Ini sudah hari – h pensi, tetapi mengapa ada yang mengganjal dibenak aku. Aku takut lirik ini menjadi salah. Aku takut semuanya menjadi berantak. Aku menatap kearah Zio dengan muka yang gelisah, tetapi Zio dia seakan – akan terlihat tenang. Dan Irena? Iya malah asik sendiri dengan earphone yang menyangkut di telinganya, sedangkan Gio? Entahlah anak itu tidak terlihat batang hidungnya sama sekali.
“ Ren... Irena...” bisikku kepada Irena yang sedang membuka salah satu earphonenya.
“ apaan sih Gal?,” tanya Irena kepadaku.
“ Gue takut Ren. Gue takut semuanya kacau gara – gara gue enggak hafal lirik,” kuremas lengan tangan Zio yang berada di sampingku.
“ nyantai aja Gal semuanya bakalan baik – baik aja kok. Lo juga engga ngerasain jadi gue yang selalu di belakang panggung buat backsound kan Gal? “ kata Irena santai. Entahlah aku bingung dengan anak ini terlihat santai walaupun sebenarnya pekerjaannya menegangkan.
“ huaaaa...... lo pake obat apa biar ngilangin rasa takut lo Ren,” jeritku frustasi.
“ Magali... lo bisa diem sedikit enggak sih gue itu lagi pusing tau!” bentak Irena yang langsung membuatku terdiam.
“ Ren lo kalo pusing jangan marahin pacar gue kek,” Marah Zio yang tidak terima aku di bentak oleh Irena. Duh ini Zio jangan memperpanjang masalah dong, kasian Irena yang sedang pusing seperti itu.
“ Udah dong Zio, aku enggak apa – apa kok. Mungkin Irena memang sedang pusing makanya dia terbawa emosi,” ku leraikan Zio dan Irena yang hampir saat itubertengkar.
“ udah ah gue mau cabut mau ke backstage bentar lagi pensinya udah mau dimulai,” Irena mengambil tasnya dan segera pergi meninggalkanku berdua saja dengan Zio.
“ terus kita ngapain sekarang? “ tanyaku dengan tampang polos kepada Zio.
“ menunggu Gio mungkin,” cuek Zio.
Ah sebal sekali hanya gara – gara masalah kecil saja dia ngambek seperti ini. seperti anak kecil saja. Padahal inikan bukan salah Irena juga tetapi salah aku.
***
“ LADIES AND GENTLEMAN SELAMAT DATANG DI ACARA TAHUNAN KITA YAITU PENTAS SENI SEKOLAH,” teriak sang pembawa acara dengan semangat yang ku ketahui itu Angga anak kelas 11. “ DISINI GUE ENGGAK SENDIRI TAPI GUE DITEMENIN PATNER GUE. TAPI BERHUBUNG PATNER GUE LAGI NGILANG YAUDAH GUE SENDIRIAN,"
Di dekat panggung sudah ada Irena yang sedang memainkan lagu spaceman dari hardwell kalo tidak salah sih begitu. Dan terlihat disana sudah ada beberapa orang yang sedang berkumpul ingin tampil pembukaan.
“ Oke pembukaan kita punya dance yang akan di tampilkan dari eskul break dance nih. OKE GUYS MANA SEMANGAT KALIANNNNN!!!!” ucap Angga sang pembawa acara dengan penuh semangat.
“ OKE INI DIA BREAK DANCE STARWOLD INTERNATIONAL SCHOOL,” anak – anak break dance menaiki panggung. Suara teriakan anak – anak memenuhi aula yang menjadi tempat pensi ini.
Seperti biasa para the most DJ sekolah ini mulai berduel memainkan remixannya. Aku salut pada Irena dia seperti artis yang multitalenta padahal dia hanya remaja biasa yang mempunyai bakat artis. Aku jadi menyesal karena aku dia kena omel Zio.
“ kamu ngapain sih disini? Kan kamu bentar lagi tampil Magali,” tanya seseorang yang berada di sampingku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Blizz
Teen FictionMagali tidak percaya dengan yang namanya 'Cinta'. Ia selalu menganggap hal itu hanya ada di ftv atau di film - film yang suka ditonton sahabatnya. Namun bagaimana kalau ada makhluk tampan seperti Zio yang tiba - tiba...