Chapter 22

4.5K 384 5
                                    


Di malam yg sangat dingin ini, One Direction sedang berada disebuah stasiun radio swasta untuk interview.

Dengan sebuah mobil yg cukup besar dan dikawal beberapa bodyguard, mereka keluar dari mobil dan memasuki gedung radio tersebut. Tidak lupa menyapa dan bercangkrama dengan beberapa fans yg menunggunya diluar sana.

Mereka masuk ke dalam studio dan bertemu dengan Juklie dan Robert yg merupakan penyiar di radio tersebut.

"Bisa kita mulai sekarang?" Julie bertanya, dan setelah Louis mengangguk, siaran Live pun dimulai.

"Hello Everyoneee...." sapa Julie didepan microfonnya menyapa seluruh pendengar radio.

"Malam ini adalah malam yg sangat special untuk para directioners. Siapapun yg tidak mendengar siaran malam ini mungkin akan sangat menyesal" lanjut Robert yg disahuti tawa kecil dari mereka.

"Karna malam ini kita akan mengobrol bersama....ONE DIRECTION selama 1 jam kedepan!!" ucap Julie dengan sangat excitednya.

"Wooohooo!!!" Louis berteriak heboh sebelum tertawa.

"Jadi, bagaimana kabar kalian ?" tanya Robert.

"Baik"

"Great"

"Aku baik"

"Aku sangat-sangat baik, kurasa" begitulah jawaban mereka.

"Glad to hear that" sahut Julie.

"Bagaimana kabarmu Julie? Malam nanti, kosong atau tidak?" goda Niall kepada Julie yg mulai memerah.

"Oh god. You are a flirting man, Horan" sahut Julie sedangkan The Boys dan Robert hanya tertawa.

"Oke Niall, Julie...sayangnya malam ini tema kita bukan tentang kalian tp  tentang Hari Natal" Robert melanjutkan.

"I know i know" jawab Julie sambil mengangkat kedua tangannya. "Oke mulai dari... kau Liam!" Julie menunjuk Liam. "Bagaimana rencanamu untuk hari natal nanti?"tanya Julie.

Liam mulai berfikir sebelum menjawab,  "Uhm... Aku fikir hanya pergi ke gereja, mengunjungi rumah orang tuaku, dan para kerabatku serta rumah keluarga Danielle kekasihku"

"Wow ide yg bagus" sahut Robert. "What about you, Tommo?"

"Aku? Mungkin sama dengan Liam. Pergi ke gereja bersama keluargaku. Makan malam dan menghabiskan waktu dengan keluargaku serta kekasihku, Eleanor"

"dan kau, Zayn?" tanya Robert.

"Aku? Aku tidak merayakan natal. Tapi mungkin aku juga menghabiskan waktu bersama kekasihku, Perrie. Mungkin hanya makan malam bersama keluarganya dan bersenang-senang" jawabnya sambil tergelak kecil.

"Nah...good idea! Harus menghormati walaupun tidak merayakan. What a gentle, Zaynie" Julie memuji Zayn, membuat pria itu tertawa kecil.

"Hey, bagaimana denganmu, Blonde?"

"Sama seperti yg lainnya, mungkin hanya merayakan bersama keluarga" jawab Niall namun menunduk untuk beberapa detik. "Walaupun..."

"Walaupun?" Julie bertanya.

"Entahlah, sebenarnya aku mengharapkan dan menginginkan seseorang bersamaku di hari natal nanti" Laki laki itu tersenyum akan jawabannya. Sedangkan Julie dan Robert hanya menatap bingung kearahnya.

Tidak dengan keempat laki-laki disana yg sudah tau siapa yg ia maksud.

"Aw, sepertinya para penggemarmu mendengar ini. Dan aku rasa mereka sangat patah hati malam ini. Sama denganku" goda Julie sambil memasang wajah sedih, membuat Niall tertawa.

"I know my fans is the best fans in this world. So if i love someone, thats impossible if they are not respect the girl that i loved"

"Wow" puji Robert sambil bertepuk tangan sedangkan Julie merasa tersentuh hingga tidak bisa berkata-kata.

"Bagaimana bisa kaubberkata sebijak itu?" Liam bertanya dengan wajah bingungnya.

"Aku belajar banyak darimu, daddy direction"

Semua tertawa-- menertawakan Niall dan Liam sebelum akhirnya Robert kembali bertanya. "Okay, the last. Harry Styles. What about you, Styles? Whats your plan for the Christmast Day?"

"Aku akan..." Harry menggantung kata katanya. "Damn, aku masih tidak tau apa yg akan aku lakukan di hari natal nanti!" Harry mengibaskan satu tangannya keudara.

"Benarkah? Sepertinya tidak mungkin jika seseorang tidak ada rencana kemanapun saat natal nanti"

Harry terdiam dan menatap Robert beberapa detik. "Well, aku...mungkin sama dengan yg lain. Mengunjungi keluarga, makan malam bersama dan pergi ke gereja." jawabnya.

"Only-- those?"

"Actually, i miss someone right now and she's my personal assistant. Her name is Keenan, maybe some people knew her but..." Lagi lagi ia menggantung kalimatnya.

"But?" tanya Julie.

"Nevermind!" Harry mengibaskan satu tangannya ke udara dan tergelak miris, membuat Julie dan Robert menghela nafas melihatnya.

"Baiklah jika kau tidak mau menceritakan. Tapi jika kau ingin bicara sesuatu kepada Keenan, kami mempersilahkan." ucap Robert.

Julie dan Robert terlihat sangat penasaran. Mungkin para pendengar juga merasakan hal yg sama. Tapi Liam, Niall, Louis dan juga Zayn yg sudah tahu akan kehidupan Harry, mereka terlihat biasa saja. Terlebih lagi dengan Niall yg sedari tadi menatap Harry dengan tatapan marah.

"Jika aku boleh berkata sesuatu padanya, mungkin aku hanya meminta satu hal. Tolong kembali. Ya, hanya itu. Please. Aku benar-benar membutuhkanmu, Keenan. Kembalilah dan kita rayakan hari natal bersama seperti tahun-tahun yg sudah kita lewati ini"

Harry hampir menitihkan air matanya saat selesai dengan kalimatnya. Rasanya sangat bodoh jika ia menangis saat sedang siaran seperti ini, tapi setidaknya ia lega karna sudah menyatakan permintaannya. Walaupun ia tidak tahu apakah Keenan mendengarnya atau tidak.

At least i've tried.

.

.

.

LEAVE YOUR VOTES AND COMMENTS. PLEASE.

Deserve Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang