Keenan's pov
London.
Aku tidak benar-benar menyukai musim salju, musim ini benar benar bisa membuatku mati membeku walaupun sudah memakai bermacam macam penghangat badan. Hari ini aku akan menjemput Luke di Heathrow. Aku tidak ingin merepotkan Niall, jadi aku pergi seorang diri dengan naik taxi.
Yup, guess what? I'm official with Niall James Horan right now, i'm his fuckin girlfriend.
Ditengah perjalanan, Niall menelfonku. "Hei"
"Hai, Niall. Sepertinya kau baru bangun tidur?"
"Ya, aku memang baru tidur. Hey, apa kau sedang di apartemen?"
"Tidak"
"Then?"
"I'm on my way to Heathrow Airport, Niall."
"Apa? Tidak, Keenan please jangan pergi lagi. Kita baru satu hari jadian dan kau mau meninggalkanku lagi?"
Aku tertawa mendengar nada bicara Niall yg terdengar panik setengah mati. "Aku hanya menjemput Luke"
"Luke?"
Oh. Aku menepuk keningku, aku lupa kalau Niall belum kenal dengan Luke.
"Sahabatku dari Amsterdam. Hey, i'll talk to you later, okay?"
"Ah-eh baiklah".
**
Setelah berpeluk pelukkan seperti orang gila di bandara, dan juga menceritakan tentang aku dan Niall, aku mengajak Luke ke apartemenku karna untuk sementara ini, Luke tinggal bersamaku. Saat aku mencari taksi, seseorang menepuk pundakku.
Aku menoleh dan mendapatkan-- "Taylor?" sapaku dengan ekspresi terkejut-- sangat.
Perempuan ini langsung memelukku. "Ah Keenan! Kufikir aku salah orang, ternyata tidak."
"Ya, it's me, Tay!"
Taylor tersenyum untuk beberapa detik sebelum berkata, "Keenan, aku ingin mengatakan sesuatu, aku--- dan dia. Kami sudah putus"
Mataku terbelalak, "Apa? Eum, maksudku-- Mengapa?"
Taylor menghembuskan nafasnya berat, "Kejadiannya tadi pagi. Aku hanya merasa tidak ada kecocokan lagi dengannya. Dan sekarang, aku juga baru tiba dari California"
Aku mengangguk mengerti. "Semoga kau mendapatkan yg terbaik, Tay" ujarku dan ia memelukku lagi.
Setelah berbasa basi dengannya, aku pamit dan menghampiri Luke yg sudah berada didalam taksi. Dan selama perjalanan, yg kufikirkan hanya Dia. Hanya Harry. Aku bahkan tidak peduli dengan ocehan Luke yg tiada henti memuji keindahan kota ini.
Maksudku, bagaimana keadaan Harry jika tanpa Taylor seperti sekarang ini?
**
Harry's pov
Memutuskan hubungan lewat telfon. Bukankah itu tidak sopan? Benar benar tidak masuk akal! Alasannya karna aku berubah, berbeda? Bullshit! Aku masih menjadi Harry Styles yg sama hingga saat ini.
Aku memarkirkan mobilku dihalaman basecamp. Bertemu dengan yg lainnya mungkin bisa membuatku sedikit terhibur.
"Hey, lihat siapa yg datang!" seru Louis. "Whatsup, man?"
"Not really well, actually" jawabku seadanya, Louis dan Zayn tidak merespon sama sekali. Dan menurutku itu lebih baik karna aku sedang tidak ingin menceritakan apa yg sedang terjadi padaku saat ini. "Dimana Liam?" tanyaku kala aku menjatuhkan tubuhku diatas sofa ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deserve
Fanfiction"Once you realize you deserve better, letting go will be the best decision ever" [One Direction's Fanfiction]