Beberapa hari kemudian...
Keenan's pov
Aku terbangun karna ada satu pesan masuk di ponselku. Kuharap itu Niall. Karna sejak aku menjaga Harry yg kemarin sedang sakit, sejak ia melihatku dan Harry berciuman, ia benar benar marah denganku. Aku sungguh tidak bermaksud menyakitinya. Sumpah demi Tuhan aku tidak membalas ciumannya, aku bahkan tidak tahu bahwa Niall ada dibelakangku saat itu.
Aku membuka locksreen dan membaca pesan tersebut. Ternyata dari Louis. Padahal yg kuharapkan itu Niall.
From: Louis
Hiii, Keenan please come to my 22nd birthday party tomorrow at 8pm. I really hope you'll come.
Astaga. Aku bahkan lupa kalau besok Louis ulang tahun. Niall pasti sudah tahu akan pesta ini, tapi kenapa ia tidak memberi tahukanku?
Oh. Harus sampai kapan aku menunggu balasan pesan darinya?
**
"Aku senang kau sembuh"
Aku tersenyum pada seseorang yg ada dihadapanku saat ini. Ia hanya tersenyum. Kau tahu kan seperti apa seorang Harry Styles saat tersenyum? Bahkan tidak sedikit laki laki yg menyukai senyumannya.
"Aku yakin Louis akan memenangkan pertandingannya saat memakai sepatu ini" ucapnya.
Aku hanya tertawa kecil. Aku dan Harry sedang berada disebuah mall, tepatnya kami sedang makan siang disebuah restoran. Harry membelikan sepatu sport Nike sebagai kado untuk Louis. Sedangkan aku membelikan Tshirt Stripe. Kaus bergaris garis yg kuingat sekali Louis sering memakainya pada waktu dulu, sekitar 2010&2011.
**
Niall's pov
Sudah 4 hari aku tidak memberi kabar sedikitpun kepadanya. Pesan terakhir yg kudapatkan darinya saat tadi malam yaitu berisi "I'm worried abt you. ily"
Mungkin ini saatnya untuk memaafkan kesalahannya. Aku pun tidak kuat jika tidak bersamanya seperti ini.
Pagi ini aku mendapat 2 pesan masuk.
Pertama dari Louis yg mengundang keacara ulang tahunnya besok dan kedua dari Greg, kakakku.
From: Greg Horan
Hi bro. What's up? We'll celebrate a christmast day in our lovely home. Hope you with us. And bring your girl. haha
Natal di Irlandia bersama Keenan? Well, itu memang rencanaku. Bahkan aku sudah membeli 2 tiket dari jauh jauh hari. Hanya saja aku belum memberi tahu Keenan.
**
Harry's pov
Belanja hari ini cukup melelahkan. Aku memilih untuk istirahat sebentar diapartemen Keenan.
"Kau ingin 7up? Atau coke?" tanya Keenan saat memeriksa isi kulkasnya.
"7up!"
Ia segera melemparkannya dan aku menangkapnya. "Thanks!"
Ia duduk disebelahku sambil sibuk dengan ponselnya. "Kau sedang apa?" tanyaku.
"Niall..."
Ya, sudah kuduga. Pasti pria itu yg sedang mengisi fikiran gadis cantik disampingku saat ini.
"Sudahlah. Kau tidak perlu--"
Ting nong.
Bel berbunyi, tanda ada seseorang yg datang. Aku dan Keenan saling pandang, bertanya-tanya akan siapa yg bertamu saat ini?
"Mungkin Luke? Sebentar" Mungkin? Well, aku sama sekali tidak keberatan jika itu memang Luke. Keenan beranjak dan mengintip dari lubang kecil yg ada dipintu sebelum ia berubah drastis menjadi lebih heboh.
"Oh my God! It's niall!!!! Harry kau harus mengumpat sekarang!!!" Ia melompat lompat panik lalu mendorongku kekamar mandi dan menutup rapat pintu ini. Sial. Kenapa aku menurut saja? Memang kenapa kalau Niall datang? Bukankah itu bagus?
Aku bisa mendengar Keenan membuka pintu dan suara langkah kaki mereka berdua yg semakin terdengar jelas.
"Hi, i miss you" ucap Keenan. Aku berani taruhan berapapun pasti Keenan memeluk kekasihnya itu. Shit.
"I miss you too"
"I'm sorry about a few days ago"
"Eum. Ya, aku sudah memaafkanmu"
"Thanks" Keenan terdengar begitu senang.
"Keenan"
"Ya?"
"Apa kau mau ikut aku ke Mullingar? Kita akan merayakan natal bersama keluargaku disana"
What? Hell No! Itu tidak boleh terjadi. Keenan harus bersamaku saat natal nanti!!
"Uhm, aku--"
Oh, sialan. Aku tidak siap mendengar apapun jawabannya, dengan sekali gerakan aku berhasil keluar dari persembunyianku dan berkata, "Tidak bisa!"
Mereka sangat terkejut akan kehadiranku. Terutama Keenan. "Harry? Apa yg kau-- bagaimana bisa kau berada diapartemen Keenan?"
"A-aku bisa menjelaskan ini, Niall. Please calm down" pinta Keenan kala memeluk Niall. Bullshit! Setakut itukah ia kehilangan kekasihnya?
"Keenan sudah berjanji akan merayakan natal disini! Bersamaku!"
Niall melepas pelukannya dan menerkam kedua pundak Keenan. "What? Apa itu benar Keenan?" tanyanya dengan nada tinggi.
"Aku--"
"Why are you so nervous? Is that true, Keenan?"
Air mata mulai mengalir dipipinya dan aku benci melihatnya menangis. "Well.. Aku memang berjanji! Tapi aku..."
"Oh. Sulit dipercaya ini akan terjadi. Kau benar benar mencampakkanku Keenan, kau tahu itu?" Niall melangkah pergi meninggalkan kami berdua tanpa perduli dengan tangisan Keenan yg memanggil namanya.
..
.
.
.
LEAVE YOUR VOTES AND COMMENTS. THANKS
![](https://img.wattpad.com/cover/11595239-288-k257187.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Deserve
Hayran Kurgu"Once you realize you deserve better, letting go will be the best decision ever" [One Direction's Fanfiction]