"Hari-hari berlalu, kini usia sang putri menjejak lima tahun. Ia tumbuh menjadi putri yang penuh rasa ingin tahu. Karena kesehariannya yang terus terkurung di dalam istana, tak ada yang mampu menjawab rasa keingintahuannya itu.
Suatu hari putri yang diketahu dengan nama Ellea itu bertanya pada pelayannya, "Leah, kenapa aku tak boleh keluar? Aku ingin melihat benda warna-warni itu." Ellea menunjuk rumpun bunga krisan yang tengah merekah-merekahnya.
"Maaf, Tuan putri. Anda tidak boleh keluar sebelum mendapat izin raja," ujar sang pelayan menatap iba sang putri yang terduduk penuh harap di depannya.
"Jika begitu, aku akan bertemu Ayah. Pasti dia akan mengizinkanku keluar," kata sang putri penuh percaya diri. Ia hendak beranjak, tapi Leah menahannya.
"Sebaiknya jangan, Tuan putri. Raja sedang sibuk, raja akan marah jika mendapat gangguan."
"Oh, begitu ya."
Akhirnya, Ellea pun hanya bisa memandangi rumpun krisan aneka warna itu dari balik jendela kamarnya.
***
"Leah ... Aku ingin bertemu Ayah," rengek sang putri membuat Leah pusing bukan kepalang.
"Maaf, Tuan putri. Raja tengah menghadiri rapat dengan raja-raja negara sebrang. Anda tidak bisa menemuinya saat ini." nampak keringat bercucuran di pelipis Leah. Ia terlihat sangat lelah meladeni sang putri yang terus merengek.
"Pokoknya, aku ingin bertemu Ayah!" Ellea mendorong Leah yang berdiri menghalangi pintu kamarnya hingga terjungkal. Ellea memanfaatkan kesempatan itu untuk berhambur keluar kamar.
"Tuan putri, jangan!" jerit Leah histeris. Namun, Ellea tidak berminat menghiraukan jeritan Leah, kakinya terus melangkah mengikuti hasrat hatinya.
Ellea terus berlari menyusuri lorong-lorong sepi dengan karpet merah yang menutupi sebagian lantai pualamnya. Ellea berhenti di depan pintu besar berukir.
"Tuan putri, apa yang anda lakukan di sini?" tanya pengawal yang tengah berjaga di depan pintu.
"Aku ..." Ellea mencoba mengatur nafasnya. "Aku ingin bertemu Ayah!"
"Maaf, Tuan putri. Raja tidak bisa diganggu saat ini."
"Tidak! Aku ingin bertemu Ayah!" tegas Ellea. Keinginannya itu tidak bisa diganggu gugat lagi. Ia mendorong-dorong tubuh kekar pengawal itu, berharap ia akan terjungkal seperti Leah tadi. Namun, pengawal itu masih berdiri kokoh di tempatnya. Tenaga Ellea kecil tak mungkin menggeser seinci pun tubuh pengawal itu.
"Putri Ellea!" panggil Leah sekuat tenaga. Ia berlari sembari mencincing rok panjangnya. Pandangan sang pengawal beralih pada Leah yang lari tergopoh-gopoh membuat Ellea tak dihiraukan lagi olehnya.
Dengan gesit Ellea berlari melewati sang pengawal dan langsung mendorong kuat-kuat pintu berdaun dua. Semua pandangan beralih pada asal suara deritan pintu, bahkan orang-orang di dalam ruang rapat sekalipun.
"Ayah! Ayah!" Ellea berlari menghampiri sang raja yang masih terduduk dengan raut bingung di kursi kebesarannya.
"Ellea, sudah Ayah bilang, tetap di kamar!" ujar sang raja meninggikan suaranya.
"Tidak. Tidak mau. Ellea ingin melihat bunga di luar. Ellea mau jalan-jalan," rengek Ellea.
"Raja Kou. Kau tak pernah bilang memiliki putri yang terlahir dengan ruby curse." seorang raja bernama Loise Jewel unjuk bicara. Mata nilamnya masih terpaku dengan sosok Ellea yang memiliki warna mata mirah delima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince or Princess (DALAM PROSES REVISI)
Fantasy(𝙼𝚘𝚑𝚘𝚗 𝚖𝚊𝚊𝚏, 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚍𝚒𝚛𝚎𝚟𝚒𝚜𝚒. 𝚂𝚊𝚛𝚊𝚝 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚎𝚓𝚊𝚊𝚗, 𝚝𝚊𝚝𝚊 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗, 𝚙𝚕𝚘𝚝 𝚑𝚘𝚕𝚎, 𝚍𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔𝚋𝚎𝚛𝚊𝚝𝚞𝚛𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚒𝚗𝚗𝚢𝚊) --First Book-- "Sebuah kasta t...