Chapter 29

4K 387 10
                                    

Keenan's pov

Semua terjadi  begitu saja, tiba tiba Harry keluar dan mengatakan yg sebenarnya. Jika aku boleh jujur, aku memang berjanji padanya (saat ia sedang sakit) bahwa aku akan bersamanya dihari natal nanti.

Tidak terasa sudah jam 6 pagi. Semalaman aku tidak tidur, yg ada difikiranku hanya Niall, Niall, dan Niall. Aku benar benar khawatir akan dirinya. Ia masih marah denganku karna kejadian kemarin.

**

Sore ini aku dan Luke pergi ke sebuah cafe yg tidak jauh dari apartemenku hanya untuk mengobrol santai. "Kau diundang dengan Louis?" tanyaku memulai percakapan.

"Yap. He text me." jawabnya. "Dan aku sudah membelikan sepasang sepatu untuknya" sambungnya.

Luke juga membelikan sepasang sepatu? Well, sialnya aku kembali teringat Harry. Damn, Keenanta! He's a jerk! Forget him!

Aku dan Luke kembali ke apartemen kami pukul 6 sore. Kurasa 2 jam akan cukup untuk bersiap diri.

Aku segera mandi, lalu mengambil dress putihku dan memakainya. Aku bercermin sehingga dapat melihat diriku sendiri, well tidak terlalu buruk gaun ini dipakai olehku. Lalu aku mendekat dan duduk dihadapan cermin tersebut. Memoles wajahku dengan pelembab wajahku, dan aku tersadar akan sesuatu.

"Shit!" umpatku panik, karna adanya kantung mataku.

Sangat terlihat jelas bahwa aku kurang tidur. Apa yg harus aku lakukan sekarang agar kantung mata ini tidak terlihat?

Aku benar benar bingung dan panik. Akhirnya aku memoles banyak pelembab wajahku didaerah mataku, tapi hasilnya... Sungguh, hasilnya benar benar aneh. Aku bahkan muak melihat diriku sendiri kali ini. Oh, sial. Apa aku benar-benar harus datang ke pesta Louis?

**

Setelah berdebat dengan diriku sendiri dan juga Luke, akhirnya aku memutuskan untuk datang ke pesta Louis. Ya, aku datang dengan Luke, tidak dengan Niall.

Sungguh tidak seperti yg kuharapkan. Padahal aku berharap kali ini aku menggandeng erat tangan kekasihku itu, tapi nyatanya--- oh, seharusnya aku bersyukur masih ada Luke yg mau menemaniku.

"Kau kelihatan aneh dengan kacamata itu" ujar Luke saat mencoba mencabut kacamata yg kupakai ini. Yeah, karna aku pasrah dengan kantung mataku, akhirnya aku memutuskan untuk memakai kacamata berlensa bening dengan frame berwarna hitam ini. Sebenarnya ini tidak terlalu buruk, setidaknya kantung mataku tertutup.

"Mataku terlihat aneh jika tidak memakai ini" ujarku sambil mengambil kembali kacamataku dari tangan Luke dan memakainya kembali.

Aku menggandeng tangan Luke, lalu menyapu ruangan ini dengan pandanganku. Mencari seseorang yg berulang tahun malam ini, yap Louis. Dan ketika mendapatkan sosok yg kucari, aku berteriak heboh. "HEIII ITU LOUIS!!!" teriakku lebih kepada Luke.

Aku dan Luke menghampirinya yg sedang menggenggam erat tangan Eleanor. Luke berbisik, "Kau tahu, kurasa Eleanor terlalu cantik untuk Louis" bisiknya, Aku hanya merespon dengan menyikutnya.

"Hello, birthday boy! Happy birthday to you" ujarku kala menyodorkan kado yg sudah kubungkus rapih ini untuknya.

Louis menerimanya, "Thank you so much, Mrs. Horan" ucapnya lalu mencium kedua pipiku. Mendengar nama yg disebut Louis tadi, aku jadi bertanya-tanya dimana pria itu? Dimana Niall?

Menyadari kehadiran Eleanor disebelah Louis, aku menyapanya. "Oh my God Ele, i miss you. Long time no see!" ujarku kala memeluknya dan ia membalasnya.

Deserve Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang