Niall Horan
Hari ini rencananya aku akan mengajak Keenan ke basecamp, tempat dimana aku dan the boys berkumpul. Tapi, beberapa menit yang lalu Keenan mengatakan bahwa ia memang akan kesini, tapi dengan Harry.
Mendengar suara bel yang berbunyi dari pintu, Liam langsung beranjak dari sofa demi membukanya. Dengan segera aku menahannya. "Liam, wait! Biar aku yang buka" ujarku kemudian segera berdiri kala berjalan kearah pintu kemudian membukanya.
"Heyoo, irish boy!" Sapa Keenan saat melihatku, tangannya yang mungil bergerak demi mengacak rambutku membuatku tertawa kecil.
"Hey! Dimana Harry? Bukankah kau kesini bersamanya?"
Belum sempat Keenan menjawab, Harry datang menghampiriku "Hi, man! Dimana yang lain?"
Oh. Itu dia.
Aku menunjuk ke belakang dengan ibu jariku, tapi pandanganku tidak lepas dari Keenan.
"Ayo masuk!" ajakku pada Keenan sementara Harry sudah berjalan lebih dulu.
"Hey, Styles!" sapa Zayn.
"Whoaa, Keenan! Kau datang juga" ujar Liam cukup terkejut dengan kehadiran Keenan.
"Apa aku tidak diharapkan disini?" Tanya Keenan dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat. Shit. She's so cute.
"Apa? Tentu tidak, maksudku lebih ramai akan lebih menyenangkan, bukan?" Liam tertawa kecil, diikuti oleh Keenan yang mengangguk setuju.
"Bagus! Sekarang ramai. Aku senang" Louis berkomentar.
"Ya, kalian tau? Aku bosan di rumah hanya berdua dengan Harry" keluh Keenan, ia memilih duduk disamping Liam, sementara Harry disamping Zayn.
"Aku juga bosan sedari tadi tidak ada kegiatan yang benar-benar menyenangkan, kau tau? Bagaimana dengan bermain? Bermain permainan apapun, aku akan ikut! Aku benar-benar bosan" Louis memutar kedua bola matanya, membuatku tertawa. Kami berempat memang tidak melakukan apapun sedari tadi dan itu cukup membuat kami bosan setengah mati.
"Bagaimana dengan Truth or Dare?" usul Liam.
Kami saling berpandangan, lalu... "DEAL!!!"
Sementara Harry berkomentar, "Klasik" namun kami tidak peduli dan tetap bermain.
**
Kami memainkan permainan ini menggunakan botol kaca yang kami temukan disini.
Putaran pertama.
Bagian atas botol menunjuk ke arah Zayn sedangkan bagian bawahnya menunjuk ke arahku.
"Shit!" umpat Zayn.
"Yeaahhh... Truth or dare, Mr. Malik?"
"Uhm, oke truth!" Jawabnya dengan ekspresi yang cukup tegang, hal itu membuatku tertawa kecil.
"Oke. Uhm--- Kapan terakhir kali kau mengompol?" well, aku tau itu pertanyaan bodoh! Tapi aku benar-benar tidak tau apa yang harus ku tanyakan padanya. Ia menggaruk tengkuk lehernya, merasa gelisah sebelum menjawabnya.
"Truth Zayn!" teriak Keenan.
"Okay!" Dia mengambil nafas dan mengeluarkannya kemudian menjawab, "Tadi pagi" jawabnya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya karna malu.
"Hahahahahaha" Kami tertawa setelah mendengar pengakuan Zayn. Terlebih aku dan Louis, kami benar-benar tertawa seperti tidak ada hari esok hingga perutku sakit.
"Hey guys, itu karna aku sudah tidak tahan, kau tau?"
Putaran kedua.
Bagian atas botol menunjuk ke arah Harry dan bagian bawahnya menunjuk ke arah Louis.
"Ok Mr.Styles, truth or dare?"
"Uhm, i choose truth" jawabnya dengan sedikit ragu.
"Oke. Uhm jawab jujur, jika-- jika Keenan bukan asistenmu. Kau ingin menjadikannya apa?" Tanya Louis membuatku diam-diam mendesah kesal karna ini pertanyaan yang tidak berguna, untukku. Aku mengumpat dalam hati.
Harry memandang dalam-dalam ke kedua mata biru milik Keenan itu. Oke, lebih tepatnya mereka saling pandang dan saling tersenyum.
"Aku akan menjadikannya..." ia menggantung kata katanya. "Sahabat. Tentu saja sahabat! Keenan sahabatku, kau tau? Aku bersahabat dengan Keenan lebih dulu dibanding dengan kalian" jawabnya kala tertawa kecil.
"Yeah, that's right! We're best friend since forever, you know?" Sahut Keenan kala tersenyum. Aku melihat kedua matanya yang menyiratkan sedikit kekecewaan disana atas jawaban dari Harry. Sungguh, Harry. Apa kau benar-benar sebuta itu?
Putaran ketiga.
Bagian atas botol mengarah ke Keenan dan bagian bawahnya mengarah ke Harry.
Shit!
What the hell, bottle!
"Alright Mr.Styles. I choose dare!" Ujar Keenan bahkan sebelum Harry memberi pilihan. Tampaknya Ia ingin memberi sensasi yang berbeda, mengingat sedari tadi yang ditanya memilih Truth dibanding Dare.
"Shit!" umpatku.
Sesungguhnya aku ingin mendengar kejujurannya tentang apapun yang akan Harry tanyakan jika ia memilih truth. Tapi kenyataannya ia memilih dare, jadi kita lihat saja apa yang akan terjadi.
"Kenapa?" tanya Harry menatap ke arahku. Bukan hanya Harry melainkan semua orang di hadapanku kini tengah menatap kompak ke arahku. Oh shit, sepertinya mereka mendengar umpatanku tadi.
"Apa?" aku malah berbalik tanya, membuat semuanya menaikkan alis, bingung.
"Hey! jadi tantangan apa yang akan kau berikan untukku?" Keenan membuat aku dan yang lainnya menoleh seksama ke arahnya.
"Uhm wait...." Harry terlihat sedang memikirkan sesuatu. Sedangkan yang lain hanya menunggu keputusan Harry. Seketika Harry tersenyum jahil, pertanda bahwa Ia sudah mendapatkan ide untuk mengerjai Keenan. "Dare? Uhm. Tell the world that you love me so much!"
Apa?
Apa dia gila? Itu berlebihan! Maksudku-- bukankah itu hal yang norak?
"Apa? Tapi aku tidak bisa, Harry. Maksudku--"
"Yes you can Keenan!" sahut Zayn kala menganggukan kepalanya, diikuti oleh yang lainnya.
"Tapi bagaimana caranya?" Tanya Keenan yang terlihat benar-benar bingung. Harry dengan sigap mengambil ponsel yang berada di paha Keenan dengan senyum jahilnya. "Harry, apa yang kau lakukan?"
Harry tidak menjawab, melainkan segera meletakkan kembali ponsel Keenan ke tempatnya semula. Seriously, apa yang sebenarnya Ia lakukan?
Suara tawa Louis berhasil membuatku mengarah kepadanya. "Keenan, seriously. Check your twitter!"
Keenan menautkan kedua alisnya dan dengan segera mengambil ponselnya, begitupun dengan yang lainnya termasuk aku. Membuka aplikasi twitter dan mataku langsung tertuju dengan akun twitter Keenan yang baru saja mengirim tweet dengan mention ke akun Harry.
You never know that i love you so much since we very first met, Harold! ❤ @Harry_Styles
**
LEAVE YOUR VOTES AND COMMENTS. THANKS
KAMU SEDANG MEMBACA
Deserve
Fanfiction"Once you realize you deserve better, letting go will be the best decision ever" [One Direction's Fanfiction]