Part 16

5.7K 348 6
                                    

“Jadi namanya Zarina?” tanya Fika dan mendapat anggukkan dari Dinda dan Al. “Trus yang bener siapanya Zero?” lanjutnya penasaran.

“Adeknya Zero!” jawab Al cepat.

“Tapi waktu itu Zarina bilang sendiri kalo dia tunangannya Zero!” sergap Dinda tak kalah cepat.

“Zarina juga bilang sendiri kalo dia adeknya Zero! Ah, kok lo nggak asyik si Din.” Al memanyunkan bibirnya.

Saat ini ketiga teman Zero sedang duduk di ruang tamu, menunggu si tuan rumah mengganti pakaian. Tapi mereka malah sibuk membahas siapa sebenarnya Zarina.

“Ya udah nanti kita tanya aja sama Zero siapa Zarina itu, tunangan apa kembarannya,” ucap Fika menengahi.

“Gue sama Zero itu tunangan kok.”

Ketiga orang yang sedang duduk di sofa empuk itu tersentak, mereka segera menolehkan kepala menuju sumber suara. Zarina. Gadis itu melangkahkan kakinya menuju tiga orang yang melongo itu.

"Jadi? Elo sama Zero?" bahkan Al tak dapat melanjutkan ucapannya.

Zarina malah tersenyum, ia duduk di sebelah Fika.

“Btw, kalian temen sekelasnya Zero?” tanya Zarina sambil membuka toples berisi kue nastar.

Baru saja Fika ingin membuka mulutnya tiba-tiba Al langsung menyela. “Zar, elo beneran tunangannya Zero?” tanyanya dan langsung berpindah ke samping Zarina.

“Kenapa sih emang nanya-nanya?”

“Elo kan pernah bilang ke gue kalo lo adeknya Zero, bukan tunangan!” mendengar ucapan teman laki-laki kembarannya itu, Zarina malah tertawa terbahak-bahak.

“Jadi lo percaya?” tanya Zarina disela tawanya.

“Dia itu kembaran gue.” Kembali, ketiga orang itu tersentak dan menolehkan kepalanya ke sumber suara. Zero. Laki-laki itu sudah mengganti bajunya dengan kaos oblong warna hitam dan celana pendek jeansnya, hampir senada dengan baju yang dikenakan Zarina.

“Ha?!”

“Zero bercanda kok, gue ini neneknya Zero,” sergap Zarina dengan wajah polosnya.

Pletak!

Jitakan mendarat di kepala gadis itu.

“Sakit peak!” teriak Zarina menatap Zero yang berdiri di belakangnya.

“Sebenernya status kalian tuh apa sih?”  tanya Fika akhirnya.

Single,” jawab saudara kembar itu berbarengan.

“Haduh, puyeng gue.. beneran dah.” Al mengusap-usap wajahnya frustasi.

“Lagian sejak kapan si gue bisa bercanda? Kenapa kalian percaya aja sama ucapan ini bocah?” ucap Zero sambil duduk di sebelah Zarina setelah mengusir Al yang duduk di samping kembarannya.

“Jadi?” ada jeda di sana.

“Saudara kembar,” jawab suadara kembar itu berbarengan lagi.

“Ha?!” ketiga orang itu melongo, lagi dan lagi.

“Masa sih?”

“Jangan bercanda dong Zer.”

“Kok kalian enggak mirip kalo kembar?”

“He em, nggak mirip.”

“Emang ada kembar tuh cewek cowok?” tanya Al.

“Ada Al! Lo kalo bego jangan diliatin banget kalik!” sergap Fika kesal.

“Kita ini kembar non identik, kembar tapi tak serupa. Pada ngerti nggak si lo? Makanya kalo ada pelajaran Bu Jeha pada merhatiin napa,” ucap Zero.

“Peak! Mapelnya Bu Jeha kan analisa alam, bukan tentang analisa manusia,” jawab Al sok tahu. Semua yang mendengar itu langsung saling menatap dan detik berikutnya mereka tertawa terbahak-bahak.

