[28]

2.7K 248 72
                                    

Yuju dan Chaeyeon sedang asik berdua di dapur. Chaeyeon sibuk memotong sayuran dan Yuju yang sedang sibuk mengaduk sup buatannya. Sekali dia mencicipi supnya, dan bertanya pada Chaeyeon apa ada yang kurang dengan rasanya atau tidak. Yuju memang jarang masak kalau pagi. Pekerjaannya jadi sekretaris Presiden Direktur membuatnya harus berangkat lebih pagi dari Jaehyun, dan membuatnya tidak sempat sarapan di rumah.

Chaeyeon kemudian menghampiri Yuju, memasukkan sayuran ke dalam kuah sup buatan Yuju.

"Semoga masakan Tante Yuju enak ya, nak," kata Yuju sambil seolah bicara pada janin dalam perut Chaeyeon.

Chaeyeon hanya terkekeh, ia tahu kemampuan memasak Yuju hampir sama dengannya saat sebelum menikah. Tapi Chaeyeon bilang kalau Yuju harus belajar masak lebih giat lagi untuk bekal nanti kalau gadis itu menikah dengan Dokyeom. Meskipun dia bekerja, tetapi sudah kewajiban seorang istri mengurus rumah termasuk memasak.

Setelah selesai, Yuju memindahkan sup itu ke dua mangkuk, dan ia susun di meja makan bersama piring berisi nasi dan lauk. Yuju mendorong pelan Chaeyeon agar dia makan duluan, sedangkan Yuju harus membereskan sisa acara masak mereka.

"Ju, apa Jaehyun baik-baik saja di kantor?" tanya Chaeyeon di sela sarapan.

Yuju tersenyum kecil. Ia tahu sahabatnya ini sebenarnya sedang merindukan Jaehyun, tapi kalah dengan gengsi karena kemarin dia bilang tidak mau bertemu Jaehyun.

"Ya, seperti biasa dia sibuk. Kadang dia juga telat makan siang, dan pulang larut karena harus lembur. Dan akhir-akhir ini dia terlihat berantakan karena istrinya yang ngambek," jawab Yuju, membuat Chaeyeon mencubit lengan Yuju.

"Itu salahnya sendiri. Dia pikir hati ini mainan apa!"

"Kamu masih tidak mau bertemu dengannya? Aku hampir bosan setiap hari dia bertingkah sok imut di depanku agar aku memperbolehkannya menemuimu, tapi karena permintaanmu jadi aku harus tetap menahan Jaehyun."

Sebenarnya Chaeyeon sendiri yang menahan dirinya di rumah Yuju agar tidak bertemu dengan Jaehyun untuk sementara waktu sampai dirinya siap mendengar penjelasan dan pembelaan Jaehyun tentang foto yang dikirimkan padanya. Hatinya memang masih nyeri setiap kali mengingat foto itu. Dia juga sempat menyesal sudah percaya pada Jaehyun, tapi ia juga merasa hidupnya sedikit berbeda tanpa Jaehyun, seperti ada yang kurang. Dan ya, Chaeyeon tahu perasaannya memang susah dimengerti. Chaeyeon sebenarnya hanya perlu waktu untuk sendiri dan merenung sebelum ia siap menerima Jaehyun lagi.

Chaeyeon meletakkan sendok yang ada di tangannya, lalu meneguk air mineral sebelum ia menjawab Yuju. "Aku masih marah padanya, tapi entah apa yang membuat hati ini selalu dengan mudah memaafkan Jaehyun. Setiap kali dia membuat kesalahan, aku bahkan masih mempunyai rasa cinta yang besar padanya, aku tidak bisa benar-benar membencinya."

"Karena dia adalah belahan jiwamu, Chae," ujar Yuju. Chaeyeon hanya terdiam.

Yuju tahu tidak mudah berada di posisi Chaeyeon. Dia tahu cinta sahabatnya ini sangat besar pada Jaehyun, hanya saja Jaehyun kadang tidak sadar dan tidak tahu diri sudah diberi istri yang sesabar Chaeyeon. Dan ya, ia tahu keduanya saling mencintai, jadi saat Yuju melihat mereka hidup terpisah seperti ini lama-kelamaan rasanya tidak tega melihatnya.

"Oh, hari ini jadwalmu antenatal care, kan, Chae?" tanya Yuju mengalihkan topik pembicaraan mereka.

Chaeyeon mengangguk. "Kalau kamu tidak bisa mengantar tidak apa-apa kok. Aku akan pergi sendiri ke Dokter."

Meant To BeWhere stories live. Discover now