Aku sudah katakan kalau pertemuan kami bertiga akan berujung pada kisah memilukan kami masing-masing. Xena yang berkacamata saja sudah mendengarku berkata demikian kira-kira tiga kali, aku bahkan optimis cewek itu mulai kesal denganku, tapi bukankah itu yang selalu dilakukan mereka yang baru bertemu? Menceritakan versi singkat kisah hidup mereka masing-masing, yang biasanya terdiri dari kisah-kisah menyedihkan tentang betapa kesepiannya mereka di sekolah, dan bahwa teman-teman mereka tidak menyukai mereka karena mereka keren dan sanggup memelintir bokongmu dengan satu tangan, dan bahwa kamu terlalu jenius untuk berteman dengan mereka yang amat sangat tidak menyukai daun kelor, dan juga bahwa sebenarnya kamu cukup populer di kalangan anak-anak berlabel Bintang Sekolah tapi ternyata kamu tak lebih dari sekedar Pembantu mereka.
Kisah pertama yang membuatku agak bingung adalah kisah versi Leena.
Begini ya, akan kurangkumkan untuk kalian:
Leena itu cantik. Dia terlihat ramah dan pada pertemuan pertama saja, aku cukup yakin semua laki-laki akan senang dan paling tidak ingin mencoba melakukan pendekatan kilat padanya. Kelihatannya dia juga baik hati dan tidak sombong (lain halnya dengan si pacar yang congkak luar biasa dan membuatku ingin menggorengnya dengan minyak bekas).
Aku tahu terkadang logikaku tidak jalan karena aku terlalu banyak makan sesuatu yang digoreng, tapi Leena bercerita bahwa, "Aku tidak bisa menyebut diriku di-bully, tapi yang jelas aku tahu kalau mereka tidak suka padaku. Entah apa yang kulakukan pada mereka, padahal aku hanya fokus dengan kegiatan menyaring alam saja dan bukannya ikut-ikut menggosip seperti mereka. Kata mereka, aku terlalu melebih-lebihkan segalanya, termasuk fisikku,"di mana aku jengkel berat dan menyahut, "Teman-temanmu itu yang sinting! Memang apa yang kamu lakukan dengan fisikmu? Salahkah kalau kamu terlahir cantik?"
Xena sempat menjawab, "Bisa tidak, kamu diam dulu dan biarkan dia bercerita?" di mana Sam ikut menyahut, "Iya, kamu bahkan lebih cerewet dari kucing tetanggaku yang sedang bunting, geez."
Tapi aku tidak peduli dan menyuruh Leena meneruskan ceritanya.
"Awalnya aku tertekan dengan itu semua, karena bahkan anak paling diam dan kutu buku di kelas saja, no offense, Xena, tidak terlalu ingin dekat denganku. Apa orang sini memang begitu?"
"Tidak juga," jawab Xena dan Sam serempak, membuatku spontan menoleh pada mereka dan berharap mereka jadian segera.
You know, agar aku dan Leena ada peluang.
"Maksudku, yah, mereka mungkin hanya iri denganmu, Lee." Aku akhirnya menjawab setelah Xena dan Sam saling menghina satu sama lain.
"Tapi aku tak terlalu ambil pusing soal itu, sih," kata Leena sambil menghindari beberapa batu berlumut, "Toh pada akhirnya aku lebih terbiasa seperti ini. Kalau kalian, bagaimana?"
"Tak jauh beda darimu, Lee," Xena yang menjawab kali ini. "Mereka sering begitu karena benar kata Dylan, iri denganmu. Iri denganku juga. Aku tidak pernah mengurusi hidup mereka, aku terlalu fokus dengan hidupku sendiri, bahkan sejujurnya aku tidak paham di mana sisi aku merugikan mereka padahal sehari-hari aku sibuk membaca ensiklopedia."Kemudian seakan-akan kiamat telah dekat dan gempa akan segera tiba, aku mendengar bunyi bergemuruh kecil dari sekitarku. Saat aku menoleh ke sebelahku, di mana Xena berdiri sambil memandangi perutnya, aku terkekeh. "Apa yang kamu tertawakan? Aku hanya butuh suplai apel pagiku! Dan aku hanya penasaran dengan pohon apel yang dimaksud mama!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED : "The Runic Forest" (2013)
Adventure[ BUKU SATU ] Completed ☑ Entah bisa dikatakan sebagai sebuah kesialan atau bukan, empat remaja terperangkap di sebuah hutan yang tidak terdata di peta mana pun di dunia. Seseorang dari van di tengah hutan menceritakan sebuah kisah yang menunjukka...