[6]

2.1K 300 22
                                    

Tepat pukul tujuh malam, Chaeyeon tiba di rumah. Jarang-jarang dia bisa pulang lebih awal seperti ini. Biasanya paling cepat Chaeyeon akan kembali dari workshop sekitar pukul sembilan malam, bahkan pulang lebih larut saat hampir tengah malam pun pernah.

Ketika pintu rumah ya terbuka, Bibi Han langsung menyambutnya. Wanita lanjut itu langsung menggiringnya ke dalam rumah, menyuruhnya segera mandi, dan pergi ke meja makan. Bibi Han sudah secerewet ibunya, ia bahkan sering memarahi Chaeyeon kalau pulang terlalu larut malam. Dan Chaeyeon merasa beruntung masih ada orang yang sangat perhatian padanya.

Kini ia duduk sendirian di meja makan dengan beberapa piring dan mangkuk kecil-kecil berisi beberapa masakan serta side dish buatan Bibi Han di depannya. Setelah membersihkan diri, Chaeyeon memang langsung menuruti perkataan Bibi Han untuk segera makan malam yang sebenarnya dia sendiri sudah bilang sedang menjalankan program diet pada wanita itu. Tapi Bibi Han tetap memaksanya meskipun Chaeyeon terus berkilah.

Dan satu lagi alasan yang membuatnya malas makan di rumah, dia selalu makan sendirian. Hanya ada dia seorang sedangkan ada tujuh kursi kosong lain di sana, dan tidak ada keakraban sebuah keluarga di meja makan. Semuanya tampak kosong dan hampa. Memang sesekali Bibi Han yang menemaninya, tapi selalu ada yang kurang.

"Papa belum pulang dari kantor ya?" tanya Chaeyeon saat Bibi Han menuangkan segelas air mineral untuk dirinya.

Wanita itu menggeleng, "mungkin satu jam lagi papamu akan pulang."

Sekarang tampak raut kecewa di wajah Chaeyeon. Padahal dalam hatinya ia sangat ingin makan bersama dengan ayahnya. Semenjak ia pulang, Chaeyeon belum banyak bicara pada ayahnya karena ayahnya yang harus bepergian ke luar kota atau Chaeyeon yang tidak ada di rumah. Hanya beberapa kali mereka ngobrol sedikit saat kebetulan ada di rumah, itu pun sudah larut malam dan dalam keadaan lelah. Kalau dipikir-pikir hidupnya sungguh miris.

Kemudian ia menghela napas dalam, mengaduk nasinya tanpa ada nafsu untuk menelannya. Selama beberapa tahun ini dia hidup sendirian, ketika ia pulang ada satu keinginan yang mungkin akan susah terwujud. Berkumpul layaknya keluarga normal seperti dulu lagi, meskipun harus tanpa ibunya. Nyatanya memang sulit. Sekarang Chaeyeon berpikir kalau dia sudah dinomor-duakan oleh ayahnya.

Gadis belum beranjak dari meja makan, nasi di piringnya pun mungkin baru ia telan beberapa suap, pada akhirnya dia memilih mengakhiri  makan malamnya karena kehilangan nafsu makan. Saat ia akan berdiri, ia mendengar suara ayahnya tengah berbincang dengan Sekretaris Kim. Dan senyuman lebarnya terbit saat Chaeyeon melihat wajah ayahnya yang kini berdiri di depannya.

"Ah, Chaeyeon, kamu pulang cepat hari ini?"

Chaeyeon yang sudah sumringah, lalu mengangguk dengan cepat. Entah kenapa moodnya jadi bagus mendengar ayahnya menyapa.

"Besok kamu tidak sibuk, kan? Besok kamu makan malam di luar ya sama papa, jadi kosongkan jadwalmu besok."

Tidak ada yang lebih membahagiakan selain hari ini. Jarang-jarang Chaeyeon mendapatkan kesempatan langka seperti ini. That things only in her mind.

"Iya, Pa. Pasti."

*

*

*

*

Chaeyeon sengaja mengakhiri pekerjaannya lebih awal karena janji makan malam dengan ayahnya kemarin. Setelah menerima pesan dari Sekretaris Kim kalau ayahnya sudah menunggu, Chaeyeon bergegas menuju tempat yang alamatnya sudah dikirimkan dalam pesan tersebut.

Mobilnya lalu berhenti di halaman parkir sebuah restoran Jepang. Chaeyeon merapikan dress navi blue dan coat yang ia kenakan saat turun dari mobilnya. Kemudian ia masuk ke dalam. Tempat ini memang terlihat biasa saja dari luar, tapi ketika masuk ke dalam akan terasa suasana Negeri Sakura yang sangat kental. Konsep di dalam restoran benar-benar membawanya ke Jepang menurut Chaeyeon.

Ia kemudian berpapasan dengan Sekretaris Kim yang akhirnya memberitahu dimana meja yang sudah dipesan ayahnya. Lalu melangkahkan kaki berbalut heels tujuh sentimeter itu ke arah meja di sudut ruangan yang dibatasi oleh pembatas tanaman bambu hidup.

Chaeyeon sedikit terkejut setelah sampai di depan meja dan ia melihat tidak hanya ayahnya yang sedang duduk di sana. Ada dua orang lain yang sekarang sedang asyik berbincang dengan ayahnya. Chaeyeon lalu memberi salam, dan menimbulkan pekikan senang dari wanita yang duduk di depan ayahnya.

"Chaeyeon sudah tumbuh dewasa dan semakin cantik begini," kata wanita itu setelah mempersilahkan Chaeyeon duduk di salah satu dari dua kursi kosong samping ayahnya.

Gadis itu hanya bisa menampakkan senyuman manis di depan orang-orang ini. Dia hanya tidak menyangka akan ada orang lain selain dia dan ayahnya di sini.

"Terakhir kali tante ketemu kamu saat upacara kelulusan kalian di SMA beberapa tahun yang lalu, ya kan, Pa?" tanyanya, yang kemudian dijawab anggukan oleh pria di sebelahnya -suaminya.

"Ah, kenapa dia tidak pernah cerita kalau Chaeyeon semakin cantik seperti putri dari negeri dongeng begini."

Dia sangat mengenal siapa dua orang yang sedang duduk di hadapannya ini. Chaeyeon tidak bisa berbuat apa-apa selain tersenyum dan menanggapi pembicaraan orang-orang ini. Rasanya Chaeyeon tidak ingin lama-lama bersama mereka, tapi dia juga tidak mungkin meminta pulang pada ayahnya atau itu akan mencoreng nama baik keluarganya di depan kedua orang tua Jaehyun.

Dan ya, wanita yang sedang mengajaknya bicara ini adalah mamanya Jaehyun. Dan pria di sebelahnya yang sedang membicarakan masalah ekonomi negara yang baru-baru ini mencuat ke publik bersama ayahnya adalah Jung Kyungho, papa Jaehyun, dan sekaligus bos besar Shinhan Holdings perusahaan perbankan terbesar dan paling berpengaruh pada perekonomian negeri ini.

Dan tidak cukup sekali ia dibuat terkejut saat tahu ada orang tua Jaehyun yang ikut makan malam dengannya dan ayahnya, sekarang kedua kalinya ia terkejut karena anak laki-laki mereka dengan sebuah senyuman khas Jung Jaehyun muncul dihadapannya. Jaehyun yang freakin' handsome masih menggunakan setelan kemeja dan jas, sepertinya dia juga baru saja pulang kerja. Dan sekarang dia tahu kenapa masih ada satu kursi kosong di sebelahnya.

Jaehyun kemudian mengambil tempat duduk di satu-satunya kursi kosong tepat di samping Chaeyeon. Laki-laki itu tersenyum kecil dan dengan tenang duduk di tempatnya sambil memandang tiga orang tua di depannya secara bergantian. Dan mereka membalas tatapan Jaehyun yang sempat tertangkap mata oleh Chaeyeon. Sekarang Chaeyeon tidak tahu lagi apa yang sebenarnya mereka rencanakan.

Para orang tua ini belum bicara apapun saat sebelum makanan yang mereka pesan datang. Setelah selesai makan barulah Chaeyeon merasakan suasana serius antara orang tua Jaehyun dan ayahnya. Dia menoleh ke arah Jaehyun, laki-laki itu masih tetap tenang dan tidak tampak raut wajah penasaran sama sekali. Sekarang Chaeyeon merasa mereka sedang menyembunyikan rahasia dan hanya dirinya yang tidak tahu apa-apa.

"Jaehyun dan Chaeyeon," ujar papa Jaehyun yang membuat mata Chaeyeon otomatis memandang ke depan, serta telinga yang ia pasang baik-baik untuk mendengarkan apa yang sebenarnya mereka rencanakan. "Kami sepakat untuk menjodohkan kalian berdua."

*

*

*

*

Jeng jeng jeng... I can't handle this naughty finger to push publish button.
Gaes, ga tau kenapa saya sangat excited buat upload chapter ini btw, di lain sisi saya juga sebel teaser Jaehyun ga keluar2 dan dia cuma nongol2 doang di update-an instagram orang tiap hari huft 😭😭😭
And I'll prepare my heart more harder for double J teasers tomorrow, I'm just fine until Jaehyun and Johnny teasers out and my life in a mess wkwkwk
See you next chapter~ 💖💖

Meant To BeWhere stories live. Discover now