Well, di chapter ini gue mau buat seri ova dari kisah si Magali dan Zio. Jadi waktu di chapter sebelumnya kan udah di ceritain mereka berdua sama Irena terus teman – temannya juga pergi ke Dhaka. Jadi yah, tujuan seri ova ini ya untuk ngejelasin (agak) lebih detail lagi tentang kisah mereka berdua di Dhaka. (Mungkin) Part ini nggak seru loh, jadi jangan nyesal baca -_-
Happy Reading!!!
***
Setelah menempuh jarak cukup lama dari sekolah ke Bandara, aku, Zio dan Irena sudah masuk ke kawasan ini dengan hati – hati dan penyamaran tentunya. Aku tidak mau mengambil resiko akan ada yang berteriak atau mencakar pacarku yang satu ini karena ketampanannya. Aku rasa aku sudah gila mengatakan Zio tampan.
“Galiiii, kita kemana ini? Kenapa misah kayak gini sih?” tanya Irena panik.
Aku mengangkat bahuku dan menariknya ke tempat tujuanku. Ya, ruang tunggu yang sudah dipenuhi oleh banyak orang yang sibuk berlalu lalang dengan barang bawaan mereka. Dengan ceria, aku duduk di salah satu ruang tunggu disana dan meletakan backpack 50 literku di pangkuanku.
“I wanna ask something, kita nggak lagi naik budget airlines kan, li?”
Sepertinya pacarku yang satu itu sudah mengerti apa yang terjadi sekarang. Aku hanya menyengir menyetujui. Kemarin aku memang sudah bilang ke Gio, ketua pelaksana acara ini agar kami bisa berangkat sendiri menuju Dhaka. Dan ini adalah tujuanku. Aku ingin mencicipi bagaimana rasanya menaiki budget airlines. Sepertinya tidak terlalu buruk.
“Astaga, Galiiii! Lo gimana sih? Harusnya kita ngikutin rombongan, bukan misah kayak anak ilang gini!”
“Please deh, Na. Kita itu bukan anak ilang, lagian juga anggap aja kita cari pengalaman. Iya kan Zio?”
Tanganku menarik – narik ujung baju Zio, meminta dukungan dan disambut senyuman manis olehnya. “Tuh, Zio aja setuju kok, Na. Udah, lo tenang aja disini. Bentar lagi pesawat kita sampai.”
Seperti kataku, beberapa menit kemudian pesawat kami siap untuk boarding. Dengan cepat, aku mengangkat backpack kesayanganku dan berjalan berdesak – desakkan melewati proses untuk masuk ke dalam pesawat.
“Li, tas kamu mau aku bawa? Nanti kamu capek loh,” ucap Zio lembut.
“Nggak apa – apa kok. Aku nggak akan capek semudah itu,” ucapku semangat.
Irena menujukkan raut wajah kesal. “Obat nyamuk, obat nyamuk, obat nyamuk,” ucapnya sambil memasukki pesawat.
Aku dan Zio tergelak mendengar yang diucapkan oleh Irena. Benar – benar anak itu. Seharusnya Gio tidak terlambat datang seperti ini. Setidaknya pasti Irena tidak merasa seperti obat nyamuk seperti ini. Oh ya, aku lupa memberi tahu sesuatu. Aku memang mengajak Gio untuk ikut dengan kami. Alasannya? Tentu saja, aku memberinya imbalan dan inilah yang aku berikan. Ikut naik pesawat budget airlines bersama dengan kami. Sebenarnya lebih tepat dengan Irena. Dan ada beberapa hal yang harus kalian ketahui, entah mengapa aku sangat ingin Gio dan Irena bersatu karena selama ini kerjaan mereka hanyalah bertengkar – bertengkar dan bertengkar. Membuat mereka cinlok bukan hal yang buruk bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Blizz
Novela JuvenilMagali tidak percaya dengan yang namanya 'Cinta'. Ia selalu menganggap hal itu hanya ada di ftv atau di film - film yang suka ditonton sahabatnya. Namun bagaimana kalau ada makhluk tampan seperti Zio yang tiba - tiba...