Part 14

6.8K 380 9
                                    

Suasana pagi mulai terasa, pagi di hari minggu. Namun, seorang gadis masih betah berada di balik selimutnya, sedikit menggeliat membenarkan posisi tidurnya.

"Zarina, bangun!" suara itu seperti angin lalu, tak dihiraukan sama sekali.

"Zarina! Kamu belom sholat kan?" gadis itu merasa ada yang menarik selimutnya, ia mengerang.

"Apa sih Bun? Ini hari minggu," keluh gadis itu yang masih betah dalam selimutnya.

"Emang kalo hari minggu nggak sholat? Cepet ah bangun!" sang bunda sukses menyibak selimut yang menutupi tubuh sang putri.

"Argh, dingin Bun.. selimut.." tangannya meraba sekeliling untuk mencari selimut dengan mata tertutup.

"Bunda panggilin Kakak nih."

Grek!

Sukses saja membuat bola mata itu membuka sempurna, ia segera memposisikan tubuhnya menjadi duduk.

"Iya nih, aku bangun!" ucapnya kesal.

"Sana sholat dulu!" sang bunda pergi keluar kamar.

Hhh.. gadis itu kembali merubuhkan tubuhnya ke kasur empuk, menutup matanya pelan.

"Kak Zero!"

Grep!

Ia segera bangkit dari kasur dan berlari menuju kamar mandi.

Ck, bunda usil banget!, gerutunya.

●●●

Setelah selesai cuci muka, gosok gigi, dan menunaikan ibadah sholat, ia segera turun menuju meja makan. Lapar.

Gadis itu sudah menyusuri tangga, dilihatnya sang bunda yang sedang asyik memasak untuk sarapan di hari minggu.

Kemana ayah sama Zero?, tanyanya dalam hati.

"Udah bangun?" bunda melirik sekilas putrinya yang sedang berjalan mendekat.

"Ya udah lah Bun, pakek ditanya kalo belom pasti aku nggak mungkin jalan sampe sini."

"Barangkali kamu ngelindur."

Zarina malah sibuk melihat tangan bundanya yang lincah dalam memasak.

Nggak salah sih bunda sering nonton acaranya Chef Juna soalnya bunda jadi pinter masak, pikirnya.

"Kok diem aja sih, bantuin Bunda kek!" sang bunda menggerutu.

Gadis itu malah nyengir. "Aku nggak bisa masak, daripada nanti jadi nggak enak mending aku serahin semuanya sama Bunda."

"Alesan kamu mah!" ucap bunda yang sudah beralih menyalakan kompor.

Zarina sudah berjalan menuju lemari es di pojok pantry, menuangkan air dingin ke dalam gelas dan meneguknya hingga tandas.

"Zero mana Bun?"

"Kakak di depan sama Ayah." Zarina hanya manggut-manggut dan berjalan keluar pantry.

"Mau kemana Ze?" teriak sang bunda.

"Ke depan!" teriak Zarina tak kalah keras.

Sang bunda hanya geleng-geleng. "Punya anak perempuan satu tapi maennya sama yang cowok terus," keluhnya lirih.

Kaki jenjang yang hanya dilapisi celana pendek di atas lutut itu melangkah lebar, sudah terdengar suara obrolan para lelaki di teras rumah.

"Za, lo hari ini ada acara nggak?" tanya Zarina sesampainya di teras rumah.

MY TWIN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang