Perjalanan kedua gadis itu terhambat ketika gerombolan siswa-siswi dari kelas 10 sampai 12 bergerombol di depan ruang BK. Nguping ini mah.
"Ada apa ya Zar?" entah itu pertanyaan untuk siapa namun Zarina hanya mengangkat bahunya.
"Ada apaan?" tanya Zarina pada teman sekelasnya yang ada digerombolan itu.
"Leo!" jawabnya tanpa meneruskan ucapannya.
Zarina dan Gina saling pandang. "Leo?"
"Leo kenapa?" tanya Gina penasaran.
"Dia baru aja tawuran sama anak SMA 5!"
"Trus?" kini giliran Zarina penasaran.
"Ada korban lagi katanya, tangan kanannya patah," jawab siswi lainnya yang mendengar percakapan mereka.
"Patah?" ulang Zarina.
"Tangan siapa yang patah--"
Prittt!!!
Semua murid langsung berhamburan ke kelas masing-masing saat Pak Wira membunyikan peluit. Tak ada yang mau kena imbas.
Zarina dan Gina pun ikut berhambur, melanjutkan perjalanan menuju kelasnya. Kelas pun tidak berlangsung sepi, malahan hampir semua murid sibuk membicarakan Leo.
"Psst, gimana ceritanya?" tanya Mely.
"Katanya Leo sama anak-anak laennya abis tawuran," jawab Aldo.
"Kapan tuh?"
"Kemaren sore di Jalan Putih."
"Kenapa mereka tawuran?" Zarina ikut nimbrung.
"Biasa sih, nggak ada kan cowok yang mau dihina atau difitnah?"
"Trus tangan siapa yang patah?" tanya Gina yang tadi sempat tertunda.
"Ya si korbanlah! Sejak kapan coba Leo kalah."
"Bener banget tuh!"
"Kira-kira hukuman apa yang bakal didapet Leo?"
"DO!"
"Berat tuh, di skors paling."
"Kalo keluarga korban nggak terima? Yang pasti bisa diseret polisi."
Pembicaraan teman-teman sekelasnya malah membuat Zarina bertanya tanya. Sebenarnya ada apa dibalik sosok misterius Leo? Kenapa dia segila itu? Tapi kenapa dia bisa bilang untuk lindungin Zarina dari Niki CS? Terbukti Niki CS tak pernah menganggunya lagi.
Pembicaraan itu tak berhenti hanya karena bel masuk berbunyi karena entah kenapa guru mereka tidak ada yang masuk kelas untuk mengajar atau sekedar absen.
Kelas menjadi ribut kembali, masih membahas seputar berita yang masih hangat. Entah kenapa mereka tak bosan membicarakan hal itu.
●●●
Free class! Seruan keluar dari setiap mulut para siswa maupun siswi di kelas itu. Tidak ada yang indah selain jam kosong, pulang pagi, guru tak hadir dan hal menyenangkan lainnya bagi anak sekolah. Guru tak hadir, murid pada bengir.
"Zer, ke lapangan basket yok!" Al menyenggol lengan kiri Zero.
"Ngapain?" mendengar respon dari teman sebangkunya yang menyebalkan membuat Al menghela napas kesal.
"Mandi!"
"Ogah gue! Gue mandi di rumah aja!"
"Lha? Lo pikir omongan gue serius?" Al menaikkan satu alisnya. "Maen basket lah Zer! Lo kok kalo pinter kebangetan sih!"

KAMU SEDANG MEMBACA
MY TWIN [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSaudara kembar? Bagi seseorang yang mendengar itu pasti yang ada dibenak mereka, Keren! Wow! Seru! Tapi menurut gue? Nggak sama sekali! Karena gue saat ini merasakannya. Nama gue Zarina Putri Permata Adi dan gue punya kembaran, Zero Putra Pratama Ad...