SECTOR XV: TREELIKE JAMAIKA 1/3

11.5K 901 74
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pada akhirnya, walaupun ide yang dicetuskan Xena tak begitu kusetujui, kami tetap berjalan menuju arah yang berlawanan dengan rencana awal kami.

Kami terus berjalan mengikuti jalan yang ada, berharap tidak bertemu dengan penghuni-penghuni tetap hutan—kalau bisa sih, jangan bertemu anjing hutan jelek yang ingin membalas dendam padaku itu, atau jangan juga tiba-tiba kami berbelok di ujung jalan dan bertemu Jason si sinting yang sulit mati, karena kalau dia hidup lagi, kemungkinan besar dia membawa senjata api mematikan jauh lebih besar setelah sebelumnya dia sudah membawa kapak dan gergaji mesin—dan berusaha menghindari tumbuhan-tumbuhan yang menurut Leena beracun.

Jelas cewek itu tahu banyak soal tumbuhan-tumbuhan di sini, karena dia adalah pecinta alam, dan karena pengetahuannya soal tumbuhan cukup banyak (dan karena dia memang keren sampai-sampai semua yang dia lakukan jadi ikut keren). Diam-diam, aku agak kagum dengan cewek ini. Cewek-cewek di kotaku biasanya ahli dalam hal fashion, lifestyle, gossip apalagi—masa iya, mereka lebih suka membicarakan dada Nicki Minaj yang mereka curigai dijejal silikon ganda dan pacar Taylor Swift yang beruntung karena cewek itu selalu mendedikasikan lagunya untuk setiap orang yang dekat dengannya? Coba tanya tentang sederet soal matematika, mereka langsung membatu seakan-akan hidup ini tidak pernah benar-benar bisa dikatakan sebagai hidup. Leena ini lain daripada yang lain, karena masa lalunya cukup kelam, dan hidupnya sekarang sedikit kurang beruntung dengan hidup orang-orang lain, tapi sikapnya masih tetap baik, rendah hati, berani, penuh resiko, bijak, seakan semua yang baik seolah-olah ada padanya. Dia juga tidak pernah menunjukkan kesedihan dan penyesalannya akan masa lalu, bolak-balik dia berkata untuk mengubur semua itu agar tidak terus teringat karena pada akhirnya semua masa lalunya hanya akan membuatnya sedih dan berlarut-larut dalam tangisan yang tak kunjung berhenti.

Itu tindakan yang jarang ada bukan?

Dan selama aku berangan-angan tentang Leena, kami sampai di sebuah goa, seperti perkiraanku, tapi goa itu dihalangi oleh gerbang yang cukup tinggi. Aku sampai bertanya-tanya, apa hutan ini memang menjadi lokasi yang strategis untuk membangun kuil dan tempat wisata atau ziarah? Karena bukannya aku mengutuki semua tempat-tempat itu (kalaupun memang mereka semua digolongkan sakral), tapi sejak berjam-jam yang lalu, kami tidak pernah lepas dari yang namanya kuil dan gerbang.

Next statue I think.

Setelah berjalan cukup jauh, kami sampai di depan sebuah goa yang lagi-lagi dibatasi oleh sebuah pagar yang cukup tinggi. Untungnya gerbang itu tidak dikunci. Hanya saja, kami mungkin harus memanjatnya agar bisa sampai ke dalam. Aku melihat wajah teman-temanku yang sudah agak kusam. Maksudku, kami baru saja menyelamatkan diri dari serangan Jason yang gila, dan kami masih belum menemukan jalan keluar sampai sekarang. Jujur saja, aku agak sedikit frustasi karena hal ini. Kami bisa saja sudah mandi dan makan nasi goreng enak sekarang, mungkin sekalian menonton Agent of S.H.I.E.L.D, tapi kami malah terjebak di sini, tanpa kabar, tanpa kepastian hidup, tanpa makanan, dan tentu orang tua kami akan khawatir setengah mati. Entah apa yang nanti akan kami katakan pada mereka karena aku sendiri masih belum sempat memikirkannya.

TRAPPED : "The Runic Forest" (2013)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang