Chapt. 11 ×The Game×

285 58 27
                                    

Happy reading buat yang masih mau baca("

Q: Tebak siapa yg di Mulmed.
Me: OMG, that's me!

💊🔫💊🔫💊🔫💊🔫💊🔫💊🔫

"Amerika Serikat kini ada pada status darurat narkoba. Pihak penegak keamanan dan berwajib kini telah melakukan upaya agar masuknya barang terlarang itu dihentikan serta peredarannya terputus di Amerika. Para warga dihimbau untuk tidak membeli makanan ataupun minuman ringan yang tidak berlabel resmi dari-"

Georgia mematikan televisi yang ada di kamar Garry dan Navy, tentunya masih ada di markas ASAS. Wanita itu mengamati raut wajah dua malaikat kecil yang tengah tertidur pulas di ranjang mereka masing-masing.

"Aku harus melakukan sesuatu agar semua ini berakhir. Harusnya keadaan tak memperkeruh misi kali ini." Georgia mengusap wajahnya kesal.

Ia kemudian duduk dengan tangannya yang bertumpu pada lutut untuk menyangga kepalanya. Kepalanya terasa berdenyut lagi seketika setelah menyaksikan berita di televisi barusan. Negara sudah tidak aman lagi, terbesit dalam otaknya untuk pulang ke kampung halaman neneknya di Hungaria. Namun ia tak bisa egois begitu saja meninggalkan semua yang sudah terjadi di sini.

"Agen Styles?" seorang pegawai markas masuk ke dalam ruangan, "Agen Horan tadi memintaku untuk mengingatkanmu minum obat petang ini."

"Letakkan saja di ruanganku, aku akan menelan benda sialan itu nanti," balas Georgia kasar.

Tanpa ia sadari, air mata itu perlahan jatuh dari matanya. Cairan bening itu lama-lama membasahi setiap inci wajah cantiknya. Ia lelah jika boleh jujur, kondisinya kali ini makin membuat dirinya khawatir akan apa yang akan terjadi nanti jika negara saja sudah tidak lagi aman. Ditambah misi yang berat dan melelahkan ini, ia pastinya tak ingin kehilangan bayi yang dikandungnya.

Georgia mengusap air matanya, bangkit dan berniat menuju ruangannya. Ia rasa memang seharusnya ia tak perlu turun ranjang dulu tadi. Kakinya ia paksakan untuk berjalan ke arah ruangan berpintu cokelat muda dengan ukiran nama Georgia Tucker Styles di atasnya.

Ia membuka pintu itu dan kemudian segera menduduki kursi di belakang meja kerjanya. Menyambar obat yang sudah tersedia di depannya, Ia kemudian meneguk air dalam gelas. Harry, iya! Ia harus berbicara dengan suaminya.

Georgia mengambil ponselnya dan kemudian mencoba menelepon suaminya itu. Namun berulang kali nada sambung hanya terus tersambung pada pesan suara.

"Dasar suami durhaka. Apa dia tidak merindukan isterinya ini? Lihat saja nan- Aw!" Georgia memegang perutnya.

"Halo? Gee?"

Ponsel Georgia lepas dari genggamannya, suara Harry mencoba menggapai Georgia.Sedangkan Georgia terus mengerang kesakitan, perutnya serasa dicabik-cabik. Ini benar-benar sakit.

"Gee? Jawab aku, sayang! Georgia?!" suara panik Harry terus mencoba memanggil Georgia, tentu saja pria itu mendengar erangan Georgia.

×××

Tok! Tok! Tok!

Pintu terbuka, menampakkan seorang pria dengan mata cokelat serta rambut yang berwarna selaras dengan matanya. "Ada yang bisa kubantu?"

"Apa benar ini kediaman Keluarga Vanderdick?"

Pria itu begidik takut, "M-maaf, kami tak menerima tamu asing. Kau bisa pergi."

Violet menahan pintu itu agar tidak tertutup, "Agen Violet Johansen Horan, Badan Agen Rahasia Amerika." Violet mengangkat tanda pengenalnya.

"Kami sudah tak lagi berurusan dengan pihak keamanan dan ketertiban. Kami warga baik," pria itu berusaha menghindar.

TM2 : REASSIGN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang