Part 3

8.5K 433 4
                                        

Seminggu sudah mereka--Zero dan Zarina--masuk sekolah baru.

Perlahan tapi pasti keduanya sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan baru. Bahkan Zarina sudah hafal semua nama teman sekelasnya termasuk Leo. Sejauh ini teman sekelasnya itu adem ayem dan yang jelas mereka belum saling berbicara, boro-boro deh tegur sapa saja tidak.

Dan Zero? Em.. berkat face-nya yang mendukung banget, ia sudah dikenal di penjuru kelas. Em, emang si kegantengan kembarannya Zarina tuh nggak ada yang nandingin dah!

●●●

Seperti biasa saudara kembar itu berangkat sekolah bersama. Kini Zarina sudah berjalan menyusuri koridor sekolah untuk menuju kelasnya. Namun langkahnya terhenti ketika sosok Leo, teman sekelasnya itu menabraknya.

"Aduh!" ringisnya namun Leo tak mengucapkan sepatah katapun, cowok itu langsung melanjutkan aksi larinya menuju belakang sekolah

Ngapain tuh anak?, batinnya penasaran.

Karena memang penasaran akhirnya Zarina mengikuti langkah Leo perlahan-lahan. Sampailah ia di halaman sekolah, jalan buntu! Ia melihat Leo berusaha melompat ke tembok pembatas.

Mau bolos ceritanya?, pikirnya.

"Leo!" teriaknya lantang dan yang dipanggil pun segera menoleh, mengerutkan keningnya bingung.

"Lo ngapain disini?" tanya laki-laki itu sembari melangkah mendekat dengan tangannya yang sudah dimasukkan ke saku celana, bajunya sudah tak beraturan keluar dari selipan celana, dan dua kancing teratas bajunya sudah terlepas.

"Lo ngapain disini?" tanyanya menantang. Zarina itu orangnya berani, karena ia dulu juga brandal sekolah.

Leo mengerutkan keningnya kemudian menghembuskan napas kasar.

"Gue nggak punya banyak waktu buat ngeladenin cewek kayak lo! Kalo lo nggak mau cari mati pergi sono!"

Hah? Ngusir critanya?, batinnya murka.

"Cewek kayak lo? Maksudnya cewek kayak gue gimana ha?" Zarina membentak, ia tak terima.

"Siapa disana?!"

Deg! Keduanya menoleh ke sumber suara.

Ketahuan!

Tiba-tiba tangan gadis itu sudah ditarik dan mau tak mau ia mengikuti kemana Leo membawanya.

Keduanya bersembunyi di balik tembok sebelah pojok. Zarina masih bungkam, ia menatap Leo yang sedang mengintip dari persembunyian.

"Leo? Pasti kamu ya?" suara itu kembali terdengar.

Zarina membulatkan matanya, ia takut, ia takut jika terkena masalah lagi. Sudah cukup ia dimarahi habis-habisan oleh ayahnya. Ia tak mau dianggap pembuat onar.

"Le--" mulutnya segera dibekap oleh tangan Leo, cowok itu memainkan ekspresi wajahnya yang menyuruhnya untuk diam.

Tap

Tap

Tap

Langkah kaki menjauh itu artinya orang tadi sudah pergi. Leo kembali mengintip, kosong. Ia menoleh menatap gadis di sampingnya yang masih dibekapnya.

"Sorry," ucapnya dan melepas tangannya dari mulut Zarina. Ia keluar dari persembunyian, Zarina pun demikian.

"Sekarang lo bisa pergi, keadaan udah aman!" tukas Leo.

Namun gadis itu menggeleng kuat-kuat.

"Mau lo apa sih?" kini suara Leo sudah naik satu oktaf.

"Gue mau lo juga balik ke kelas!"

MY TWIN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang