" Magali... gawat Magali... Nanti siang kita ulangan kimia mendadak !! " Panik Irena.
" ya terus kenapa ren? Apa perlu gue jungkir balik??" Tanyaku kepada Irena.
" Kok lo tenang - tenang aja sih Gal? Emang lo nggak shock apa ? " tanya Irena terheran - heran.
" ya lagian emangnya lo nggak belajar kimia semalem apa? " geramku.
" enggak,"jawab Irena polos. Duh ini anak polos apa emang nggak tau apa - apa sih.
" Magali sayang eh salah my baby lily bala - bele kamu udah belajar kimia? " tanya Zio.
" udah kok. Emang kenapa sih? " Tanyaku berpura- pura penasaran.
" nggak apa - apa kok lily. Eh aku punya makanan nih aku suapin yah. Ayok a...a....a " ucap Zio seperti ibu - ibu yang sedang menyuapi anaknya.
" njir... Kayaknya gue disini cuma kacang ye kalo lo pada lagi pacaran mendingan gue ke kantin aja dah," kesal Irena dan langsung berjalan menuju pintu kelas.
" apa lo? " sewot Irena karena bertemu dengan Gio.
" dih maksud lo! " ucap Gio kepada Irena yang langsung berjalan kearah kantin. Dan Gio pun menghampiriku dan Zio yang berada dikelas.
" eh Gal temen lo yang kayak macan nggak dikasih susu sama emaknya kenapa dah? " tanya Gio kepada ku.
" biasa jomblo, " Jawab Zio asal.
" sembarangan aja deh kamu ya Zio . Gitu - gitu Irena juga temen aku," Omelku kepada Zio.
" iya - iya maaf deh," mohon Zio kepadaku.
Seketika kita ~ aku, Zio,Gio~ sedang asik - asik bercanda. Bel masuk pun telah berbunyi dan suasana kelas menjadi hening. Entah karena emang lagi pada puasa? Atau malah karena ulangan kimia mendadak? Entahlah akupun tak tahu. Bu Eli pun datan dan suasana makin tegang.
" Selamat pagi anak - anak keluarkan kertas selembar sekarang," kata bu Eli sangar.
Semua muka anak kelas pun pucat. Termasuk aku, Irena, Zio.
" intinya nanti kalo gue nanya lo kasih tau ! " kata Irena.
" iya - iya ," pasrahku. Ok kalau Irena sudah begitu aku pastikan dia memang tidak belajar sama sekali.
Ulangan dimulai kelas pun hening. Tidak ada tanda - tanda keberisikan. Oke soal ini sedikit sulit. Irena pun mulai menghentak - hentakan kursiku. Dan memberi kode kepada ku. Aku pun memberi tahu kepada Irena.
***
" gimana tadi bisa ulangannya? " tanya Zio kepadaku sambil membelai rambut ku.
" bisa kok," ucapku singkat.
" ehm.... Yang pacaran," ucap Irena tiba - tiba sudah berdiri didepan ku.
" kenapa sih Irena? Cemburu yah? " Tanya Zio membuat Irena terdiam.
" eng.....enggak kok, " Ucap Irena terbata - bata. " kata siapa gue cemburu? " lanjut Irena.
" biasa aja kali Ren mukanya. Tuh merah kea tomat baru mateng," kataku kepada Irena.
"kayaknya gue salah mulu," kesal Irena dan langsung pergi.
" nanti ke cafe yuk, " ajak Zio kepadaku.
" boleh - boleh. Tapi ajak Irena yah? " kataku.
" okay my lily ," kata Zio sambil merangkul ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Blizz
Ficção AdolescenteMagali tidak percaya dengan yang namanya 'Cinta'. Ia selalu menganggap hal itu hanya ada di ftv atau di film - film yang suka ditonton sahabatnya. Namun bagaimana kalau ada makhluk tampan seperti Zio yang tiba - tiba...