Gimana liburannya, Sayang?
💊🔫💊🔫💊🔫💊🔫💊🔫💊🔫
Navy melempar bolanya tinggi ke angkasa, melemparnya ke mana saja ia suka, menendangnya keluar rumah. Bahkan bola itu hampir saja membuat sesuatu yang berada di balik celana Agen Liam Payne kesakitan. Navy meringis begitu menyadari kelakuannya pada Liam.
"Niall junior, apa yang kau lakukan? Itu tadi benar-benar hampir membuatku menangis." Liam menyipitkan mata sekaligus mencubit kedua pipi tembam Navy, "Di mana Nannymu?"
Dengan mimik lesu dan menekuk wajahnya, Navy memberikan isyarat jika Maura ada di dalam rumah. Bocah kecil itu kemudian hendak berlari untuk mengambil bolanya yang berada di sebelah mobil Liam. Namun Liam menahan tangan mungilnya.
Liam meletakkan kedua tangan besarnya pada bahu Navy, "Kau sedang merindukan mommy dan daddymu?"
Navy mengangguk ragu. Liam mengusap kepala Navy dengan kasih sayang, "Bahkan ini belum genap sehari mereka meninggalkanmu. Mereka akan menghubungi nanti malam melalui temanku. Jangan khawatir."
"Siapa temanmu itu? Mengapa tidak kau saja?"
Liam mengacak-acak rambut Navy gemas, "Aku harus ke rumah Nanny Jasmine untuk menjenguk Garry."
Seketika Navy membelalakkan matanya, "Garry?! Mengapa kau tak mengajakku, Uncle? Aku juga ingin bertemu dengannya!"
"Bukan saatnya. Ingat pesan mommy dan daddymu? Negara kita sedang terancam, jadilah jagoan yang baik dan mengerti kondisi." Liam tersenyum seraya mengedipkan sebelah matanya dan kemudian masuk ke dalam rumah.
Navy hanya mendengus kesal selagi melangkahkan kaki mungilnya menuju bola yang tergeletak di sebelah mobil Liam. Tangan kecilnya meraih bola itu, namun seketika seseorang dengan masker dan kacamata hitam itu berdiri di depannya. Mengingat apa yang telah diajarkan oleh kedua orang tuanya, Navy perlahan memasukkan tangan kanannya ke dalam saku celana. Ia merogoh sakunya untuk meraih semprotan merica yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi.
Namun belum sempat ia menyakiti orang yang ada di hadapannya kali ini, Navy dikagetkan dengan sebatang permen loli yang orang itu sodorkan di depan wajahnya. Ia mengernyitkan dahinya selagi orang itu terus berusaha agar Navy meraih permen pemberiannya.
Navy mencoba mencari-cari celah agar dapat mengetahui siapa orang yang ada di hadapannya ini. Namun begitu suara pintu terbuka itu terdengar, orang itu segera meraih tangan Navy dan memberikan permen loli itu padanya kemudian ia melesat pergi.
Navy memandang permen loli itu sekilas, membalik-balik dan akhirnya ia menemukan sesuatu. Kertas kecil berwarna merah darah dengan tulisan Jadilah anak baik, Mom and Dad.
"Jagoan!" panggil Liam. Navy menoleh dan mendapati Liam kini sudah di depannya, "Aku diizinkan membawamu sebentar ke rumah Nanny Jasmine untuk bertemu Garry, tapi kau harus kembali sebelum pukul 5 sore. Bagaimana?"
"Kau mengantarkanku?"
"Tidak. Tapi Agen Lucas Gibson akan mengantarmu. Dia agen baru di markas," jelas Liam.
"Oh, begitu. Aku akan berganti pakaian. Jangan tinggalkan aku atau Uncle Liam akan menjadi target pembunuhan mommy selanjutnya setelah daddy!" ujar Navy sembari mengacungkan telunjuknya pada Liam.
×××
"Ok, Mum. Berhati-hatilah, aku mencintaimu." Garry menutup telponnya. Bocah kecil itu kemudian duduk lesu di atas sofa putih sembari kembali menonton acara televisi yang membosankan.
"Nanny!!" serunya keras.
"Ada apa?" sahut seseorang dari arah dapur.
"Di mana Uncle Liam? Tadi kau katakan dia akan kemari. Aku mulai bosan menunggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
TM2 : REASSIGN ✔
Fanfiction[SEQUEL. Please Check the first book, "THE MISSION" first.] This book is COMPLETED (18/03/2017) and UNEDITED. If you read this, please leave the votes and comments. Years passed peacefully before he come back with his new mission. The ASAS's Secret...