Final chapter (part 1)

152 11 0
                                    

2 TAHUN KEMUDIAN...

Pemandangan LA di bawah sana seperti padang bulan yang berlobak - lobak, LA tidak lebih dari sebuah kota malaikat yang membosankan di penuhi gedung – gedung yang hanya terlihat seperti balok lego yang menjulang. Manusia hanya terlihat seperti titik – titik yang berjalan memadati jalan. Jalan – jalan di beberapa blok di penuhi mobil – mobil yang meraung marah karena kemacetan yang memang biasa terjadi di jam kerja seperti sekarang ini. justin melihat semua hal itu dari jendela kaca tebal jet pribadinya. Ini kali pertamanya ia kembali setelah 2 tahun menetap di Kanada – ia kembali dengan semua pekerjaannya telah selesai, Resort yang dipimpinnya menjadi sangat berkembang pesat dan dengan cepat berita menyebar tentang dirinya – pewaris The Sparks Holding yang benar – benar berbakat. Dan kepulangannya kembali ke LA adalah semata – mata karena ia sudah dinobatkan sebagai Pimpinan utama di perusahaannya. Misinya pun telah selesai – di tangannya ia berhasil membuat Zantman Coorporation kewalahan dan jatuh bangkrut.

"Tuan muda, mobil anda sudah menunggu." Sebuah suara memecah keheningan diantara deru mesin pesawat. Justin menoleh sedikit pada seorang laki – laki paruh baya yang menunduk untuk menyapanya. Pria itu berdiri di depannya dengan penuh rasa hormat.

"Bolehkah aku beristirahat di apartmentku sebentar? Aku merasa sedikit pusing." Justin mengeryit sebentar lalu kembali membuang muka pada kaca jendela, sekarang daratan jauh terlihat lebih dekat, karena memang pesawatnya sudah mendarat beberapa saat yang lalu.

Pria itu membungkuk lagi sebelum berkata dalam senyum yang hormat. "Baiklah tuan muda, saya akan memberitahukan pada para klien kita jika rapat pagi ini akan diundur." Justin tidak menjawab bahkan ia tidak menoleh. "Apa saya perlu panggilkan dokter?" Tanya pria itu dengan nada kekhasan yang terdengar khawatir namun tidak meruntuhkan bahasa formal yang di bangunnya sejak awal.

Justin menghela nafas setelah sekian lama, dan menoleh kembali pada pria yang berdiri dihadapannya. "Tidak – tidak perlu, aku hanya ingin beristirahat sebentar."pria itu membungkuk lagi dan hendak berpaling.

"Beritahukan juga pada ayahku jika aku telah kembali. Bilang padanya aku akan datang untuk makan malam di rumah." Justin berdiri dan menghirup nafas sebanyak – banyaknya sebelum akhirnya berjalan keluar dari pesawat.

"Baik Tuan muda."

***

"Kau tampak jauh berbeda, Tuan muda."  Rowley menekan gas mobil yang di kendarainya sedikit lebih kencang. Ia melirik Justin yang duduk di kursi belakang dari kaca spion di depannya. Rowley memang telah bekerja di perusahaannya sejak 2 tahun yang lalu, sebelum Justin pulang dari Kanada ia menjadi supir beberapa klien penting di Sparks Holding, namun sekarang setelah ia kembali, Rowley dipindah tugaskan menjadi supir pribadinya, karena memang itu sebenarnya pekerjaannya yang sesungguhnya. Pria itu sepertinya tidak terpengaruh pada perubahan sikap Justin yang lebih dingin dan air muka yang selalu kokoh dan datar, sekarang dia jauh terlihat seperti robot ciptaan Jepang di bandingkan manusia.   Tapi meskipun begitu – Rowley tetap berani untuk menggodanya.

Justin yang sedari tadi memandangi orang – orang di sepanjang jalan dari balik jendela kacanya yang gelap, akhirnya ia menoleh kedepan sambil terkekeh masam. "Jangan panggil aku tuan muda ketika kita sedang berdua, kau tahu – itu membuatku risih karena caramu mengucapkannya terdengar seperti ejekan di bandingkan rasa hormat."

Rowley mengangkat alisnya, terlihat meragukan. "Apa aku tidak akan langsung dipecat jika memanggilmu Justin saja?" Sindirnya.

Justin tersenyum miring dan kembali memandangi kaca jendela. Sekarang ia melihat orang – orang yang berjalan di sepanjang jalur pejalan kaki – mencoba menghitung, namun mobil berjalan terlalu cepat hingga membuat hitungannya menjadi kacau. "Akan aku pertimbangkan." Gumamnya. "Bagaimana kabarmu?"

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang