"Hahaha ... Aku tak menyangka kalian akan berfikir seperti itu. Terutama kau Rezel." Vier terkekeh geli mendengar cerita wakil kepala sekolah selama menghilangnya dirinya.
"Jangan tertawa! Kau juga meninggalkan tanda-tanda, kan?" dengus Rezel kesal. Ia tak kesal sungguhan, ia hanya terlampau senang. Memang benar, Vier orang yang misterius.
"Bagaimana kau bisa selamat, Vier?" tanya Lya antusias. Perasaannya sudah lebih tenang setelah melihat wajah tenang Vier. Mungkin tak seharusnya ia merasa terlalu resah.
"Itulah yang akan kubicarakan," ujar Vier diselingi senyuman. "Rise!" panggil Vier. Muncul sosok perempuan dengan manik kuning keemasan dan surai pirang.
"D-dia siapa?" Lya menautkam alisnya menatapa lekat Rise yang berjalan ke arah mereka.
"Sebelum itu, aku akan jelaskan. Jurang itu ternyata adalah portal. Dulu, para dark menggunakan portal itu untuk berteleportasi ke suatu tempat. Karena jarang digunakan portal itu terkadang terbuka dan tertutup sendiri. Beruntungnya saat aku jatuh portal itu sedang terbuka, aku terbawa ke sebuah desa yang berada di selatan gunung Green Mounthain," jelas Vier panjang lebar.
"Lalu, apa hubungannya dengan perempuan itu?" tanya Rezel sembari menunjuk Rise yang terduduk di samping Vier. Vier tersenyum seakan sudah menunggu pertanyaan itu.
◆◇◆◇◆
Satu bulan yang lalu ...
Vier membuka matanya perlahan. Ia tak bisa merasakam tubuhnya, tubuhnya mati rasa. Cahaya dari lampu sewarna senja membuarnya merasa nyaman dan tenang.
"Kau sudah sadar?" sosok samar terduduk di sampingnya. Vier mencoba menfokuskan pandangannya pada sosok itu. Seorang perempuan. Ya, perempuan dengan manik mata keemasan yang terlihat manis. Vier mencoba membangunkan dirinya. Namun, sekeras apa pun ia mencoba, usahanya akan berakhir sia-sia.
"J-jangan paksakan dirimu untuk bergerak. Kau belum pulih seutuhnya," ujar perempuan itu memberi saran. Akhirnya, Vier hanya terdiam untuk beberapa saat, sedangkan perempuan itu juga terdiam sembari menatap lamat Vier. Dan mereka pun larut dalam kecanggungan.
"Kalau aku boleh bertanya," Vier mulai bicara, "aku ada di mana? Bagaimana aku bisa sampai di sini?"
Perempuan itu tersenyum ramah. "Sekarang, kau ada di rumahku, tepatnya di desa Hyacint. Aku menemukanmu terluka parah saat aku mencari jamur di hutan. Jadi, aku membawamu kemari dan mengobatimu. Lukamu cukup parah, bayak tulangmu patah, aku tak tahu apa yang terjadi padamu. Jelasnya kau pingsan selama kurang lebih seminggu," terang perempuan itu diakhiri senyuman.
Vier memejamkan matanya, mencoba mengumpulkan sisa tenaganya untuk bangun. Rasanya, ia baru saja mati suri dalam waktu yang panjang. Tak disangkanya, ia masih tinggal dalam raganya hingga saat ini. Dan ... Apa yang dibilang perempuan tadi? Seminggu?! Astaga! Ini adalah rekor misi dengan hasil terburuknya. Dan luka terparah yang pernah ia alami.
"Siapa namamu? Dari mana asalmu?" tanya perempuan itu membuat Vier kembali membuka kelopak matanya.
"Panggil saja aku Vier," jawabnya datar, "aku dari Royal High School, Kota Casseon, barat daya Golden Valley," sambungnya. "Kau?" Vier balik bertanya.
"Ah, n-namaku?" Vier mengangguk samar. "Namaku Rise Charmerose, kau bisa memanggilku Rise."
***
Vier merenggangkan otot-ototnya yang kaku. Ia menengadahkan kepalanya menatap langit yang kini cerah, sewarna matanya membentang memenuhi katulistiwa. Rise menjatuhkan kayu yang sedari tadi ditentengnya. Suaranya terdengar cukup keras membuat Vier tersentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince or Princess (DALAM PROSES REVISI)
Fantasy(𝙼𝚘𝚑𝚘𝚗 𝚖𝚊𝚊𝚏, 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚍𝚒𝚛𝚎𝚟𝚒𝚜𝚒. 𝚂𝚊𝚛𝚊𝚝 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚎𝚓𝚊𝚊𝚗, 𝚝𝚊𝚝𝚊 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗, 𝚙𝚕𝚘𝚝 𝚑𝚘𝚕𝚎, 𝚍𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔𝚋𝚎𝚛𝚊𝚝𝚞𝚛𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚒𝚗𝚗𝚢𝚊) --First Book-- "Sebuah kasta t...