Part 28 - The Meeting

177 16 7
                                    

IRIDESCENT PART. 28

PART 28

Quotes : "Aku tidak akan tidur supaya kau disini selamanya." – Molly.

Hujan kembali turun selepas petang hari ini, membuat matahari terasa cepat menghilang tersapu awan. Tadi memang tidak ada tanda – tanda hujan, Ia datang begitu saja tanpa ada peringatan. Deras tanpa ampun.

"Becca, bagaimana kalau kita tutup saja? Tidak akan ada pengunjung yang datang di saat hujan deras seperti ini." Rowley menyarankan, matanya terfokus pada rentetan pasukan hujan yang menderap di sisi genteng yang menimbulkan suara bergemuruh.

Becca menggeleng, ia masih memotong beberapa tangkai bunga anyelir yang sedari tadi dikerjakannya. "Aku tidak keberatan tetap disini beberapa saat lagi. Kau bisa pulang duluan jika kau mau." Ujarnya kalem tanpa memandang pada pria yang mengajaknya bicara.

Rowley mendesah, ia berjalan beberapa langkah kesisi tempat Becca duduk. Ia memang seharian ini membantu Becca di Florist, well, bukan seharian ini, tapi beberapa minggu ini. Entahlah ia merasa semacam punya tanggung jawab penuh pada Becca semenjak ia jatuh pingsan hari itu ditambah lagi Becca sudah tidak berniat untuk menghubungi Justin lagi. Ia sudah tidak dapat menjaga gadis itu saat dirumah karena mereka tidak tinggal dalam satu rumah. Lelaki pengusaha itu – melarang Rowley untuk tinggal bersama Becca, sepertinya ia khawatir mengingat penampilan Rowley yang jauh nampak terlihat seperti preman ketimbang kaka untuk Becca.

"Setidaknya bisakah kau beristirahat sebentar?" Ujarnya khawatir. Rowley mengkeret kursi di depan Becca dan duduk disana. Meskipun terlihat enggan, ia akhirnya mengambil setangkai bunga anyelir dan memotong beberapa batang yang dirasa tidak berguna – persis seperti yang Becca lakukan. Ia tidak perlu diajari lagi karena ia sering memperhatikan Becca saat gadis itu melakukannya.

Becca menggeleng lagi – tapi kali ini dengan senyuman geli. "Baiklah. Baiklah. Aku akan menutup florist segera setelah menyelesaikan ini."

"Sebaiknya begitu." Gumam Rowley masam. "Becca – apa kau baik – baik saja?"

Becca menghentikan pekerjaannya dan melirik Rowley sejenak sembari menghela nafas jengah. "Aku baik – baik saja untuk keseribu kalinya, Rowley." Ujarnya dengan nada ditekankan. Rowley memang sudah mengatakan pertanyaan itu hampir sepanjang hari dalam interval 5 menit setiap kali ia mengatakannya.

"Aku kan hanya bertanya." Gerutunya.

Becca terkekeh. "Terimakasih – sudah menjadi mantan kakak tiri yang baik." Ujarnya sambil menatap Rowley. Pria itu memang tidak suka jika Becca memanggilnya kakak karena memang orang tua mereka sudah bercerai dan Rowley bilang Becca sudah tidak punya hak dan kewajiban lagi untuk memanggilnya kakak. Dan ia juga menegaskan jika hubungan mereka saat ini tidak lebih hanya hubungan formal antara mantan adik dan mantan kakak yang saling tolong menolong.

Rowley nyengir lebar dan mengangkat kedua alisnya. "Apa kau baru menyadarinya sekarang?" Ia meringis seolah – olah terlihat begitu kecewa.

"Kau dulu menyebalkan." Sergah Becca.

Rowley merengut dan membenamkan kedua tangannya didada, kesal.  "Tidak usah ungkit – ungkit masa lalu. Lagipula aku menyebalkan – kan hanya untuk menarik perhatianmu saja."

"Kau bisa meminta perhatianku dengan cara yang baik – baik."

"Sudah ku coba – tapi tidak ada gunanya sebaik apapun aku padamu kau tetap akan melihat pada satu arah. Justin dia – " Rowley mengigit bibirnya dengan kencang, berhenti berbicara. Justin – nama itu sudah tidak pernah disebutkan lagi semenjak kejadian di rumah sakit hari itu. Entah hanya perasaannya saja ataukah memang ketika ia mengatakan nama Justin ada sebutir paku yang menancap di wajah Becca hingga membuat gadis itu mendesah tertahan. Jadi ia menghindari untuk membahas hal – hal yang berbau Justin seakan hal itu dilarang oleh Negara. "Ah sudahlah lupakan, kenapa kita jadi mengungkit masalalu." Ujarnya mengalihkan pembicaraan.

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang