Part 17

5.8K 350 5
                                    

Budayakan vote sebelum/sesudah membaca.

Tolong hargai author.

HappyReading!

*

“Maksud lo apa sih? Lo nggak bisa ya sehari aja nggak cari gara-gara sama gue?!” Zarina sudah berdiri, menyejajarkan tingginya dengan Niki.

“Sekarang lo udah berani ya sama gue!” gertak Niki geram.

Zarina tersenyum sinis sambil membuang muka. “Emang sejak kapan gue takut sama lo? Emang lo siapa? Malaikat pencabut nyawa? Atau?”

Bruk!

Tubuh Zarina terhuyung ke belakang saat Niki mendorongnya namun ia bisa menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh.

“Lo jangan pakek kekerasan bisa nggak? Ini sekolah!”

“Persetan sama itu semua! Inget ya Zarina, sampai kapan pun gue bakal bales semua apa yang udah lo perbuat sama gue! Termasuk yang di mall itu!” ucap Niki sarat akan emosi.

Zarina mendekatkan wajahnya dan berbisik, “Tapi sayangnya gue nggak peduli!”

Tanpa ampun Niki mengangkat tangannya, melayang dan akan mendarat ke pipi mulus Zarina namun lagi-lagi hal itu gagal ketika seseorang datang menerobos kerumunan di sana.

“Lo keterlaluan ya Nik!” sergap orang itu.

“Leo? Lo-lo udah sekolah lagi?” ucap Niki gugup ketika dihadapannya berdiri tunangannya, katanya.

Zarina kembali tersenyum sinis. “Ngakunya tunangan, tapi tunangannya udah bebas dari masa skors aja nggak tau,” lirihnya.

“Apa lo bilang?!” sergap Niki yang mendengar ucapan kembarannya Zero itu.

“Lo pura-pura budek atau budek beneran? Budek beneran baru tau rasa lo!” cerca Zarina sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

“Cewek kurang ajar!”

“Cukup Niki! Lo kenapa sih selalu bikin keributan? Bisa nggak lo bersikap jadi cewek wajar?” ucap Leo menengahi.

“Maksud lo gue nggak wajar? Kenapa Leo?”

Udah tau nggak wajar, pakek ditanya! [Authornya gemes:v] -abaikan.

“Gue nggak kenal sama Niki yang sekarang, lo beda Nik. Lo bukan Niki yang manis dan nurut sama gue. Lo bukan Niki yang selalu ngelarang gue berantem, justru sekarang lo yang sering berantem. Gue bahkan nggak pernah ngerubah lo jadi gini kan? Trus lo kenapa jadi kayak gini? Gue nggak suka elo yang sekarang! Ngerti nggak sih lo?” suara Leo menggelegar di area kantin, semua murid terpaku mendengar kata demi kata yang dilontarkan Leo.

“Leo, gue?” baru saja Niki ingin menggenggam tangan Leo namun cowok itu menepisnya kasar.

“Kalo elo masih kayak gini, gue nggak segan-segan buat nggak peduli sama elo. Gue selama ini tuh berusaha nahan diri Nik, gue ngasih elo kesempatan buat berubah! Tapi apa nyatanya? Elo sama sekali nggak denger omongan gue sekecil apa pun!”

“Gue minta maaf Le.”

“Jangan minta maaf ke gue. Minta maaf sama orang yang udah lo bully, terutama Zarina, dia bahkan anak baru yang nggak tau duduk permasalahannya tapi udah lo bully? Udah lo jadiin kambing hitam? Emang lo siapa di sini Nik?! Bahkan lo bukan siapa-siapa!” setelah mengucapkan demikian, Leo langsung berlalu dari kerumunan tersebut.

Suasana masih tegang nan mengecam, bahkan Niki membeku pada tempatnya, ia menundukkan kepalanya dalam-dalam dan detik berikutnya ia berlari keluar dari kerumunan yang menjadikannya pusat perhatian.

MY TWIN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang