KRYSTAL. Gadis berambut hitam ke coklat-coklatan itu, sedang berjalan dengan santai menuju kelasnya. Dengan headset menancap sempurna di kedua telinganya.
Sesekali ia menscrol benda persegi panjang itu dengan ibu jari kanannya. Tak sedikit pula orang yang memandang gadis itu dengan kagum juga memuja. Terutama kaum hawa. Sedangkan kaum adam memandang gadis itu dengan tatapan lapar mereka.
"hai Krys..." sapa salah satu gadis yang juga sedang menatapnya kagum.
Tetapi gadis itu tak merespon apapun,ia justru makin sibuk dengan benda persegi panjangnya itu.
"kamu ngapain sih? Udah tau dia orangnya cuek, ngapain masih disapa juga?!" bisik gadis lain yang berada di sebelah gadis yang menyapa Krystal tadi.
Krystal hanya berdecih mendengar perkataan gadis tadi.
Dia kira gue tuli apa? Batin krystal.
Namun krystal hanya berpura-pura tidak mendengarnya dengan terus menuju kelasnya. Dia juga bukan tipe orang yang akan mencaci maki orang yang menghina dan juga membicarakannya di belakang.
Sampailah ia di ruang bertuliskan "R.UNGGULAN". oke, kenapa dia tidak di kelas IPA, IPS, atau BAHASA? Padahal dia sekolah di SMA. Jawabannya adalah karena ia termasuk siswa pengharum nama sekolah.
Oleh karena itu ia masuk dalam kelas unggulan, tidak sembarang orang dapat memasuki kelas dan juga ruang itu, karena hanya murid pilihanlah yang bisa memasuki ruang itu dengan seenak hati mereka.
Disana juga tidak seperti ruang kelas lainnya, di kelas itu setiap bangku hanya untuk satu orang, jadi mereka tidak punya yang namanya teman sebangku.
Mereka hanya punya teman sebelah. Itupun tidak semua murid mempunyainya, contohnya Krystal, ia tidak memiliki teman sebelah karena di sebelah kiri adalah tembok, sebelah kanan hanya ada bangku kosong, tidak ada yang ingin menempati bangku itu, mereka lebih memilih duduk di belakang daripada di sebelah Krystal.
Tetapi, dengan begitu Kristal bisa lebih fokus kepada pelajaran dan juga tidak memikirkan hal-hal yang akan menghabiskan waktu berharganya.
"pagi Krys..." sapa salah satu anak laki-laki dengan senyum lebarnya sambil menaik turunkan kedua alisnya.
Dia adalah Kelvin Jae Gacuthel. Ketua kelas unggulan yang dari dulu kerjaannya hanya ingin mengganggu Krystal saja, entah itu dengan menyapa, merayu, berbicara sok kenal, mengganggu Krystal saat Krystal belajar, dan banyak lagi.
Krystal hanya diam saja tak menanggapi ocehan Kelvin, jangankan menanggapi, melihatnya saja Krystal enggan. Karena hal itu sudah biasa bagi Krystal.
Meskipun begitu, dalam hati Krystal sangat berterimakasih kepada Kelvin, karena berkat dia hidup Krystal sedikit berliku tidak datar seperti satu tahun yang lalu.
Tapi tetap saja Krystal tidak akan berterimakasih kepada ketua kelas belagu itu. Tentu saja Karena harga diri Krystal sangatlah tinggi.
"Vin" kata Kristal datar.
"eh... apa?! Tadi lo panggil gue Krys? Apa gue cuma salah denger aja?" kata Kelvin dengan mengusap usap kedua telinganya memastikan bahwa tidak ada gangguan dengan telinganya.
Pasalnya, Krystal tidak pernah memanggilnya kecuali saat ada guru atau saat kerja kelompok saja.
"bersihin papan tulisnya! Gue ada pengumuman !" kata Krystal menghiraukan tingkah Kelvin.
"APA?! Jadi bener tadi itu lo manggil gue?!" jawab Kelvin menghiraukan perkataan Krystal tadi.
Krystal yang melihat reaksi Kelvin hanya memutar bola matanya dan juga menghembuskan nafas jengahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us [complete]
Teen Fiction*TAHAP REVISI* ***** Krystal hanya bisa terbengong tak percaya. Ia sungguh tidak dirinya hari ini. CUP~ Benda kenyal nan basah yang mendarat di pipi kanan Krystal itulah yang membuyarkan lamunannya. "kita winner hon" kata Gilang pelan di telinga Kry...