Pertandingan sudah berlangsung hingga beberapa babak dan sampailah pada waktu istirahat di mana dari SMA 790 tim Leo akan beradu final oleh SMA 731 tim Zero. Hum.. semakin memanas.
“Ze.” Zero berjalan menuju kursi kembarannya, ia melirik perempuan yang duduk di sebelah kanan Zarina. “Elo yang ngelabrak kita waktu di mall kan?” tanyanya.
Niki bangkit dari duduknya. “Egh, sorry yang waktu itu.. gue nggak maksud apa—”
“Sebenernya lo punya masalahan apa sih sama Zarina?!” ucap Zero menusuk, detik itu juga Zarina bangkit dari duduknya.
“Za, udah deh nggak usah cari gara-gara! Niki udah minta maaf ke gue, dia ngaku salah,” ucap Zarina sembari menahan dada bidang kembarannya itu, ia hanya takut sesuatu terjadi.
“Dia kan yang bikin lo babak belur waktu itu?!” tanya Zero menatap kembarannya, sedangkan Zarina sudah menundukkan kepalanya.
“Niki ayok!” tiba-tiba Leo sudah menarik tangan Niki agar menjauh dari mereka.
“Leo, ajarin tunangan lo tentang tata krama!” teriak Zero dengan senyum sinisnya, namun Leo terus menarik Niki tanpa membalas ucapan Zero.
“Zero! Lo kenapa sih cari gara-gara? Gue kan minta sama lo buat bersikap nggak—” belum sempat gadis itu menyelesaikan ucapannya, Zero sudah membekap mulutnya rapat-rapat.
“Lo bawa minum nggak?” tanya Zero, ia melirik botol minuman di tangan Zarina.
Zero melirik gadis yang masih dibekapnya itu, ia tundukkan kepalanya, mendekatkan wajahnya pada wajah gadis itu dan hap! Ia mendapatkan botol itu dan duduk di kursi yang ditempati Niki tadi.
“Sialan!” umpat Zarina lirih dan duduk seperti semula.
●●●
“Lo ada masalah apa sama Zero?” tanya Leo ketika ia berhasil membawa Niki dari keramaian.
“Siapa? Zero? Oh jadi tunangannya Zarina namanya Zero.”
“Nik, lo udah janji kan sama gue buat berubah dan memperbaiki semua kesalahan lo!” ucap Leo geram.
“Ya gue lagi usaha Leo!”
“Usaha lo bilang? Trus kenapa lo cari gara-gara di depan Zero? Ini tuh makin memperburuk suasana!”
“Sorry soal Zero, gue sempet ngelambrak dia sama Zarina waktu itu tapi gue tadi mau minta maaf tapi lo malah narik gue gitu aja,” jelas Niki.
“Gue nggak yakin kalo lo tetep di sana lo bakal aman.”
“Leo, gue minta maaf,” cicit Niki menundukkan kepalanya.
Leo menatap gadis yang sedang duduk di depannya itu, perlahan ia mendekat, menengadahkan kepala Niki agar menatapnya.
“Please Niki, gue minta lo jadi diri lo sendiri karena gue sayang sama lo karena diri lo bukan topeng yang lo pake,” ucap Leo lembut.
●●●
“Ze, pokoknya lo harus dukung gue!” ucap Zero setelah kembali meneguk minuman yang hampir habis itu.
“Eh kagak bisa! Gue kan ada dipihak lawan lo,” sergap Zarina cepat.
“Tapi elo kan sodara gue!”
“Eh Zero, ini tuh beda aturan ya! Kalo gue dukung elo itu artinya gue penghianat. Gue tetep ada di barisan pendukung SMA 790!”
“Ck, berarti elo penghianat! Awas ya kalo sampe gue yang menang, lo harus turutin kemauan gue!” setelah berucap demikian Zero berlari menuju lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TWIN [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSaudara kembar? Bagi seseorang yang mendengar itu pasti yang ada dibenak mereka, Keren! Wow! Seru! Tapi menurut gue? Nggak sama sekali! Karena gue saat ini merasakannya. Nama gue Zarina Putri Permata Adi dan gue punya kembaran, Zero Putra Pratama Ad...