Baca Ya baca(:
Selamat membaca!
💊🔫💊🔫💊🔫💊🔫💊🔫💊🔫
Georgia mengerang. Kepalanya terasa sehabis terbentur batuan meteor. Kaki dan tangannya tak terasa masih menempel pada tubuhnya. Matanya perlahan terbuka, bahkan hidungnya dapat mencium aroma seperti gula-gula dan cokelat.
Mulutnya tak bisa terbuka. Oh sial, sebuah kain mengikat mulutnya sempurna. Ia tak dapat bergerak sedikitpun.
Perlahan, suara ketukan sepatu terdengar mendekat. Dalam kegelapan, perlahan ia dapat melihat sosok yang mendekatinya.
"Sudah bangun? Puteri tidur sudah tidur terlalu lama." Jocelyn tersenyum jahat.
Georgia mengerang. Memaksa agar tubuhnya dikembalikan padanya. Pada kenyataannya sekarang Georgia seperti tak memiliki hak penuh akan tubuhnya.
"Ingin melepaskan diri? Maaf, jika kalian kira aku bodoh. Tapi aku tahu sesuatu yang tidak kalian tahu."
Jocelyn berjalan menuju dinding, menyalakan lampu. Gadis itu kemudian kembali, selagi melepas sarung tangan karet pada tangan kanannya. Ia menekan sebuah tombol di sebelah sesuatu yang ditiduri Georgia.
Benda itu kemudian bergerak, membuat posisi Georgia yang terikat seperti berdiri. Mata Georgia terbelalak lebar begitu melihat sosok yang ada di depannya. Terikat, dan jauh lebih buruk ketimbang dirinya.
"Malang, bukan? Aku sudah mengatakannya padamu." Jocelyn mengangkat tangannya, menunjukkan pengenal Georgia yang menggantung manis.
Jocelyn kemudian tertawa keras, "Kalian bodoh. Kau kira aku tidak tahu siapa lagi yang ada di belakang?"
"Eeerrghh!!!" Georgia berusaha berteriak.
Jocelyn menarik rahang Georgia, gadis itu tersenyum puas penuh kelicikan. "Besok, semua yang sudah kalian rencanakan akan selesai. Tak ada lagi agen rahasia yang merusak rencana kami sebagai penjahat di muka bumi lagi."
Jocelyn menampar keras Georgia. Wajah putih Georgia berubah menjadi kemerahan. Namun hal itu justru membuat tali yang menghalangi Georgia untuk bicara terlepas.
Georgia meludah tepat di wajah Jocelyn. "Kau tidak akan pernah menang. Tak ada kejatahan yang akan menang di akhir cerita, Nona Newth."
"Oh ya?" Cekatan, Jocelyn mengambil belati yang tersimpan di balik pakaiannya, "Louis akan senang jika kalian bertemu di neraka nantinya. Kau juga telah menyakiti hatinya, bukan? Maka kau akan lebih menderita."
"Jalang!"
"That's who I am. Kau tahu, bukan?"
Jocelyn menampar Georgia sekali lagi, mematikan lampu. Namun sebelumnya gadis itu masih sempat memasukkan sebuah permen ke dalam mulut Georgia dan membuat Georgia menelannya langsung.
Georgia tak akan tahu apa yang akan terjadi pada tubuhnya 2 menit setelah itu.
×××
Loteng.
Tempat yang sangat tak pantas untuk dijadikan hunian. Banyak debu dan juga perabotan lama yang menumpuk. Seperti sampah mahal yang berserakan.
Olivia menyobek bagian bawah bajunya, menampakkan sedikit bagian bawah pusarnya. Ia kemudian mengikatkan kain sobekan tersebut mengitari kepala dan diantara bibir atas serta bawahnya.
Ia menahan erangan. Betisnya terus menegang dan mengeluarkan darah segar. Dengan bantuan sebuah tongkat besi berujung tajam yang ia temukan di loteng, ia mencoba mencongkel pelan peluru yang bersarang di betis kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TM2 : REASSIGN ✔
Fanfiction[SEQUEL. Please Check the first book, "THE MISSION" first.] This book is COMPLETED (18/03/2017) and UNEDITED. If you read this, please leave the votes and comments. Years passed peacefully before he come back with his new mission. The ASAS's Secret...