Chaeyeon menutup macbooknya dan mengemasi beberapa dokumen yang ada di atas mejanya. Ia merapikan blousenya dan meraih tasnya, lalu keluar ruangan. Di lantai bawah ada Yeonjung dan beberapa staff yang melihatnya menuruni tangga dengan buru-buru.
"Oh, Kak Chaeyeon ada meeting di luar? Atau ada acara lain?" tanya Yeonjung yang menghentikan pekerjaannya.
Chaeyeon tersenyum, "tidak, aku akan pulang sebentar. Nanti setelah makan siang aku akan kembali lagi ke sini."
"Ah, oke. Mau Yeonjung antar pulang?" tawar Yeonjung.
"Tidak usah, aku sudah pesan taksi tadi. Kamu teruskan pekerjaanmu saja," jawab Chaeyeon. "Aku pergi dulu ya, kalau ada apa-apa telepon saja."
Yeonjung hanya mengangguk, dia kemudian terkekeh melihat Chaeyeon yang sepertinya sedang dalam mood baik. Chaeyeon terlihat sangat bersemangat, juga senyuman lebarnya yang dia tunjukkan. Yeonjung bisa menyimpulkan kalau Chaeyeon sedang bahagia. Sedangkan sepanjang perjalanan pulang ke apartemennya, Chaeyeon memang tidak bisa berhenti menampakkan rasa bahagianya.
Setelah taksi yang mengantarnya tiba di pelataran gedung dimana tenpat tinggalnya dan Jaehyun berada, ia langsung masuk menuju elevator. Buru-buru ia memasukkan passcode untuk membuka pintu. Setelah pintu terbuka ia meletakkan tasnya di sofa, dan bergegas menuju dapur.
Ini adalah hari keseratus pernikahannya dengan Jaehyun. Meskipun Chaeyeon kadang terlihat cuek di depan Jaehyun tapi dia tetaplah ingin jadi istri yang peduli. Mungkin Jaehyun lupa kalau hari ini sudah seratus hari mereka tinggal bersama dengan status officially married couple, tadi pagi dia tidak membahas soal ini sama sekali. Dan Chaeyeon ingin membuat kejutan untuk Jaehyun. Tidak ada salahnya juga ia sekali-kali membuatkan makan siang untuk suaminya yang sedang bekerja keras untuk masa depan keluarga mereka.
Mata cantiknya melirik ke jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Pukul sebelas siang, masih ada satu jam untuk menyelesaikan masakannya. Dan paling tidak pukul dua belas nanti ia harus sudah pergi ke kantor Jaehyun sebelum laki-laki itu pergi makan siang duluan di luar.
Chaeyeon membuka kulkas, mengeluarkan beberapa bahan mentah yang memang sudah ia persiapkan sebelumnya. Kemarin ia pergi ke supermarket untuk belanja secara diam-diam sebelum Jaehyun pulang kerja. Kemudian ia mulai sibuk dengan pekerjaannya di dapur.
Hampir satu jam ia sudah berhasil membuat beberapa masakan. Terima kasih pada situs memasak yang sering Chaeyeon kunjungi di internet yang membuatnya sedikit lebih pintar jadi ibu rumah tangga. Kemudian tangannya dengan cekatan menata nasi, beef yakiniku, udang dan cumi-cumi goreng, juga salad ke dalam kotak bekal. Sederhana tapi ini semua ia buat dengan tulus. Setelah semuanya selesai, Chaeyeon bergegas berangkat ke kantor Jaehyun.
Ini pertama kalinya ia masuk ke dalam gedung perusahaan sebesar Shinhan. Setelah bertanya pada resepsionis di lantai bawah -mereka yang langsung mengenali Chaeyeon sebagai istri Jung Jaehyun, ia diantar oleh pak satpam ke lantai dimana ruangan Jaehyun berada. Karena Chaeyeon juga tidak memberitahu Yuju soal ini, tentu saja ini adalah sebuah kejutan untuk Jaehyun.
Setelah sampai di depan ruangan Jaehyun, Chaeyeon berterima kasih pada laki-laki yang mengantarnya. Ia melihat ke arah meja kerja di dalam ruangan kaca di sebelah ruangan Jaehyun yang kosong, pasti itu milik Yuju yang entah pergi kemana orangnya. Ya, setidaknya Chaeyeon tidak perlu menjelaskan pada gadis itu apa tujuannya datang, yang pasti jika bertemu Yuju akan menginterogasinya terlebih dahulu. Ia berjalan ke arah pintu ruangan kerja Jaehyun. Ia agak terkejut karena pintunya sedikit terbuka dan terdengar suara dua orang yang sedang ngobrol dari dalam.
"Harusnya Papa yang berterima kasih padamu, Jae."
"Ah, tidak ini sudah kewajibanku sebagai anak laki-laki dan menantumu."
"Tidak, karenamu dan Shinhan, Taekwang bisa diselamatkan dari krisis finansial dan sengketa pemegang saham."
Chaeyeon yang mendengarnya hanya bisa membatu di tempatnya berdiri. Dia tidak tahu bagaimana perasaannya sekarang. Ia merasa sekali lagi dijadikan mainan oleh dua orang yang sedang bicara di dalam. Jaehyun dan ayahnya.
Jadi benar selama ini yang dibicarakan oleh media, ada maksud terselubung dibalik perjodohannya dengan Jaehyun. Pernikahannya bukan untuk kebahagiannya dan Jaehyun, ini untuk Shinhan dan Taekwang.
Saat itu juga ia mengurungkan niat awalnya untuk menemui Jaehyun dan memberikan kejutan untuknya. Ia berbalik dengan hati yang nyeri sekali lagi. Ia tidak bisa lagi menahan bendungan air mata di pelupuk matanya hingga jatuh membasahi wajah cantiknya.
"Oh, Chaeyeon, kenapa..." Ia bahkan tidak menghiraukan Yuju yang baru muncul dari lorong dan pasti menimbulkan banyak pertanyaan karena Yuju melihatnya air matanya dengan sangat jelas.
"Yuju, kenapa kamu berdiri di situ," kebetulan Jaehyun yang keluar ruangannya bersama ayah Chaeyeon. Yuju bingung antara mau mengejar Chaeyeon atau menjawab bosnya. Tidak mungkin langsung pergi dengan tidak sopan padahal sedang ada tamu. Pada akhirnya Yuju menunggu sampai ayah Chaeyeon masuk ke dalam elevator, dan mulai menginterogasi Jaehyun.
"Jae, apa yang sudah kamu lakukan pada Chaeyeon, huh?" cercanya tiba-tiba setelah masuk ke dalam ruangan Jaehyun.
"Apa maksudmu? Chaeyeon?" tanya Jaehyun tidak mengerti.
Yuju menghentakkan kakinya sebal, "Iya Chaeyeon, kenapa dia menangis setelah keluar dari ruanganmu?"
"Menangis? Lho, Chaeyeon tadi ke sini?"
Yuju semakin sebal saja, Jaehyun ini benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu sih. "Seriously, Jae. Aku lihat dia manangis setelah keluar dari ruanganmu, dan kamu pura-pura tidak tahu?"
"Aku barusan hanya ngobrol dengan ayah mertuaku di dalam, tidak ada Chaeyeon," yang ini Jaehyun memang tidak bohong pada Yuju, tetap saja gadis itu tidak puas dengan jawaban Jaehyun.
Kemudian Jaehyun mengingat-ingat lagi pembicaraannya dengan ayah mertuanya. Ah, mungkin ada pembicaraan mereka yang tidak sengaja Chaeyeon dengar dan dia jadi salah paham. Jaehyun hanya terdiam untuk beberapa saat.
"Dasar brengsek! Aku tidak tahu apa kesalahan yang kamu perbuat sampai membuatnya menangis seperti tadi. Telepon dia sekarang, kejar!" ujar Yuju mendorong tubuh Jaehyun yang diam saja dari tadi.
*
*
*
*
I'm sorry for this short chapter, I'm so sad because IOI's last stage and they will officially disband. Its such a great memory I can stan them from the start PD101 until know, but this totally make me so emotional, so much pain watching them as IOI ot11 for the last time 😭😭😭
They promise to reunite again someday, and I will waiting for that day. Thank you for being IOI 💕
YOU ARE READING
Meant To Be
FanfictionNo matter how impossible, unattainable, or unimaginable something may seem, if it's mean to be, it will be. meant to be. destined to exist. fated to be something. © chielicious, 2016