Malam itu aku teringat papa yang menceritakan sebuah kisah tentang kelinci yang hilang terbawa arus sungai. Awalnya aku selalu meminta lebih, bahkan hingga papa bosan menceritakan cerita yang sama tentang kelinci cokelat yang masuk ke sungai karena mengejar pasangannya yang jatuh terbawa arus sungai. Bayangan kisah itu berhenti ketika Jason, manusia berkepribadian ganda yang baru saja menakut-nakutiku dengan tempelan jaringan ototnya yang terlihat luar biasa nyata, bercerita mengenai kisahnya.
"Saat itu, ada sekelompok anak muda yang sedang mengikuti camp. Mereka pergi ke hutan ini dalam rangka bersenang-senang saja, katanya ingin mencari pengalaman. Dan kalau kalian bertanya, ya, mereka datang ke van-ku juga."
"Jadi kutebak, kamu sudah lama berada di hutan ini?" tanyaku penasaran.
"Baru sebulan kurasa. Aku sendiri juga sepertinya terjebak. Untung saja aku punya van ini dan segala perlengkapan di dalamnya. Aku selamat. Omong-omong bisa aku lanjutkan ceritanya?"
Aku mengangguk walau dalam hati aku rada kesal karena sikapnya yang membuatku kepingin menebas kepalanya dengan kapak.
"Jadi, mereka bilang padaku ingin mencari sebuah statue yang terletak di sebelah Barat Daya. Aku tidak tahu apa yang mereka maksud, jadi jelas saja aku menjawab aku tidak tahu apa-apa karena aku sendiri juga terjebak di sini, dan kalian tentu percaya padaku, kan, maksudku, aku benar-benar terjebak, demi apapun juga. Oh, iya, demi Jen,"Jason lalu tersenyum sendiri sebelum melanjutkan ceritanya, "Mereka menginap semalaman di van-ku dan keesokan harinya saat aku bangun jam tujuh pagi, mereka sudah tidak ada. Entah jam berapa mereka pergi, tapi bisa saja sebelum aku bangun, atau setelah aku tidur malam itu."
"Lalu, apa kamu mendapat kabar tentang mereka?" tanya Xena yang masih terlihat takut-takut dengan Jason.
Jason menggeleng. "Memang itu urusanku? Aku hanya menjalani hidupku di sini. Kalau mereka datang kemari, here, aku akan sambut. Tapi kalau mereka pergi, go, aku tidak akan mengurus mereka lagi. Hidup dan mati mereka bukan menjadi urusanku lagi setelahnya. Yang penting adalah aku berada di area-ku dan aman tanpa gangguan apapun. Itu sudah lebih dari cukup buatku dan Jen. Selebihnya, tanggung jawab mereka."
Ya, seperti kepribadian yang dimiliki setiap manusia: egois.
"Lalu, apa lagi yang kamu tahu tentang hutan ini?"
"Tidak banyak. Setiap orang yang masuk tidak bisa keluar. Sederhana kan?"
"Tapi tidak mungkin hanya itu. Pasti ada lagi. Kamu bisa menceritakan sesuatu pada kami, barangkali, sebuah legenda?" tanya Sam mengusulkan, membuatku kepingin sekali meremukkan kepalanya dengan kepalan tanganku yang cukup besar dan sanggup membuat kepalanya hancur dalam sekali remukan.
"Sudah aku bilang, Anak Muda, aku baru sebulan di sini. Mana mungkin dalam waktu sebulan aku bisa menguasai semua pengetahuan yang dimiliki hutan ini?" Jason merentangkan tangannya tanpa memalingkan tatapannya dari Sam." Ini hutan yang luas! Aku tidak tahu apa yang tersimpan di dalamnya, mengapa hutan ini tidak memiliki nama, atau mengapa setiap orang yang masuk selalu tidak bisa keluar, atau apa benar kata anak-anak muda itu tentang patung-patung dan segala macam bangunan yang ada di beberapa area di hutan ini, tapi kuharap yang terakhir tidak benar. Omong-omong, para petualang pun tidak pernah tahu berapa ukuran hutan ini. Hutan ini sangat luas. Bahkan, kalau kalian mencari nama hutan ini atau sekedar lokasinya di peta atau atlas manapun, kalian tidak akan pernah menemukannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED : "The Runic Forest" (2013)
مغامرة[ BUKU SATU ] Completed ☑ Entah bisa dikatakan sebagai sebuah kesialan atau bukan, empat remaja terperangkap di sebuah hutan yang tidak terdata di peta mana pun di dunia. Seseorang dari van di tengah hutan menceritakan sebuah kisah yang menunjukka...