Part 20 - Love is a magical thing

174 15 0
                                    


Quote : Sungguh menggelikan ketika cinta terasa seperti sihir, dan semua orang menyebutnya takdir. Saat takdir berubah menjadi sebuah humor, orang – orang akan menyebutnya kejutan yang menyenangkan - Justin

"kau...PERGI!!!"

Tan seketika berhenti bernafas ketika melihat Molly berdiri menegang dengan tanduk merah menyala di hadapannya, siap untuk mencabik – cabiknya kapan saja.  Ia tidak menduga sama sekali jika Molly akan berada disana dan membukakan pintu, seperti mendapat Jackpot masuk kandang singa secara gratis. Tan menggigit bibirnya dan beberapa kali meneguk liur, tatapan tajam Molly membunuhnya hingga sel terkecil dalam tubuhnya. Ia berani bertaruh jika gadis sinting di hadapannya ini sudah mengetahui masalah yang terjadi, dan ia juga berani bertaruh itulah yang membuatnya bertingkah seolah – olah Tan adalah seonggok mangsa yang lemah yang harus segera ditelan hidup – hidup.

"Engg... Molly Please, aku mau bertemu Anna." Ia memohon dengan terbata – bata.

"BERTEMU ANNA?" Urat – urat di pelipis Molly menegang, suaranya menggeram keras, tak tertahankan.

"Please Molly... aku ingin bicara sebentar saja. Aku ingin menjelaskan semuanya." Suara Tan semakin memelas, lelaki itu melayangkan tatapan frustasi kearah Molly. kentara sekali gadis itu menganggap Tan menjijikan saat itu.

"TIDAK! Semuanya sudah jelas. Semuanya sudah jelas, dan aku akan membunuhmu!" Molly menunjuk wajah Tan dengan tangan bergetar karena marah. Sekarang tatapannya seperti Monster, monster sungguhan. Tidak ada batasan siapa saja yang akan disakitinya, jika ia sedang mengamuk seperti ini. Mungkin jika dia adalah werewolf seperti Jacob Black, dia pasti sudah akan berubah wujud sekarang.

Tan menatap Molly dengan sorot mata memohon, alis hitamnya mencuat keatas di tengah dan berkerut menjadi satu, sudut – sudut bibirnya bergetar. Sungguh ekspresi yang menjatuhkan martabatnya sekaligus mengibakan. "Please, please, please." Bisiknya. "Please Molly, 10 menit saja, aku minta waktu 10 menit saja – "

"ANNA! ANNA! KELUARLAH!" Ia berusaha untuk menerobos masuk melewati tubuh Molly yang berdiri garang menghalangi pintu. Namun gadis itu tidak tinggal diam dan mendorong bahunya dengan satu sentakan keras, hingga ia yang tidak siap dengan gerakan tiba – tiba itu terhuyung beberapa langkah kebelakang.

"BACK OFF! Kau tidak dengar kalau kau tidak boleh bertemu dengannya? Setelah apa yang kau lakukan padanya berani – beraninya kau datang lagi dengan wajah brengsekmu itu, binatang!" Teriaknya.

Tan bergeming, mencari – cari pegangan yang masih tersisa untuknya, tatapannya semakin frustasi, ia sudah kehabisan akal untuk menghadapi Monster di hadapannya ini. "Molly, aku punya hak untuk bertemu dengannya" Ia menekankan setiap kata dalam kalimatnya.

"Whoa, HAK? Sekarang kau bicara tentang hak? Listen you asshole, you were hurt my friend, and I will make you life your live like in hell!" kata – kata Molly bergaung begitu keras, menggema memekakkan telinga, seolah perkataan itu benar – benar mengguncang pintu neraka dan mengecupkan salam pada Hades sang dewa neraka.

"Biarkan aku masuk dan  bicara dulu dengannya, aku akan menjelaskan semuanya!" erangnye, ia sudah terlihat terlampau frustasi saat itu. Molly kembali menyentak bahu Tan, tanpa takut pria itu akan membalasnya. "Tidak brengsek! kau tidak kuping atau tuli? Selangkah saja kau masuk kedalam rumah ini, aku akan memotong lehermu." Molly mengancam dengan penolakannya yang keras kepala.

Tan meringis, mengacak rambutnya frustasi, membuat wajahnya terpilin. "Silahkan, potong saja leherku, bunuh saja aku, asalkan kau mengizinkan aku bertemu dengannya 10 menit saja, please."

"YOU BAST..." Molly sudah menarik tangannya kebelakang, memasang kuda – kuda untuk mengayunkan tinjunya. Ketika kedatangan Anna dan Justin mengejutkannya dan menghalanginya untuk melakukan itu. Mereka memutuskan untuk menyusul Molly ketika mendengar suara Molly yang begitu berisik meneriaki seseorang di luar sana.

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang