[27]

2.1K 244 21
                                    

Mungkin sudah puluhan kali Jaehyun berusaha menghubungi nomor ponsel Chaeyeon tapi yang ia dengar hanya suara pengalihan panggilan. Jaehyun masih saja berusaha agar tersambung dengan Chaeyeon berharap dia mengangkat telepon Jaehyun atau meneleponnya balik.

Hanya satu yang ada dipikirannya sekarang, Chaeyeon. Karena tindakan nekad Jiho yang sudah keterlaluan dan ini lebih fatal dari taruhan bodohnya saat SMA. Ia tahu Jiho tidak bercanda soal dia yang mengirimkan foto itu kepada Chaeyeon, karena biasanya orang yang sedang kalut bisa melakukan tindakan apa saja. Jaehyun hanya takut Chaeyeon semakin salah paham. Dan artinya ia telah mengecewakan wanita itu sekali lagi.

Butuh waktu lima jam perjalanan dengan mobil untuk sampai di rumah. Ia menginjak pedal mobilnya dengan kecepatan tinggi dan masih berusaha mengontrol emosinya meskipun rasanya semakin tidak karuan pikiran dan perasaannya. Berkali-kali dia mengumpat dalam hati mengingat apa yang sudah dilakukan Jiho.

Hampir tengah malam saat Jaehyun tiba di pelataran gedung apartemennya. Dia langsung berlari ke arah elevator setelah memarkirkan mobilnya di basement. Setelah denting elevator menunjukkan lantai empat dan pintunya terbuka, Jaehyun melesat menuju pintu rumahnya. Dengan gerakan cepat dia memasukkan passcode dan membuka pintu abu-abu itu dengan tergopoh-gopoh.

Ia memanggil Chaeyeon tapi tidak ada jawaban, dan mulai menelusuri seluruh ruangan di dalam rumah. Hasilnya nihil, istrinya tidak ada di rumah sekarang dan entah kemana perginya. Jaehyun berusaha menelepon Chaeyeon lagi, dan dia mulai frustasi lagi-lagi hanya suara pengalihan panggilan yang ia dengar.

Jaehyun menjatuhkan dirinya ke sofa ruang tengah, dan tanpa sengaja menekan icon pesan di ponselnya, ada beberapa pesan termasuk pesan dari Chaeyeon yang memberitahunya kalau dia akan pergi ke apartemen Yuju. Astaga, betapa bodohnya Jaehyun baru tahu kalau Chaeyeon memang tidak ada di rumah dan tetap mengabarinya kemana dia akan pergi.

Dan tanpa pikir panjang lagi Jaehyun langsung melesat ke apartemen Yuju. Tidak peduli ini tengah malam, yang paling penting adalah Chaeyeon mendengarkan penjelasannya.

Berkali-kali Jaehyun menekan bel apartemen Yuju, tapi tidak ada jawaban sama sekali dari intercomnya. Dia juga berusaha menghubungi Yuju. Beberapa saat kemudian si gadis pemilik rumah muncul dan membukakan pintu untuknya.

"Kamu mau apa, Jae?"

"Chaeyeon ada di dalam kan? Biarkan aku masuk," jawab Jaehyun sambil berusaha merangsek ke dalam rumah Yuju tapi ditahan oleh si pemilik rumah.

Yuju menendang pintu dengan kakinya hingga menutup, sedangkan Jaehyun kesal karena dihalangi oleh Yuju untuk masuk ke dalam.

"Kamu tidak tahu ini jam berapa? Ini tengah malam, dan bukan manner yang baik dari seseorang bertamu di tengah malam."

"Ayolah, Ju, aku hanya ingin bertemu dengan istriku. Tolong jangan halangi aku."

"Aku yang punya rumah, kenapa kamu masih memaksa juga sih, Jae. Lagipula Chaeyeon tidak akan aku ijinkan bertemu denganmu. Kamu itu memang brengsek! Dan sekarang kamu mau apa? Minta maaf? Setelah semuanya terjadi karena kamu tidak pernah mendengarkan apa kataku, sekarang kamu menyesal?" kata Yuju dengan sarkastik.

Jaehyun terdiam. Skak mat. Semua yang dikatakan Yuju benar-benar menohok hatinya.

"Lebih baik kamu pulang. Biarkan dia tinggal denganku sampai dia tenang. Dan mintalah maaf kalau keadaan sudah mereda. Selamat malam," kata terakhir Yuju, dan setelah itu pintu rumahnya terkunci sempurna meninggalkan Jaehyun yang masih diliputi rasa penyesalan sendirian.

*

*

*

*

Ini sudah tiga hari, dan Yuju masih belum mengijinkan Jaehyun bertemu dengan Chaeyeon. Jaehyun tahu Yuju berusaha melindungi Chaeyeon, tapi ia takut semakin lama Jaehyun ditahan dan tidak boleh bertemu dengan istrinya maka akan semakin sedikit kesempatannya untuk menjelaskan semua yang terjadi pada Chaeyeon. Yuju yang galak dan sensitif seperti biasa, berubah jadi lebih galak dan lebih sensitif saat Jaehyun terus minta untuk diijinkan menemui Chaeyeon.

Tiap kali ada kesempatan Jaehyun pasti merengek di hadapan Yuju tapi ia tak kunjung dapat persetujuan. Yuju bahkan jauh lebih sadis dari mertua yang marah pada menantunya.

Jaehyun masih membuntuti Yuju sampai kafetaria lantai dasar gedung Shinhan. Ia masih belum bisa meluluhkan hati Yuju meskipun ia sudah membuang semua egonya sebagai atasan di depan gadis itu. Yuju masih tetap pada pendiriannya. Kini Yuju berjalan ke arah salah satu meja di kafetaria, sudah ada seseorang yang menunggunya di sana.

"Kenapa kamu terus mengikutiku sih, Jae!" ujar Yuju kesal.

"Aku akan terus mengusikmu sampai kamu mengijinkan aku bertemu dengan Chaeyeon," jawab Jaehyun yang sekarang mendahului Yuju dan menarik kursi di sebelah Dokyeom.

Dokyeom yang tidak tahu apa-apa hanya memandang keduanya heran. Sedangkan Yuju semakin sebal karena Jaehyun secara tidak langsung sudah menggagalkan kencan makan siangnya dengan Dokyeom.

"Oh, Jaehyun brother, yang kelihatannya semakin sibuk aja jadi Presdir," kata Dokyeom sambil menepuk bahu Jaehyun.

Jaehyun yang hanya nyengir bertemu dengan Dokyeom, "ya pacarmu yang kejam itu selalu membuatkan aku jadwal yang tidak kira-kira."

Dokyeom tertawa, laki-laki itu mengalihkan pandangannya gemas pada Yuju yang sedang mengerucutkan bibirnya karena Jaehyun.

"Pergi sana, dasar bos tidak tahu malu! Aku tidak akan pernah membukakan pintu rumahku untukmu!" celetuk Yuju.

"Kalian ini kenapa?" tanya Dokyeom yang lama-lama ikut penasaran.

Yuju mendecak sebal, "kamu tahu, temanmu itu super menyebalkan."

"Aku cuma ingin bertemu istriku yang kamu sandera di rumahmu, Ju," balas Jaehyun.

"To be honest, aku masih sebal dan ingin menonjok wajahmu meskipun sudah lewat tiga hari. And for God sake, Jae, aku melakukan ini demi kalian berdua, dan aku tidak mau kesehatan janin Chaeyeon terganggu karena dia stress memikirkan suami brengsek sepertimu."

Jaehyun melebarkan matanya mendengar perkataan Yuju yang terakhir. Dia hanya bisa mengerjapkan matanya berkali-kali. Yuju tadi bilang janin Chaeyeon? Ia tidak salah dengar, kan?

"Apa maksudmu?"

"Seriously, Jae, tidak usah berlagak bodoh dan innocent di depanku."

"Aku benar-benar tidak mengerti, Ju."

Yuju yang sudah sebal dan semakin dibuat sebal oleh Jaehyun yang sok polos. "Dia sedang hamil. Chaeyeon sedang mengandung anak kalian. Kamu tidak tahu?"

Jaehyun menggeleng pelan. Serius, dia tidak tahu soal ini karena Chaeyeon juga tidak bilang apapun padanya. Jaehyun masih berusaha menelaah apa yang baru saja Yuju katakan tentang Chaeyeon yang sedang mengandung anaknya. Otaknya terasa bekerja sangat lambat. Kemudian Jaehyun menatap Yuju, dan gadis itu malah memelototinya seakan bilang aku-sedang-tidak-bercanda. Sesaat membuat dadanya bergemuruh.

Jaehyun merasa sangat bodoh sekarang. You are totally dumb, Jung Jaehyun.

*

*

*

*

Duh guys nonton Defendant seru deh sampe lupa mau update hahaha
Maaf yah kalo chapter ini kurang ngefeel 😂😂

Meant To BeWhere stories live. Discover now