Part 12

6.4K 457 12
                                    

Budayakan vote sebelum/sesudah baca ya.

Tolong hargai author.

Happy reading

●●●

Hari demi hari berlalu, sudah dua minggu ini mereka--Zero dan Zarina--setia berangkat dan pulang menggunakan angkutan umum. Untungnya tidak ada insiden yang gila seperti saat mereka mulai kembali naik angkot sekitar dua minggu lalu.

Kini mereka sedang berjalan beriringan menuju rumah di komplek Edelwiess 12B. Mereka baru saja turun dari bus di halte, tempat biasa.

"Za, itu motor siapa?"

Zarina, gadis itu mulai bersuara ketika melihat sebuah motor ninja bercorak hitam abu-abu di depan rumahnya.

"Tauk!"

Zero, laki-laki itu masih sibuk dengan ponsel kembarannya. Kebiasaan Zero sekarang yaitu sibuk memainkan ponsel Zarina, entah apa yang dibuka namun Zarina tak begitu peduli.

"Ck, itu lho!" Zarina menangkupkan pipi kembarannya itu dan mengarahkan padangannya ke halaman rumah.

Seketika mata hazel itu melotot tak terkendali, bibir tipisnya membentuk O, lebar.

"Motor gue!" Zero langsung berlari, meninggalkan kembarannya itu yang masih syok dengan kelakuannya.

"Aa.. motor kesayangan gue!"

Ck, laki-laki itu benar-benar gila. Bayangkan saja, cowok se-cool, se-keren, se-cuek Zero saat ini sedang mengelus-elus body motor yang tak memiliki nyawa.

"Zero! Jijik gue liat lo kayak gitu!" Zarina berlari menghampiri kembarannya.

"Gue kangen banget sama lo," Zero masih mengoceh dan mengelus body motornya.

Dasar cowok sedeng!, batin Zarina.

"Kalian udah pulang?"

Bunda dari dalam rumah berjalan keluar menuju anak kembarnya.

"Assalamualaikum Bun," Zarina mencium punggung tangan sang bunda dan melirik kembarannya yang masih bermanja-manja dengan motornya. "Za, jangan gila dulu kek!" ia memukul bahu Zero.

"Ck, apaan sih lo--eh.. Bun.. Assalamualaikum," Zero mencium punggung tangan bundanya.

"Waalaikumsalam."

"Bun, ini motorku kan?" tanya Zero.

"Iya, motornya udah jadi, besok kalian udah bisa naik motor lagi."

"Akhirnya..." ucap saudara kembar itu berbarengan.

●●●

Tet.. Tet.. Tet..

Bel masuk berbunyi, semua murid mulai memasuki kelas masing-masing.

"Leo belom berangkat?"

"Belom kalik."

Zarina sekilas melihat kursi Leo yang masih kosong, sudah dua minggu ini teman sekelasnya itu tak menampakkan diri lagi setelah kejadian dimana ia dipanggil ke ruang BK gara-gara kasus tawuran. Tak ada kabar apapun tentangnya.

Apa elo udah keluar dari sekolah ini?, batin gadis itu gusar.

Entahlah, ia tak tahu kenapa ia merasa kehilangan padahal mereka belum kenal cukup dekat.

Kelas yang tadinya ramai perlahan beringsut ketika guru mapel mereka masuk kelas.

●●●

MY TWIN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang