Vier membuang tatapannya pada jam besar yang tertempel begitu anggun pada dinding putih gading ruangan wakil kepala sekolah. Lagi-lagi kali ini ia terpanggil ke ruangan wanita berusia kepala tiga itu. Entah apalah yang akan dibahasnya kali ini. Namun, kini laki-laki nilam itu harus menunggu beberapa saat. Dilihatnya Mrs. Mire tengah sibuk menandatangani berkas-berkas yang dibawa Lady Gwena beberapa saat yang lalu. Perempuan dengan rambut ikal sewarna eboni itu berdiri di samping Mrs. Mire sembari sesekali memberi penjelasan tentang berkas-berkas yang dibawanya.
"Terima kasih, Mrs." Lady Gwena menundukkan badannya memberi hormat pada Mrs. Mire. "Maaf membuat Anda menunggu." padangannya beralih pada Vier dan hanya ditanggapi anggukan kecil oleh laki-laki nilam itu.
"Maaf untuk waktumu, Vier." Mrs. Mire unjuk bicara selepas suara derit pintu tertutup berhenti bergema.
"Tak masalah," sahut Vier singkat, "apa yang akan Anda bicarakan?"
"Kau sudah tahu, bukan, tentang Lya Verin sekarang?" Vier mengangguk. "Lusa, Eldeaz Stoffen akan kemari. Ia akan membicarakan misi penyelamatan Lya yang digagas asosiasi rahasia. Kau akan ikut. Saya tahu, rencana ini amat beresiko untuk kalian, tapi tak ada cara lain. Hanya kalian para pemilik elemen dewa yang bisa merasakan keberadaan Lya."
Vier mendengarkan dengan saksama. Penjelasan Mrs. Mire tentang Eldeaz mengingatkannya pada sosok laki-laki berambut ikal itu. Laki-laki pemilik surai berwarna kadru juga manik cokelat kayu. Pemilik elemen dewa tipe bumi. Laki-laki pendiam yang menjadi target empuk Lya. Gadis itu menyukainya. Tapi, entahlah. Antara terlalu polos atau tak peduli, Eldeaz merasa biasa-biasa saja dengan tingkah laku Lya di dekatnya.
"Vier, kau mendengarkanku?" Mrs. Mire menegur Vier yang mungkin sedikit terhanyut dalam lamunannya.
"Ah, iya. Maaf." fokus Vier kembali teralihkan.
"Saya juga ingin kau memilih beberapa anggota Elite untuk membantu," tambah Mrs. Mire.
Vier menghela napas lantas menyandarkan punggungnya pada kursi yang didudukinya. Menerka-nerka siapa yang akan ia tunjuk untuk membantunya. Banyak anggota berpotensi di dalam Elite. Namun, kebanyakan dari mereka belum percaya diri dengan apa yang mereka miliki. Ada juga yang takut berkembang. Vier harus pintar-pintar memilih untuk menghindari anggota yang malah akan merepotkan di dalam misi.
Vier menegkkan duduknya kala teringat sesuatu. "Lalu, bagaimana dengan Ren?"
Mrs. Mire tersenyum, seakan sudah menunggu pertanyaan itu. "Kau tak perlu cemas tentang itu. Sementara tugasmu akan dipasrahkan pada Felix." Mrs. Mire menyerahkan lembaran biodata Felix.
Vier mengamati lembaran-lembaran biodata yang sudah beralih ke tangannya. Tercetak di sana, Felix Reio.F. Seorang laki-laki yang dituliskan merupakan anggota inti Elite dengan nilai misi rata-rata A-. Vier sedikit mendecak kala melihat potret sosok Felix dalam biodatanya. Felix yang itu, desisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince or Princess (DALAM PROSES REVISI)
Fantasy(𝙼𝚘𝚑𝚘𝚗 𝚖𝚊𝚊𝚏, 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚍𝚒𝚛𝚎𝚟𝚒𝚜𝚒. 𝚂𝚊𝚛𝚊𝚝 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚎𝚓𝚊𝚊𝚗, 𝚝𝚊𝚝𝚊 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗, 𝚙𝚕𝚘𝚝 𝚑𝚘𝚕𝚎, 𝚍𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔𝚋𝚎𝚛𝚊𝚝𝚞𝚛𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚒𝚗𝚗𝚢𝚊) --First Book-- "Sebuah kasta t...