[24]

1.8K 236 36
                                    

"Hari ini aku harus ke Rumah Sakit untuk mengantar Papa satu jam lagi, jadi tolong reschedule semua jadwal pertemuan atau apapun," kata Jaehyun pada Yuju yang sedang berdiri di depan meja kerjanya.

Yuju mengangguk mengerti perintah Jaehyun. Ayahnya memang sudah keluar dari Rumah Sakit dengan syarat rawat jalan dan konsultasi secara teratur. Meskipun sudah dinyatakan membaik oleh dokter karena jenis Aritmia yang belum parah dan bisa dicover dengan obat-obatan, Jaehyun masih tetap khawatir. Oleh karenanya, Jaehyun mau ia sendiri yang akan menemani ayahnya kontrol ke dokter.

Laki-laki di depan Yuju ini kembali melanjutkan pekerjaannya memeriksa beberapa proposal yang harus dia tandatangani. Jaehyun yang sudah tidak memperhatikan sekitarnya lagi terus saja membolak-balik kertas proposal di depannya. Sedangkan Yuju masih berdiri di tempat yang sama, memperhatikan Jaehyun sambil berpikir yang akan ia katakan pada bosnya ini.

"Kamu masih di situ? Ada yang ingin kamu katakan lagi?" ujar Jaehyun sadar Yuju hanya terdiam dan melihatnya.

"Jae, kamu dan nona Kim Jiho... kalian masih berhubungan?"

Jaehyun menghentikan gerakan tangannya yang sedang menulis dan mengalihkan pandangannya pada Yuju yang tampaknya sedang penasaran, "Jiho? Ah, dia yang kemarin membantuku menyakinkan para pemegang saham untuk menghentikan petisi yang mereka buat."

"Kamu yakin dia tidak ada maksud apapun selain membantumu bertahan di jabatan tertinggi Shinhan?" tanya Yuju lagi, dan Jaehyun mengangguk yakin sebagai jawabannya. "Jae, aku pernah bilang kalau kamu jangan dekat-dekat lagi dengan Kim Jiho, kan?"

"Dia rekan kerja yang baik, Ju. Apa yang kamu takutkan? Skandal antara aku dengan Jiho? Semua orang tahu aku sudah punya Chaeyeon."

Justru itu yang Yuju takutkan. Tidak hanya skandal yang akan membahayakan reputasi Jaehyun dan perusahaan, yang paling ia khawatirkan adalah Chaeyeon. Masalah akan semakin besar karena orang-orang tahu Jaehyun sudah punya Chaeyeon. Apalagi sejak diberitahu oleh Chaeyeon kalau dia sering dikirimi foto Jaehyun bersama Jiho, Yuju rasa harus memperingatkan Jaehyun sekarang juga sebelum semua dirilis dan tersebar luas.

Yuju tahu tidak mudah bagi Jaehyun mendapatkan kepercayaan Chaeyeon seperti sekarang semenjak kejadian di masa lalu mereka. Yuju juga tahu bagaimana usaha Jaehyun meyakinkan Chaeyeon agar mau menikah dengannya. Maka dia tidak mau semua yang dibangun oleh kedua sahabatnya hancur begitu saja hanya karena skandal dengan wanita lain. Yuju hanya berusaha melindungi keduanya, Jaehyun dan Chaeyeon.

"Kita tidak pernah tahu apa yang sedang seseorang rencanakan. Aku ingatkan sekali lagi, Jae, bukan sebagai sekretarismu tapi sebagai temanmu. Jangan bermain api kalo kamu tidak mau terbakar nanti. Aku harap kamu memikirkan ini, jaga jarakmu dengan nona Kim Jiho selagi bisa," omelan Yuju seperti biasa hanya dianggap angin lalu oleh Jaehyun.

Dan dengan begitu Yuju mengakhiri ucapannya. Kemudian gadis itu pamit untuk kembali ke ruangannya sebelum benar-benar menghilang dibalik pintu kayu ruangan Jaehyun.

*

*

*

*

Chaeyeon berjalan di lorong sambil mengeratkan coat coklatnya. Dia kemudian berdiri di sebuah pintu dengan plakat kayu bertuliskan nama dr. Haeun Kang, Sp.OG. Seorang perempuan berseragam biru muda yang tadi mengarahkannya ke ruangan itu kini membukakan pintu untuk Chaeyeon, mempersilahkannya masuk ke dalam. Di dalam ruangan sudah ada seorang wanita berkacamata dengan jas putih yang duduk di depan komputer.

"Silahkan duduk, nyonya Chaeyeon Jung," kata wanita itu. Kemudian Chaeyeon duduk di hadapan wanita berjas putih itu. "Anda sudah menjalankan prosedur tesnya, kan?"

Chaeyeon mengangguk pelan, sebenarnya dia sedang tidak sabar dengan ucapan sang dokter wanita itu selanjutnya.

"Hasil tes urine dan tes darah anda positif, seperti yang sudah anda lakukan secara mandiri di rumah dengan test pack," lanjut si Dokter.

Kali ini dia baru benar-benar bisa percaya. Ya, Chaeyeon sebenarnya sudah merasa aneh dengan dirinya sejak beberapa hari yang lalu. Mulai dari pusing kepala dan rasa mual yang hampir setiap hari ia rasakan, nafsu makannya berkurang, ia juga mudah merasa kelelahan, hingga ia sadar kalau ia telat datang bulan sampai hampir empat minggu lamanya padahal siklus bulanannya selalu teratur. Kadang sih telat sehari dua hari atau malah maju tanggalnya karena stress yang berlebihan, tapi tidak pernah seperti sekarang.

Chaeyeon sebenarnya sudah melakukan tes urine secara mandiri dengan test pack yang dia beli secara diam-diam tanpa sepengetahuan Jaehyun. Dia terlonjak saat pertama kali melihat dua garis yang ditunjukkan benda itu, tapi entah kenapa dia tidak benar-benar yakin dan takut hasilnya hanya false positive padahal ia tahu hasil pemeriksaan dengan test pack 90% akurat. Lalu muncul ide untuk pergi ke klinik dokter kandungan untuk tes urine dan darah sekali lagi di laboratorium. Lagi-lagi Chaeyeon tidak bilang pada Jaehyun. Bisa kabur dari workshop dengan alasan akan menjenguk ayah mertuanya saja membuatnya merasa cukup lega karena Yeonjung tidak tanya macam-macam lagi. Dan benar saja dia memang sedang hamil.

"Anda masih ingat, kan, kapan hari pertama terakhir anda menstruasi? Saya akan jelaskan tentang taksiran persalinan dan usia kehamilan anda."

Chaeyeon mengangguk, setelah itu si Dokter menjelaskan tentang taksiran persalinan dan usia kehamilan Chaeyeon. Dia juga harus diperiksa dengan USG untuk memastikan usia kehamilannya dan melihat kondisi calon bayinya. Hatinya terasa lebih hangat saat melihat gambar hitam putih di layar LCD di depannya saat dia terbaring di bed dan Dokter memeriksa perutnya. Masih berupa embrio kecil kata Dokter yang sembilan bulan kedepan akan ada di dalam sana.

Matanya mulai berkaca-kaca, Chaeyeon cuma merasa luar biasa karena akan ada seseorang lagi di dalam perutnya. Ada kehidupan lain yang akan bersama dirinya sembilan bulan. Dan status baru lagi akan ia dan Jaehyun sandang, status sebagai orang tua.

Saat itu terlintas dipikiran Chaeyeon kalau ini akan jadi kejutan besar bagi Jaehyun. Dia membayangkan bagaimana reaksi suaminya nanti jika tahu dia sedang mengandung calon anak mereka. Dan juga bagaimana perasaan Jaehyun, apa dia sudah siap jadi ayah atau belum. Pertanyaan seperti itu yang pada akhirnya muncul di otaknya.

Chaeyeon turun dari bed pasien, dan kembali lagi ke tempat duduknya di depan meja kerja Dokter.

"Anda akan merasakan morning sickness yang lebih sering. Hal seperti itu tidak apa-apa asalkan tetap diisi dengan makanan, sedikit-sedikit tapi sering itu lebih baik. Trimester pertama itu golden periode pembentukan organ janin jadi nutrisinya harus benar-benar bagus. Saya akan meresepkan vitamin dan anti mual untuk anda."

Chaeyeon mendengarkan dengan seksama apa saja yang dikatakan dokter, termasuk jadwalnya antenatal care. Jujur saja dia masih awam tentang kehamilan, semuanya tampak baru baginya, meskipun beberapa kali ia membaca artikel di internet. Mungkin mulai saat ini ia akan rajin searching di internet tentang kehamilan atau baca buku untuk belajar becoming a young mom.

Setelah selesai ngobrol banyak dengan Dokter, ilmunya sedikit lebih bertambah. Dan yah lumayan meningkatkan kepercayaan dirinya jadi ibu muda yang akan merawat calon bayinya. Chaeyeon keluar ruangan Dokter Kandungan itu setelah berpamitan dan mengucapkan terima kasih. Ia memandang kertas cetak foto hasil USGnya sekali lagi, kemudian jemarinya tanpa sadar turun menyentuh permukaan perutnya yang tertutup blouse dan coat.

"Terima kasih, sayang. Mama bahagia."

*

*

*

*

Welcome debay 🎉🎉🙊🙊 yang nungguin debay nih mana suaranya hahaha
Lagi sibuk jamming sama spazzingan Rookie Red Velvet sampe lupa mau update 😁😁
Yuks streaming MVnya Rookie Red Velvet di Youtube 💕💕

Meant To BeWhere stories live. Discover now