6. Alergi

11.5K 889 8
                                        

Cerita sudah tamat. Tapi tolong, jangan lupa vote dan comentnya, ya?
Hargailah karya orang. Jangan menjadi pembaca gelap, jadilah pembaca yang pintar, guys:)

       (Namakamu) melangkah pelan sambil menjaga keseimbangannya. Kesehatan kakinya belum pulih seutuhnya, kakinya masih sakit dan harus berjalan terpincang-pincang. Namun dia memaksa untuk tetap berangkat sekolah. Dia takut jika harus ketinggalan banyak pelajaran dan harus susah-payah mengejar pelajaranya sendiri. Dia sudah pernah mengalami hal semacam ini saat SMP dulu.

       (Namakamu) sempat mengalami kecelakaan juga beberapa tahun yang lalu. Dan itu juga terjadi saat baru saja selesai MOS SMP. Mungkin beginilah takdir yang sudah Tuhan tuliskan. Melihat kejadian seperti ini, membuat (Namakamu) selalu mengingat kesalahan yang pernah dibuatnya. Atau masih saja dibuatnya sampai saat ini? Tapi semuanya susah untuk dirubah.

       Sebelum langkah (Namakamu) semakin jauh, seorang gadis cantik berambut panjang dan dua temannya yang lain menahannya.

       "Dasar cewek tengil sok hits!" seru gadis itu. (Namakamu) begitu sangat mengenalinya. Senior cewek yang pernah ia temui saat kejadian berisik di pagi hari bersama Iqbaal kala itu.

       (Namakamu) mengerutkan keningnya. "Ada perlu apa?"

       "Eh lo tuh ya, emang bener-bener ngga punya sopan santunnya dikit sama kakak kelas!" seru gadis itu, Bella.

       "Lho, emangnya kata-kata gue ada yang salah?" ucap (Namakamu) santai.

       "Dasar sok kece lo!"

       "Well? Siapa lo, siapa gue?" ujar (Namakamu) cuek.

       Sebelum (Namakamu) berlalu, Bella kembali menarik lengan (Namakamu). "Heh gue tuh tau trik basi lo. Gue bilangin sama lo, mulai sekarang, ngga usah deket-deket Iqbaal deh. Tukang caper dasar!"

       (Namakamu) menaikkan salah satu alisnya. Ia melepas cengkraman Bella begitu saja. "Minggir deh lo ya. Mau gue deket sama siapa bukan urusan lo," kemudian melanjutkan langkahnya. Baru beberapa langkah, ia berhenti kemudian menengok kembali ke belakang. "Gue bilangin, lo ngga usah sok cantik!" ujarnya tajam. (Namakamu) akhirnya pergi.

       Bella menatap kepergian (Namakamu), adik kelas menyebalkan itu benar-benar memang membuat siapapun orang akan naik pitam dan naik darah. "Gue bakalan ikutin permainan dia sampe selese! Shit!" ujarnya tajam.

***

       "Sebel deh!" ujar (Namakamu) kesal setelah membanting tasnya ke meja.

       Apa yang dilakukan (Namakamu) membuat Salsha terkejut. "Ya ampun lo udah sembuh?"

       "Udah. Dan hari-hari pertama gue kembali menyebalkan!" omel (Namakamu).

       Salsha menarik tangan (Namakamu) agar duduk di sampingnya, "ada apa? Kenapa? Mesti lo ada masalah lagi deh sama Iqbaal?"

       (Namakamu) mengangguk. "Dan emang, orang itu bener-bener bikin hidup gue ngga tenang,"

       "Emangnya kenapa?"

       "Lo tahu Bella? Osis yang sok cantik itu?"

       Salsha mengangguk. "Dia kenapa?"

       "Dia tuh buta apa gimana? Gue udah susah-susah jalan pincang, dia tadi nahan gue, narik-narik gue dan bikin gue malu lagi," omel (Namakamu). "Dia bilang, gue harus jauh-jauh dari Iqbaal, blablabla. Padahalkan siapa juga yang deket sama cowok sok ganteng itu!" tambahnya.

1. Senior Jutek VS Junior Rese • IDR [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang