Mereka masih melanjutkan jalan-jalan sampai jam makan siang dan berhenti di sebuah restoran bernuansa anak muda.
“Mbak, saya pesen nasi padang sama jus lemon satu. Lo apa Za?” ucap Zarina sambil membolak-balikkan daftar menu.
“Samain aja Mbak,” jawab Zero pada mbak waiter.
Sang waiter tersenyum dan langsung mencatat pesanan tersebut.
“Tunggu sebentar ya Kak.” Waiter langsung berlalu untuk menyerahkan menu pesanan mereka pada koki.
“Elo ya, sukanya ikut-ikutan!” ucap Zarina pada kembarannya.
“Biarin!” Zero menjulurkan lidahnya.
Akhirnya pesanan mereka sampai, keduanya makan dengan tenang walaupun sesekali sambil bermain ponsel, setidaknya bundanya tidak melihat.
Dari kejauhan ada empat cewek dengan dandanan modis kekinian, baju yang kurang bahan.
Mereka menatap sepasang cewek dan cowok itu dengan sinis, bahkan satu dari mereka mengompori sang leader. Merekalah si trouble maker, Niki CS.
“Samperin aja Nik!” sergap cewek bertubuh tinggi, Ara namanya.
Cewek yang emosinya sudah diubun-ubun itu pun tak tinggal diam, ia langsung menghampiri Zarina dengan seorang cowok.
Brak!
Zarina dan Zero tersentak ketika ada seorang cewek menggebrak mejanya.
“Apaan nih maksudnya?!” Zero tak terima, ia hampir saja tersedak ketika menyedot jus lemonnya.
“Eh, elo si cewek genit yang deketin Leo kan?!” bentak Niki tanpa memedulikan bentakan teman kencan musuhnya.
“Lo kalo ngomong disaring dulu bisa nggak? Kita nggak punya urusan ya!” Zarina bangkit dari duduknya, menatap Niki dengan mata menyala.
Niki berdecak. “Gue sih emang males banget berurusan sama anak baru tapi sok kecantikan kayak lo, tapi mau gimana lagi elo yang nyari gara-gara sama gue!” ia kembali menggebrak meja.
“Sorry ya, gue nggak tau masalah kalian, apalagi masalah cewek tapi hargai kita dong, kita lagi makan!” Zero ikut bangkit dari duduknya, ia tahu ada yang tak beres.
“Elo siapa sih?!” sergap cewek berambut pendek, Lita.
“Elo ganteng banget.” Satu lagi, cewek yang paling pendek dari ketiganya, mentang-mentang pendek ia jadi merasa paling imut, namanya Tia.
“Apaan sih lo Ya!” Lita langsung menjauhkan temannya itu dari Zero.
“Oo.. jadi ternyata lo tuh playgirl ya? Ternyata lo lebih parah dari dugaan gue.” Niki menatap Zero dengan mata genitnya.
"Lo jangan sok tau deh! Dia itu-"
“Gue tunangannya! Mau apa kalian?!” Zero langsung menarik Zarina ke dekapannya.
“Yah.. udah ada yang punya,” celetuk Tia.
“Jadi lo tunangannya si cewek perebut tunangan orang?! Asal lo tau ya, tunangan lo udah ngerebut tunangannya Niki!” gertak Ata.
“Heh? Ngerebut? Tunangan gue emang cantik jadi wajar aja kalo banyak yang naksir, kayaknya tunangan gue deh yang direbut bukan ngerebut!” ucap Zero sarkastis.
Keempat cewek dengan model pakaian yang jauh dari kata sopan itu diam, mereka saling lirik.
“Jadi, bilangin sama tunangannya Niki! Jangan ngerebut Zarina dari gue! Ngerti lo semua!” ucap Zero penuh dengan penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TWIN [SUDAH TERBIT]
Fiksi RemajaSaudara kembar? Bagi seseorang yang mendengar itu pasti yang ada dibenak mereka, Keren! Wow! Seru! Tapi menurut gue? Nggak sama sekali! Karena gue saat ini merasakannya. Nama gue Zarina Putri Permata Adi dan gue punya kembaran, Zero Putra Pratama Ad...