Part 13

6.2K 385 11
                                    

Setengah jam berlalu.

Zarina, gadis itu tak henti-hentinya menatap kembarannya yang sedang asyik bermain basket.

Dulu, di sekolah lamanya Zero itu mostwanted, ia populer banget. Terkenal semua penjuru sekolah karena ketampanannya, cool-nya, cueknya, irit ngomongnya, dan kelihainyannya dalam bermain basket. Zero itu kapten basket. Keren banget dah.

Tapi kembarannya menghancurkan semua popuritasnya sebagai mostwanted. Zero pindah sekolah karena harus mengikuti keluarganya yang keluar kota gara-gara kelakuan kembarannya yang kelewat batas.

"Hai."

Zarina menoleh, menatap laki-laki yang sedang berdiri tegak di sampingnya. Ia menengadah.

Laki-laki itu tersenyum, kemudian duduk di samping gadis cantik itu.

"Boleh kenalan?" tanyanya. Zarina hanya mengangguk.

"Gue Alan," laki-laki yang bernama Alan itu mengulurkan tangannya.

"Zarina," gadis itu menyambut uluran tangan Alan.

"Lo anak mana?" tanya Alan setelah tautan mereka terlepas.

"SMA 2."

"Em, trus kesini nunggu siapa?"

"Tunangan gue," jawab Zarina tanpa menatap lawan bicaranya.

Hening.

Tak ada pertanyaan lagi selama beberapa detik.

"Yang mana tunangan lo?" suara itu kembali mengganggu Zarina.

Zarina tak segera menjawab, ia terus menatap Zero yang belum melihat kembarannya didekati laki-laki di sekolahannya. Namun, detik berikutnya mata Zero bertemu dengan manik mata Zarina.

Zarina tersenyum. "Yang itu." ia menunjuk Zero yang masih menatapnya dan mulai menyergit.

Laki-laki di sampingnya menatap siapa yang ditunjuk gadis di sampingnya.

"Oh, dia tunangan lo?"

Tak ada jawaban lagi.

"Eh, hati-hati aja sama dia. Dia brandal di sekolah ini," ucap Alan.

Zarina mengerutkan dahi.

Zero emang brandal tapi dia anak baru. Gue tau luar dalemnya Zero!, senyum gadis itu sinis.

"Gue tau."

"Dia anak nggak bener, sering dapet masalah, masuk ruang BK trus gonta-ganti cewek lagi."

Dasar! Jadi cowok cerewet banget ya!, umpat Zarina dalam hati.

"Gue tau."

"Lo tahu tapi masih mau sama dia? Mending juga cari yang laen, banyak kok di luar sana yang lebih baik dari dia, termasuk gue."

Zarina memutar bola matanya malas.

"Apalagi lo udah tunangan, jangan sampe lanjut ke jenjang pernikahan! Bisa ditelantarin lo sama dia." Alan kembali melanjutkan karangannya.

Bodo amat!

Zero mendekat ke arah kembarannya karena ekstra basket sudah selesai. Peluh membanjiri wajah tampannya tapi ia tak peduli. Matanya tak lepas dari laki-laki di samping kembarannya itu.

"Ngapain lo?" tanyanya pada Alan dengan wajah ganas.

"Ee.. tunangan lo cantik." Alan berlalu begitu saja.

Zero segera duduk di samping Zarina.

"Ngapain dia?" tanyanya sambil membuka botol yang disodorkan kembarannya.

MY TWIN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang