha baru kita tawakkal kepada Allah, maka itulah takdir yang harus kita jalani. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah Ali 'Imran ayat 159, Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakkal kepada-Nya"
"Terus dimulai dari apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah Aku Jatuh Cinta
SpiritualBagaimana rasanya jika cinta kita ditolak? Cinta yang bertepuk sebelah tangan, rasa sayang yang tak terbalaskan, cinta yang hanya satu hati. Rasa perih dan sakit menjalari seluruh hati hingga tak tersisa ruang untuk bahagia. Begitulah kata orang yan...