•••

Bel masuk tinggal beberapa menit saja tapi kegaduhan di dalam kelas satu itu masih sangat terdengar. Biasa, mereka sibuk mencari sontekan pe-er.

Tett.. Tett.. Tett..

Dan lagi, ketika bel masuk sudah berbunyi kegaduhan itu semakin menjadi jadi, ada pula teriakkan histeris para cewek-cewek karena belum selesai menyalin tugas rumah milik teman sekelasnya yang sudah mengerjakan.

“Woi, Pak Duda otw!” teriak Opi dari luar ruangan, seketika semuanya berhamburan menuju meja masing-masing, duduk tenang nan tentram.

Pak Duda, sebenarnya namanya bukan Duda, namanya itu Duderahno tapi entah kenapa para murid memanggilnya Pak Duda padahal menikah saja belum.

Pelajaran di mulai seperti biasa, ada pembahasan, pengajaran, diskusi, dan masih banyak lagi.

Tok.. Tok.. Tok..

Mendengar ketukan pintu, semua murid langsung mengarahkan pandangannya pada daun pintu, begitu pun Pak Duda.

“Pagi Pak,” sapa Bu Rer, guru BK. Beliau melangkah memasuki kelas ketika dipersilahkan masuk oleh Pak Duda, diikuti di belakangnya seorang siswa.

“Leo?” bisik-bisik seisi kelas langsung memenuhi ruangan.

Ya, siswa yang masuk bersamaan dengan Bu Rer adalah Leo, siswa kelas 12 IPA 1, si pembuat onar, kerjaannya tawuran, sukanya keluar masuk ruang BK, dan lagi ia di skors selama seminggu tapi tidak masuk selama dua minggu.

Setelah percakapan dua guru itu, akhirnya Leo diizinkan kembali duduk pada kursinya. Pandangan seisi kelas langsung mengikuti langkah Leo namun detik berikutnya Pak Duda melanjutkan mengajar.

•••

“Jadi Leo belom di keluarin dari sekolah?”

“Kayaknya sih gitu, tadi aja gue liat dia lagi jalan masuk kelas didampingi Bu Rer.”

“Wah, gila! Nggak aman deh pokoknya kalo masih ada dia.”

“Nggak ama gimana? Justru kita aman kalo ada Leo soalnya kita nggak bakal digangguin Niki CS. Gimana sih lo!”

“Iya juga ya.”

Kasak-kusuk kembali terdengar sepanjang koridor sampai kantin, membicarakan kedatangannya kembali Leo ke sekolah. Ada yang setuju, ada pula yang tidak.

“Gue kok nggak suka ya Leo jadi bahan pembicaraan kayak gitu,” bisik Zarina pada Gina di meja kantin nomor tiga.

“Loh kenapa? Ini tuh udah jadi budaya tau Zar, gosip-gosip Leo kalo dia abis bikin masalah trus di skors,” jawab Gina.

“Masa sih? Tapi kok mereka nggak takut Leo bakal ngamuk ya? Atau paling nggak marah gitu, secara kan ngeri banget si Leo kalo gue denger cerita dari elo.”

Mendengar itu, Gina malah tertawa. “Zar, lu nyadar nggak si, yang ngomongin Leo itu cewek-cewek semua tauk. Jadi Leo nggak mungkin ngamuk, marah atau ngehajar cewek.”

“Oo gitu ya Gin? Baru nyadar gue.” Zarina mangut-mangut mulai paham.

Brak!

Kedua gadis itu tersentak ketiga meja mereka digebrak.

“Apa-apaan nih?” ucap Zarina setelah tahu siapa yang melakukan hal tak berguna itu. Niki.


*

Jengjeng..

Akhirnya di next. Gua seneng dah kalo banyak yang nunggu dilanjutin😄

Maaf ya lama, soalnya author abis ujian, kelulusan trus sempet hiatus sebulan lebih karena harus kerja full day😂

Part ini juga dadakan lo buatnya, jam 12 pagi tapi baru bisa di post jam 3 pagi😯

Semoga memuaskan yaa..

Votenya jangan lupa

Kalo suka komen

Kalo lucu komen

Kalo pengen cepet di next komennnn😃

MY TWIN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang