[ BUKU SATU ]
Completed ☑
Entah bisa dikatakan sebagai sebuah kesialan atau bukan, empat remaja terperangkap di sebuah hutan yang tidak terdata di peta mana pun di dunia. Seseorang dari van di tengah hutan menceritakan sebuah kisah yang menunjukka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Demi Tuhan, bangun Lee! Sudah jam setengah enam! Kita harus siap-siap!" bisik Sam terburu-buru sambil menepuk-nepuk pipiku.
Aku yang berhadap-hadapan langsung dengan wajah Sam yang saat ini hanya berada kira-kira beberapa senti dari wajahku segera bangun dan mengenakan semua peralatanku. Aku juga membereskan ransel dan buru-buru bersiap. Sam telah membangunkan Xena dan Dylan yang juga ikut membereskan barang mereka diam-diam.
"Kamu sudah beritahu Xena?" tanyaku pada Sam sembari mengusap wajahku akibat rasa kantuk yang masih menguasaiku.
Dia mengangguk sambil memasukkan sebuah senter superbesar yang mungkin ia curi dari lemari penyimpanan barang milik Jason. Omong-omong soal Jason, pria berkepribadian ganda yang semalam dengan baiknya mengijinkan kami untuk tinggal di van-nya itu masih tidur dengan pulasnya di seberang sana. Wajahnya ditutupi bantal, membuatku tidak bisa memastikan apa dia benar-benar tidur atau hanya berpura-pura tidur, tapi aku cukup yakin saat Dylan tak sengaja menjatuhkan vas bunga tadi, di mana 10 detik itu menjadi 10 detik paling mematikan dalam hidup kami, Jason tidak bergerak sedikit pun.
