Ehh heyhooo aku kembali
Dah kangen y😘😘
Aku next lebih cepet dari target abisnya udah bosen pengen cepet share cerita baru. Okey cekidottt----
Seminggu berlalu terasa begitu lama. Kesehatan (Namakamu) naik turun. Dan sampai detik ini, gadis itu masih dirawat di rumah sakit. Ia sudah mulai bisa mendengar dengan jelas, namun bicaranya masih belum lancar layaknya balita.
Dixie dan Alif belum berhasil menggiring Iqbaal datang menjenguk (Namakamu). Menurut kesaksian Aldi dan Kiki, Iqbaal mulai menjauh dari mereka dan semakin tertutup.
Dan beberapa informasi telah mereka dapat dari mata-mata Alif. Sampai akhirnya Alif terbelalak dengan apa yang didapatinya.
"Dix?" Alif menyentuh pundak Dixie. Lamunan Dixie membuyar. "Gue mau ngomong di luar,"
Dixie bangkit meninggalkan (Namakamu) yang masih terlelap dalam tidurnya. Mereka berdua duduk di bangku ruang tunggu pasien.
"Ada kabar apa lagi yang lo dapat?" Dixie memecah keheningan.
"Gue mau bicarain soal Iqbaal. Mau kita apain dia?"
Dixie sempat terdiam. Beberapa saat kemudian ia bangkit lagi. "Anterin gue ke kantin. Gue ngantuk, semalaman ngga tidur jagain (Namakamu) depresi lagi,"
Alif mengiyakan keinginan Dixie. Mereka berjalan beriringan sambil berbincang ke sana ke mari. Namun Dixie tak kunjung menjawab pertanyaan Alif di ruang tunggu tadi tentang masalah Iqbaal.
Dalam hati Dixie memang geram, namun ia belum bisa memberi Iqbaal pelajaran karena belum sempat bertemu. Dixie juga tipikal orang yang enggan mencari keberadaan musuhnya.
"Kopi satu sama rames ya, Bu!"
"Dibungkus atau makan sini?"
"Makan sini aja Bu,"
Dixie dan Alif kembali duduk. Mereka bergeming. "Lo ngga ngopi atau sarapan?"
Alif menggeleng. "Tadi udah makan bubur ayam,"
Dixie manggut-manggut mengerti. Beberapa saat kemudian pesanannya datang. Dixie mulai menyeruput kopinya. "Jadi apa yang mau lo bicarain?"
Alif menepuk pundak Dixie berkali-kali. "Nanti aja ya. Lo makan aja dulu takut ngganggu napsu makan lo,"
Dixie kembali menganggukkan kepala. Sampai akhirnya, suasana hening. Sesekali terdengar bunyi sendok yang bertabrakan dengan piring berisi nasi dan beberapa lauk-pauk itu.
Drrrttt
Handphone Dixie bergetar beberapa kali. Ia sempat membiarkannya, namun akhirnya ia luluh karena risih dengan getaran menyebalkan itu.
Kening Dixie mengerut saat melihat siapa yang menelpon ke handphonenya. Papanya. Mungkin mereka tidak sangat dekat, namun, papanya sering menanyakan keadaan mereka, Dixie dan (Namakamu). Dan sesekali mengirim beberapa uang untuk membayar bulanan sekolah (Namakamu) walaupun sebenarnya Dixie menabungnya, karena biaya sekolah (Namakamu), Dixie yang menanggung semuanya.
"Yaa.. hallo?" ucap Dixie datar setelah memencet salah satu tombol handphonenya.
'Kamu dan adikmu apa kabar? Uang jajan bulan kemarin masih?' tanya seorang pria dengan nada lembut dari seberang sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/76057240-288-k152357.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Senior Jutek VS Junior Rese • IDR [Completed]
Teen Fiction[[SEBAGIAN CHAPTER HANYA BISA DIBACA OLEH FOLLOWERS]] #SERI PERTAMA SENIOR JUTEK VS JUNIOR RESE . . Bagaimana dengan kehidupanmu setelah bertemu dengan Senior Jutek yang sok ganteng. Atau bertemu dengan Junior Rese yang selalu mengusik keseharianmu...