Part 7 - A new Book of life and A girl with rose tatto

174 13 0
                                    

3 TAHUN KEMUDIAN...

Justin memandang tetesan - tetesan salju yang menempel di jendela mobilnya. Ia menempelkan jarinya di kaca jendela yang membeku, jarinya yang tadinya merah brangsur membiru karena dingin. Musim salju memang tidak pernah bersahabat di Los Angeles, sudah terjadi setidaknya 2 kali badai salju yang menyebabkan runtuhnya produktivitas masyarakatnya. Banyak orang mengeluh karena pekerjaan mereka tertunda dan usaha mereka merugi karena jalanan kota tertutupi salju yang tebal.

Hari itu lalu lintas begitu buruk, terjadi kemacetan dimana - mana akibat timbunan salju yang menenggelamkan jalan. Udara menjadi dingin dan begitu menyebalkan. Justin mencoba menahan matanya yang sudah begitu berat, udara dingin membuatnya mengantuk, selalu mengantuk. Mungkin memang sudah menjadi kebiasaannya mengantuk dimana saja. Ia mengalihkan pandangannya pada sebuah gedung teater broadway yang terlihat ramai, bahkan dicuaca dingin seperti ini, orang - orang rela menembus salju hanya untuk satu pementasan drama. Melihat gedung teater itu Justin menjadi teringat audisi yang diikutinya 3 tahun yang lalu di Prince Edward. Hell yeah, Dalam lamunannya, Justin teringat prince Edward, sejak hari itu dia tidak pernah kembali lagi kesana karena memang tidak ada yang tersisa untuknya disana, kecuali Becca.

The hardest part of moving is leaving Becca behind. Justin bahkan tidak sanggup untuk mengatakan selamat tinggal, bagaimanapun juga ia masih teramat mencintainya. Di hari kepergiannya, Becca mengantarkannya ke airport dan berjanji akan menyusulnya kelak, yeah, suatu hari nanti, itu janjinya. Hanya sebuah janji yang terucap dan derai air mata yang menjadi saksi perpisahan kedua insan yang saling mencintai itu. Justin harus meninggalkan Becca ditengah - tengah jalinan hubungan mereka yang membingungkan dan tidak jelas. Menyakitkan memang, kala harus meninggalkan seseorang yang teramat kita cintai, tapi keadaan memang tidak memungkinkan. Justin sudah tidak punya siapapun lagi untuk tinggal bersamanya di Prince Edward. Jadi, keputusan terbaik adalah pindah bersama momnya dan memulai hidup baru di Los Angeles, tempat dimana momnya selama 4,5 tahun ini tinggal. Hidupnya 180 derajad berubah, dari anak yang biasa - biasa saja ia mesti menjalani kehidupan glamour di LA, karena momnya telah menjadi designer terkenal dan juga telah menikah dengan seorang bussines man muda.

Perjalanan menuju rumahnya, no, rumah mom nya terasa begitu panjang karena sang supir mesti berhati - hati mengemudi, maklum saja, jalanan yang licin membuat potensi kecelakaan semakin meningkat, apalagi yang sedang duduk di kursi belakang sekarang adalah anak seseorang yang begitu penting, majikannya yang arogan itu pasti akan langsung membunuhnya jika anaknya mengalami cacat sedikit saja akibat ulahnya.

Mobil ferrari hitam itu berhenti tepat di depan sebuah pintu putih besar dengar ukir - ukiran megah, sang supir membuka kan pintu perlahan. Justin keluar bahkan tanpa mengucapkan terimakasih. Ia terlalu lelah karena seharian di jejali oleh racauan guru bisnis privatenya, ia bahkan sulit untuk menerima semua pelajaran - pelajaran itu, karena memang ia tidak pernah berfikir untuk terjun ke dunia bisnis. Kuliah di bidang finance dan bisnis merupakan hal yang begitu asing baginya, hal itu membuatnya menjadi sulit untuk mengikuti perkuliahan, hingga di libur musim dingin seperti ini pun ia harus rela mengorbankan waktu liburannya untuk les privat. Disaat anak - anak lain mungkin sedang bermalas - malasan di atas tempat tidur mereka, lain halnya dengan Justin yang harus mengikuti 3 jam tanpa jeda sesi les tersebut. Hal ini membuat dia gila, bagaikan tony stark yang dipaksa untuk memakai pakaian renang bukannya pakaian besi.

Justin membuka pintu dan masuk ke dalam rumah mewah raksasa itu. Rumah itu lebih pantas di sebut kastil karena begitu besar dan setiap lekuknya terpatri kemewahan. Dindingnya yang di cat cream begitu elegan ketika dipasangkan dengan lampu Kristal raksasa yang tergantung sempurna di atas ruangan tersebut.

"welcome home, buddy" seseorang mengejutkan Justin ketika ia melewati dua pilar raksasa yang tersemat di tengah ruangan yang mereka sebut livingroom tetapi lebih pantas di sebut blink room itu karena setiap sudutnya dihiasi Kristal - Kristal mahal yang begitu langka.

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang