[ BUKU SATU ]
Completed ☑
Entah bisa dikatakan sebagai sebuah kesialan atau bukan, empat remaja terperangkap di sebuah hutan yang tidak terdata di peta mana pun di dunia. Seseorang dari van di tengah hutan menceritakan sebuah kisah yang menunjukka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rupanya, suara teriakan itu berasal dari Xena. Mendengar suaranya yang histeris, aku dan Leena segera meninggalkan kotak dan kertas-kertas yang masih ingin dibawa cewek itu dan bergegas menuruni tangga. Kami berdua turun dan nyaris jatuh di anak tangga ketiga dari bawah (karena kayunya mulai rapuh, dan kepalaku nyaris bolong tertusuk patahan kayu), lalu berlari ke arah Xena dan Veata dan juga Dyl ... Oh God.
Dylan.
Dylan.
Dylan.
Dylan.
Cowok itu tidak ikut histeris seperti kedua teman ceweknya yang sedang histeris.
Leena berlari ke samping Xena yang menangis sesenggukan.
Veata tampak panik dan berusaha untuk menekan-nekan dada cowok itu.
Dylan masih bernapas.
Matanya masih terbuka.
Aku mendekati cowok itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
