Chapt. 10 ×Stressed Out×

332 55 28
                                    

Behind The Scene:

Gaada yang kangen gue di ff ini ya? -Harry

Kaga, Harr, kaga. kangennya sama gue. -Niall

Maafkan typo yang ada ya -Harry, Bita, Niall 😝

💊🔫💊🔫💊🔫💊🔫💊🔫💊🔫

"Apa yang kau lakukan di sini, Neil? Astaga!" Harry memergoki Niall sedang berada di dalam mobil Jeep sembari menyantap sekotak pizza.

"Aku butuh asupan gizi, bodoh. Kalau aku jelek dan kurus nanti Violet akan pangling saat aku kembali." Niall membalas selagi mulutnya terus mengunyah.

Harry berdecak kesal, "Yang ada dia akan mencari suami baru karena kau akan terkena obesitas setelah ini."

Dengan cepat Niall mengambil pistol dari balik jasnya dan menodongkan pistol itu pada Harry. Ia mengusap ujung bibirnya yang terdapat sisa saus, "Aku akan membunuhmu karena kalimat sialan itu. Kau mendo'akan temanmu dengan do'a yang buruk, Styles."

"Hell, no. Ayolah, Neil, kita harus menyusuri jalanan lagi seperti biasa. Awak kepolisian sudah banyak yang menunggu di depan dan kau malah asik dengan pizzamu itu." Harry merebut kotak pizza Niall laau menutupnya, "Akan kulaporkan ke Violet jika kau gaji buta!" ancamnya.

Niall memajukan bibirnya kesal data kemudian bangkit dari duduknya lalu melewati Harry begitu saja. Harry hanya bisa dibuat terkekeh oleh sikap kekanak-kanakan Niall. "Teruslah marah padaku, Neil! Aku akan senang!" seru Harry lalu terkekeh hebat.

Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang. Angin semilir menyapu wajahnya, menghantarkan sebuah perasaan aneh yang bergetar dan mengalir deras pada pembuluh darahnya. Napasnya kemudian sedikit terasa berat, padahal ia tak melakukan kegiatan fisik sedikitpun siang ini kecuali berlari kecil pagi tadi.

Aku akan baik-baik saja. Percayalah, ini kewajibanku.

Suara Georgia tiba-tiba mampir masuk ke dalam telinganya. Mini seluruh pikiran serta cemasnya menuju pada sang isteri dan anak yang ada dalam kandungannya. Entah mengapa, namun Harry mendapatkan firasat buruk.

"Agen Styles, kemarilah!" seru seseorang.

Sebisa mungkin Harry menghilangkan rasa cemas yang tiba-tiba datang itu dan bersikap professional. Ia berbisik pada dirinya sendiri, "Aku akan memastikan kondisinya nanti."

×××

Violet melepas kacamatanya dan kemudian memijat pelipisnya. Kepalanya itu terasa ribuan kali lebih berat sekarang. Keriput itu tak hanya menunjukkan usia Violet yang mulai memasuki kepala tiga, namun juga lelahnya ia mengemban tugas kurang lebih selama 1 dekade.

"Freddie.., Freddie.., Freddie. Lalu apa hubungannya pria itu dengan Louis?" bisiknya. Ia menenggelamkan wajah cantiknya ke dalam telapak tangannya sendiri. Sedari tadi ia terus dipusingkan dengan Freddie dan inisial N pada belati itu.

Violet mengambil belati yang sedari tadi tergeletak diam di hadapannya. Mengamati dengan seksama, ia mengingat saat dulu ia memecahkan kasus dengan bintang utama seorang Louis Tomlinson. Ia mengingat betul bagaimana bentuk belati yang sama itu membunuh banyak orang dan hampir membunuhnya serta Niall saat berada di bangunan tua itu dulu.
"Aku tahu apa yang harus kulakukan." Violet bangkit, menyambar ponsel, pistol dan tak lupa jaketnya. Ia kemudian bergegas keluar dari ruangannya, menuju lahan parkir markas bawah tanah.

Ia menekan tombol hijau yang tertutup oleh pelindung dengan menggesekkan kartu pengenalnya ke sensor. Dengan cekatan, ia kemudian masuk ke dalam mobil itu dan memasangkan sabuk pengamannya.

TM2 : REASSIGN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang