Setidaknya aku sekarang sudah berada di rumah. Kejadian tadi membuatku sedikit trauma. yah setidaknya, aku belum pernah dikejar wartawan seperti ini. Layaknya orang korupsi. Semenjak Zio mendekati ku kehidupanku pun berubah 180°. Berubah sekali sangat berubah.
" I come, " teriaku menggema di seluruh ruangan. Kemana mama? Biasa nya jam segini dia juga belum pergi. " mah.. mamah......" teriak aku sekali lagi. Mama kemana sih nggak biasa - biasanya ngilang kayak gini.
Mending ke kamar aja daripada nungguin jawaban mama yang nggak ada dari tadi. Aku berjalan ke kamar ku dan sesampainya dikamar aku mengganti baju ku dan membawa gitar ku kearah balkon. Dari arah balkon aku bisa melihat apa saja bahkan aku bisa melihat mama ki dengan tetangga baru. Apa yang kubilang tadi mama? Dan tetangga baru? Aku mempunyai tetangga baru? Asyiknya.
Aku ingin ke mama siapa tau aku bisa beekenalan dengan tetangga baru itu. Aku pun keluar dari kamar dan menuju kepintu utama rumah ini. Aku menyusuri jalan yang ada di perumahan ini dan tad... aku sudah tepat berada di samping mama.
" Mah... tadi Magali nyariin mama taunya mama disini , " penyataan jujur yang keluar dari mulutku
" Oh iya Magali ini tetangga baru kita yang kemarin mama ceritain itu loh. Tetangga baru kita ini temen bisnisnya papa. Oh iya jeng kenakan ini Magali anak saya yang kedua, " ucap mama sambil memperkenalkanku kepada tetangga baru itu.
" Oh iya nama saya Sarah Anistya Aksara. kamu bisa panggil saya tante Sarah. Oh iya tante juga punya anak seumuran kayak kamu kok Ma..." ucap tante sarah lupa dengan namaku.
" Magali tante," sambungku kepadanya dengan tersenyum.
" Nama kamu susah banget abisnya sih Ma..Ma...Gali . Tante manggil kamu Gali aja yah," ucap tante Sarah tersenyum manis kepadaku.
Tiba-tiba ada seseorang datang dengan mobil sportnya itu dan berhenti tepat di depan rumah tante Sarah.
" Hi mom, gimana rumah barunya? Zio sempet muter - muter nyariin perumahan ini," kata orang itu yang entah namanya siapa. Wait.... Wait ...Wait..... Dia bilang namanya Zio? Ok ini cuma asumsi ku aja atau emang ibi benar Zio yang akhir - akhir ini mengganggu ku.
" Look , siapa yang tidak menepati janjinya kali ini ? Kamu dari mana aja sih Zio? " tanya tante sarah kepada anaknya itu.
" Tadi aku main bersama..." ucapnya terpotong dan lalu melihat kearahku. " Omg my princess!! You look amaizing with your dress," lanjutnya sambil mengagumiku. Terlalu berlebihan banget nih cowok.
" Wait... Wait... Wait.... Son , is your princess? " tanya tante sarah bingung. Hell yah aku baru menyadari dia memanggilku princess.
" Sarah is your son? " tanya mama ku. Oke sekarang aku bingung.
" Aunty Netta, How are you? Udah lama Zio nggak ketemu sama tante. Zio kangen sama tante, dimana kak Kenny? " tanya Zio yang tersirat rindu dimatanya saat menyebut Kak Kenny. Oke aku nggak tau apa yang aku rasain sekarang. Cemburu? aku tidak tahu. Ini rasa yang belum pernah aku rasain, apalagi saat aku ketahui kalo doi itu. Ah sudah lupakan para lelaki yang susah ditebak.
" Kenny berada di luar kota. Dan perkenalkan ini anak tante setelah kenny, namanya..."
" Princess Magali " lanjut zio memotong ucapan mamaku.
" Nama gue Magali. Nggakk pake princess ataupun embel - embel lainnya yah!! " oke calm down Magali ikutin saja permainannya. " Mah, kayaknya Magali harus ketemu sama Irena deh. Okey bye mama ," aku mencium pipi mamaku. Lebih baik aku menghindari freak boy itu. Daripada aku mati kutu.
***
Sore harinya aku menuntun gitar ku ketaman komplek. Dan sesampainya di taman aku melihat banyak anak kecil disini. Aku ingin menghibur mereka seperti biasanya. Aku melihat sosok anak kecil yang tidak asing bagi ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Blizz
Teen FictionMagali tidak percaya dengan yang namanya 'Cinta'. Ia selalu menganggap hal itu hanya ada di ftv atau di film - film yang suka ditonton sahabatnya. Namun bagaimana kalau ada makhluk tampan seperti Zio yang tiba - tiba...