[2]

2.4K 316 23
                                    

"Itu schedule selama seminggu ke depan. Aku sudah mengaturnya sedemikian rupa dan jangan coba-coba untuk mengacaukannya," Yuju berdiri di depan mejanya dengan ipad di tangannya seperti biasa.

Tak lama kemudian satu email muncul di ponselnya. Ya, reminder schedule yang dikirim oleh Yuju. Jaehyun membukanya, dan deretan jadwal padat selama seminggu tertulis detail di sana. Ah, melihatnya saja sudah membuatnya pusing.

"Oh, iya, ada tambahan setelah ini jangan lupa mengerjakan dokumen presentasi yang akan kau bawa ke rapat direksi besok pagi."

Jaehyun memutar bola matanya bosan. Hidupnya begini-begini saja setiap hari, berkutat dengan pekerjaan di kantor seharian dan mendengar omelan Yuju sepanjang hari. Dan ayolah, siapapun yang bisa menghentikan sekretaris galaknya ini, Jaehyun mau memberikan apapun yang diminta.

"Iya, tenang saja aku tidak akan kabur," kata Jaehyun sambil memainkan ponsel.

Tiba-tiba ada sesuatu yang menarik perhatiannya terpampang di layar ponselnya. Matanya melebar dan seringai tipis hampir tak terlihat itu muncul. Dia memang jarang main sosial media, menurutnya itu sangat membosankan. Tapi kali ini sepertinya dia dapat keberuntungan sekalinya membuka aplikasi instagram yang mungkin sudah mulai karatan di ponselnya.

JohnnySeo I'll be very lucky guy, meeting this lovely fairy sister for the first time after five years in my way to airport. Welcome back and good luck dear for your new bussiness.

Sebuah caption yang membuat Jaehyun geli membayangkan Kak Johnny yang begitu cool berubah jadi cheesy. Dan yang paling penting, sebuah foto yang diunggah bersama caption itu. Foto selfie Johnny Seo dan Rose bersama dengan seseorang yang dia kenal duduk di sebuah meja dan dua gelas kopi starbucks di depan mereka.

Dia benar-benar sudah kembali.

Untuk beberapa detik seringai tipis itu terkembang, juga otaknya yang berpikir membuat suatu rencana. Jaehyun melirik Yuju yang masih berdiri di depannya.

"Yuju, ada undangan reuni SMA kita minggu depan, kau sudah tahu?"

Yuju hanya mengangguk, "kupikir kau tidak akan mau datang."

Ya, memang sebenarnya Jaehyun agak malas datang ke acara semacam reuni sekolah SMA, SMP atau sekolah dasar. Menurutnya begitu tidak penting dan membuang waktu. Toh dia sudah sering bertemu beberapa teman-temannya di pertemuan bisnis karena sebagian besar dari mereka pasti jadi penerus bisnis orang tua mereka.

Tapi karena ada suatu rencana yang ingin dia jalankan maka Jaehyun harus datang ke acara itu. Kalau Yuju datang pasti Chaeyeon akan datang juga, mereka sahabat dekat tentu saja. Dan yang paling penting dia harus membuat Yuju bisa mengajak Chaeyeon datang.

"Kata siapa? Dokyeom akan datang ke sana, jadi aku harus datang."

Yuju mengangguk. Dokyeom adalah sahabat hidup dan mati Jaehyun. Dia tidak tahu bagaimana awalnya mereka berdua bisa berteman. Meskipun karakter mereka sedikit berbeda, Dokyeom yang lebih ceria dan ramah, sedangkan Jaehyun yang cool, bandel, dan seenaknya sendiri. Tapi mereka bagai botol dan tutupnya.

"Ya, aku sibuk mengurusi pekerjaanmu yang belum beres. Jadi selamat bersenang-senang untuk kalian berdua," ujar Yuju.

"Dan Dokyeom pasti mengajakmu. Aku sudah bilang padanya kalau tidak ada perkerjaan di kantor yang berarti, jadi tidak ada alasan kau untuk menolak ajakan pacarmu."

Yuju kini melotot ke arah Jaehyun yang sedang terkekeh puas. Mana bisa dia pergi ke acara reuni jika masih banyak pekerjaan kantor yang belum dia selesaikan. Dan Jaehyun berperan penting penyebab molornya deadline yang sudah Yuju susun sedemikian rupa. Sekarang dengan entengnya dia bilang pada Dokyeom kalau Yuju sudah tidak ada kerjaan di kantor.

Jung Jaehyun memang sialan.

*

*

*

*

Wanita itu mengerutkan dahinya. Memperhatikan setiap goresan yang ada di kertas A4 di atas mejanya. Kemudian mengetuk-ketukkan pensil berwarna biru pada permukaan meja. Ada yang kurang dari gambarnya, yang kemudian diremasnya kertas itu jadi bola kertas.

Dia mengambil kertas baru, dan mulai lagi menggoreskan pensil pada kertasnya. Chaeyeon mendesah sambil memperhatikan gambar setengah jadi di depannya. Sudah menumpuk beberapa bola kertas di tempat sampah kecil dekat mejanya, sedangkan deadline untuk memproduksi mode baru kurang beberapa bulan lagi.

Kepalanya kini berkedut. Dia banyak mendapatkan ide akhir-akhir ini, tapi mood untuk merealisasikan ide itu yang agak susah. Apalagi dengan tekanan deadline yang semakin membuatnya stress.

Bukan berarti pengalaman bertahun-tahun sebagai asisten desainer di butik fashion terkenal di London akan membuatnya segalanya jadi lebih mudah. Nyatanya, Chaeyeon masih menemukan sedikit kesulitan setelah membangun workshopnya sendiri.

"Ada undangan reuni SMA untuk kak Chaeyeon, baru saja diantar seseorang," kata Yeonjung membuka pintu ruangan kerjanya.

Gadis itu menyodorkan sebuah undangan berwarna tosca, dan Chaeyeon menerimanya. Kemudian Yeonjung keluar ruangannya setelah menyerahkan undangan itu.

Undangan reuni SMA ya? Chaeyeon hanya memandang cover depan benda itu, lalu menghela napas dalam. Ingatannya tiba-tiba melayang pada masa itu. Masa dimana dia merasakan cinta dan patah hati untuk pertama kalinya.

Tangannya meraih benda yang ia letakkan di atas meja, lalu melemparnya ke dalam laci meja. Chaeyeon tidak akan datang ke sana, atau ia akan membuka lagi kenangan semasa sekolah yang sudah hampir dia lupakan.

*

*

*

*

Ada yang lagi nungguin cerita ini nggak? Hehehe
Karena ceritanya Mark-Koeun ending satu chapter lagi, saya bakal nerusin update Mean To Be udah gitu aja sih wkwkwk
Oke, thanks for reading. Happy monday 😁😁😁

Meant To BeWhere stories live. Discover now