Part 24 - Becca

186 14 2
                                    

PART. 24

Quote :  "Aku mencintaimu dengan semua ketidaksempurnaanmu yang sempurna – tidakkah itu cukup?" – Justin Sparks

"Rowley?" Geramnya.

Entah sejak kapan ia melangkah maju dan bertatap – tatapan dengan Rowley sekarang. Ia menarik leher baju pria itu, membuatnya agak tercekik. Penampilannya tidak berubah sejak 3 tahun lalu, pirang, berantakan dan menyebalkan. Pria itu tampak terseok – seok untuk tetap berdiri, herannya ia tidak mencoba untuk melawan. Ia hanya pasrah menghadapi perlakuan impulsive Justin yang mungkin sepersekian detik lagi akan mendaratkan tinju wajahnya.

"Apa yang kau lakukan padanya, Asshole!" Justin menyentakkan pegangannya dengan kasar – membuat Rowley setengah terhuyung, ia membatalkan niatnya untuk membuat bajingan itu babak belur. Ia tidak ingin melihat bajingan itu, tidak mau memikirkannya. Ia tidak ingin membayangkan lelaki itu bercinta dengan Becca. Ia tidak ingin mengetahui bahwa seseorang yang sangat di bencinya menanamkan benih yang menjijikan di perut Becca. Justin merasakan perutnya memberontak, dan ia terpaksa kembali menelan isi perutnya.

"Listen to me, Biebs. Aku bisa jelaskan semuanya, jika kau mau." Desis Rowley. Entahlah pria itu terlihat linglung. Ekspresinya jelas seperti orang yang kehilangan akalnya.

Justin membuang muka, memicingkan matanya kearah lorong. Terlalu jijik untuk melihat pria yang berdiri tidak jauh di hadapannya itu. Ia seharusnya sadar ketika Becca mengatakan jika ia punya kekasih, itu adalah Rowley. – sudah terduga, seharusnya. "Tidak ada yang harus kau jelaskan, jerk. Semuanya sudah jelas, kau bajingan yang menghamili adikmu sendiri."

Rowley mengerang dan meremas kepalanya – frustasi. "It's not me! NOT ME!" Teriaknya. Gema suaranya memenuhi lorong.

Justin mendelik sedikit dan menggeleng – geleng, pria itu tampak muak dengan pembelaan Rowley terhadap dirinya sendiri dan tentu saja hal yang dikatakannya – mustahil dipercaya.

Rowley meringis. "Believe me, biebs!" suara yang keluar dari tenggorokannya seolah ia sedang tercekik.

Justin menyerigai sinis dan membuang muka lagi. Terlalu muak berada disini, ia ingin cepat – cepat saja menyudahi percakapan ini. "Aku berhenti percaya padamu semenjak kau berusaha bertindak kurang ajar pada Becca 3 tahun yang lalu. Jadi, tidak ada alasan lagi untukku percaya padamu kali ini." geramnya.

Rowley menggertakkan giginya kuat – kuat. Jelas ia sedang mencoba menekan api emosi yang sudah mulai menyulutnya. "Baiklah, kalau kau tidak percaya padaku, setidaknya kau bisa mendengarkan perkataanku."

"Terserah kau saja, lagi pula aku juga sudah berhenti peduli pada kata - kata dari mulut bajinganmu itu." Ucapan sarkatis Justin meluncur begitu saja, entahlah, ia seoalah telah bertransformasi dengan cepat menjadi orang menyebalkan detik itu juga. Dan tentu saja sikapnya itu membuat Rowley nampak kesulitan mendapatkan kepercayaan darinya. Namun nampaknya Rowley dapat dengan mudah untuk tidak menggubris perkataan kasar itu. Ia berjalan beberapa langkah menuju kursi besi yang menempel di dinding dan duduk disana. Sementara Justin, pria itu lebih memilih berdiri membelakanginya.

"1,5 tahun yang lalu, tepatnya di malam hari...." Rowley menghembuskan nafas bergemuruh dari dadanya, seolah bayangan – bayangan masalalu kembali terputar bagai rol film saat itu juga. "Pabrik  anggur milik dadku terbakar, seseorang sengaja membakarnya dengan menyulut api, kejadiannya malam sekali dan ketika kami menerima kabar itu, semua orang dirumah sedang tertidur. Saat kami sampai ke pabrik, semuanya sudah lenyap - habis tak bersisa."

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang