Chaeyeon menutup macbooknya agak sedikit kasar. Hari ini dia merasa tidak bisa konsentrasi penuh pada pekerjaannya. Tadi pagi juga dia sempat melamun di tengah-tengah meeting dengan koleganya. Sudah sejak semalam Chaeyeon merasa ada yang berbeda dengan dirinya. Setelah diantar pulang oleh Jaehyun seusai acara lamaran berkedok makan malam itu, ia langsung mengunci dirinya di kamar. Semua kejadian di restoran dan di mobil tadi terputar dengan cepat di otaknya, membuat jantungnya berdetak lebih cepat.
Sebenarnya dia tidak mau memikirkan apa-apa, tapi kata-kata Jaehyun yang bilang bahwa dia tidak main-main dan mengajaknya untuk menjalani ini semua bersama membuatnya gusar. Ia tidak bisa berhenti memikirkan akan jadi seperti apa kehidupan pernikahannya di masa depan dengan Jaehyun hingga Chaeyeon susah tidur dan terjaga sampai pagi. Alhasil, sekarang konsentrasinya mudah teralihkan.
Kemudian matanya menangkap benda berkilau emas yang melingkar di jari manisnya, ah, bahkan Chaeyeon tidak melepas benda itu sama sekali. Chaeyeon mengusap permukaan cincin emas itu. Melihat benda itu membuatnya tidak tahu harus mengekspresikan dirinya seperti apa.
Tak mau berlama-lama terhanyut dalam pikirannya sendiri, Chaeyeon meraih ponselnya. Lalu menekan tombol unlock di touchscreen dan menuju menu contact yang terpampang nama Choi Yuju di sana. Setidaknya yang dia pikirkan sekarang adalah seseorang yang bisa menjadi teman curhat, dan Yuju, sahabatnya yang menjadi tujuannya. Ia ingin mengeluarkan semuanya pada Yuju.
Setelah selesai membuat janji makan siang dan menutup panggilan teleponnya dengan Yuju, Chaeyeon menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kerjanya. Menerawang ke arah langit-langit berwarna cream ruang kerjanya. Tidak ada yang bisa dia lakukan sekarang selain menjalani semua yang sudah dimulai kemarin malam bersama Jaehyun.
Pukul satu siang, Chaeyeon sudah bilang pada Yeonjung kalau dia akan makan siang di luar bersama Yuju. Gadis itu kemudian melajukan mobilnya menuju tempat yang sudah mereka sepakati untuk bertemu dan makan siang bersama. Chaeyeon sudah tidak tahan untuk menceritakan semuanya pada Yuju.
Chaeyeon sampai di sana duluan, dan lima belas menit kemudian Yuju muncul dengan wajah ditekuk. Sepertinya sahabatnya sedang sebal dengan sesuatu, mungkin ada masalah dengan bos menyebalkan yang sering dia ceritakan. Chaeyeon melebarkan matanya saat melihat Yuju tidak datang sendiri, ia tahu siapa yang berjalan bersama Yuju.
Jung Jaehyun, kenapa dia selalu saja beredar di dekatnya.
"Maaf aku harus datang bersamanya," ujar Yuju sambil menarik salah satu kursi.
Chaeyeon ganti melihat Jaehyun yang langsung duduk di kursi sebelah Chaeyeon yang akan diduduki Yuju. Yuju yang tidak terima, mengumpat saking sebalnya pada kelakuan Jaehyun yang kekanakan. Chaeyeon hanya bisa menarik napas panjang. Padahal dia ingin curhat tentang Jaehyun pada Yuju, tapi ternyata ada orang yang akan dibicarakan di sini. Dia mengurungkan niat awalnya.
"Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya Chaeyeon, tentu saja itu pertanyaan untuk Jaehyun.
"Tentu saja aku ingin makan siang dengan calon istriku," jawabnya.
Yuju yang sedang meneguk ice tea yang baru saja diantar oleh pelayan restoran terbatuk-batuk setelah mendengar pernyataan Jaehyun.
"Dan Choi Yuju, aku adalah atasanmu, jadi kamu harus menurut padaku."
Kali ini Chaeyeon yang dibuat tersedak oleh air mineral yang baru akan dia telan. Ia baru sadar ternyata atasan menyebalkan yang sering Yuju ceritakan adalah Jaehyun. Yuju memang tidak pernah cerita siapa atasannya, dan Chaeyeon tidak menyangka kalau orang itu adalah Jaehyun. Yuju menatap tajam Jaehyun, dan menumpahkan kekesalannya pada tindakan Jaehyun yang seenaknya sendiri dengan sebuah death glare pada laki-laki itu.
YOU ARE READING
Meant To Be
FanfictionNo matter how impossible, unattainable, or unimaginable something may seem, if it's mean to be, it will be. meant to be. destined to exist. fated to be something. © chielicious, 2016