Chapt. 22 ×Nolivia×

259 54 42
                                    

Selamat membaca, maafkan typo(:

Ada sesuatu di chapter ini.

💊🔫💊🔫💊🔫💊🔫💊🔫💊🔫

Olivia merangkak turun dari loteng. Ia melubangi salah satu langit-langit yang sudah rapuh. Perlahan, ia memastikan bahwa tempat di mana ia akan turun adalah tempat yang aman.

Dengan mudah Olivia turun tanpa mengeluarkan suara. Mudah? Jarak langit-langit dan lantai yang dipijaknya tidak terlalu jauh. Ditambah tubuh Olivia sudah sangat terlatih agar tidak terjatuh jika harus turun dari ketinggian.

Tiba-tiba seseorang menutup mulut Olivia dari belakang. Orang itu membawa Olivia ke belakang tumpukan kotak-kotak kayu besar. Olivia berusaha memberontak, namun cengkraman tangan orang itu kuat sekali.

"Shh..., ini aku." Zayn menampakkan wajahnya melalui sisi kepala Olivia.

Olivia bernapas lega. Zayn kemudian melepas bekapan tangannya dan mengamati Olivia dari atas hingga bawah. "Syukurlah ini betul kau."

"Bagaimana kau bisa masuk?" tanya Olivia.

"Pintu belakang tak ada penjagaan sama sekali. Itu mudah saja, bahkan tidak ada yang mengikutiku."

Olivia mengernyitkan dahinya, "Kau yakin?"

Zayn mengangguk. "Baiklah, kita harus segera keluar dari tempat ini. Aku mendapat kabar dari Agen Johansen jika Tim Alpha sudah tiba."

"Wait, what?! Kalian membawa tim kemari? Astaga, itu sama saja dengan bunuh diri!" omel Olivia.

"Kita bicarakan ini di luar, ok? Kita harus memberi tahu mereka jika kau selamat."

Zayn menarik tangan Olivia. Mereka mengendap-endap menuju jalan keluar menuju pintu belakang. Zayn memimpin di depan Olivia, tentu saja sebagai pria Zayn harus menjaga wanita.

Plok! Plok! Plok!

Suara tepukan menggema ke segala penjuru ruangan. Dengan sigap, Zayn mengeluarkan kedua pistolnya untuk bersiap. Olivia masih dengan ikat pinggang pemberian Harry, keduanya saling membelakangi.

Tak butuh menunggu terlalu lama, keduanya kini sudah dikelilingi oleh pria bertubuh besar. Dan di hadapan keduanya kini Jocelyn dengan anggunnya berdiri membawa senjata laras panjang serta senyuman di bibir merah darahnya.

"Kejutan!" ucapnya girang. "Agen terhebat FBI, Zayn Javadd Malik. Tak kusangka kau masuk juga dalam perangkapku."

"Letakkan sejatamu," peringat Zayn tegas.

Alih-alih menuruti perintah Zayn, Jocelyn malah melebarkan tawanya. "Kau kira aku ini siapa? Gadis penakut? Aku tahu betul bagaimana cara memakai benda yang ada di tanganku ini, Agen Malik."

"Aku juga tahu betul bagaimana caranya memutus lehermu walau hanya dengan ikat pinggang ini." Olivia menyela.

"Agen Rosey, jangan bodoh. Aku tak akan ketakutan seperti bayi." Jocelyn tertawa lagi. "Menyerahlah."

Semua anak buah Jocelyn kemudian mengangkat senjata mereka. Zayn menyiapkan kedua pistolnya dan sebisa mungkin melindungi Olivia pula.

"Bersembunyilah," pinta Zayn berbisik pada Olivia.

"Kau suruh aku sembunyi di mana, Agen Malik? There's no way out here."

Bahkan saat suasana makin menegang. Zayn turut bergetar, keringat membasahi tubuhnya. Olivia terus berantisipasi akan serangan mendadak. Mengingat ia tak membawa senjata apapun kecuali sebuah ikat pinggang.

TM2 : REASSIGN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang